15 (Extra!!)

6 0 0
                                    

"Huah.."

Mata tajam itu terbuka lebar. Dengan tubuh yang tegap, dia berdiri. Setelah merayakan ulang tahun Gkenca, Rey kembali pulang dan melanjutkan kegiatannya seperti sebelumnya. Bergelut dengan latihan dan rencana yang sudah dianggendakan dengan baik oleh Evan.

"Hebat juga si Evan bikin rencana, gue suka dengan rancangannya. Gue kira tuh otak isinya cuman makan, tidur sama uang doang. Ternyata, masih berguna seperti otak manusia pada umumnya.." kekeh Rey

Laki laki yang cukup dewasa itu kemudian membuka seluruh format yang tersimpan di laptopnya. Dengan teliti dia membaca dan menelaah setiap kata.

"Ini, bukannya sudah direvisi?.."

Rey mengetik dengan lihai di atas keyboard, wajahnya tampak serius. Sekilas dilihat, wajahnya memang tampak seperti anak SMA, namun lebih dewasa dan matang dalam pemikiran juga tindakan.

"Eh, Zefan chat gue dari tadi?.." gumamnya membuka isi pesan dari Zefanno

Rey mematikan ponselnya, ya laki-laki itu kembali pokus pada laptopnya yang menyala sejak 2 jam lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rey mematikan ponselnya, ya laki-laki itu kembali pokus pada laptopnya yang menyala sejak 2 jam lalu.

"Dan...Selesai. Akhirnya gue bisa ngopi juga.."

Rey turun ke ruang bawah, di sana ada bodyguard  yang selalu berjaga 24/7. Ya, memang dasarnya Rey menyuruh mereka bekerja seperti itu, tapi Rey memiliki jiwa kemanusiaan juga. Dia menyuruh mereka bergantian untuk beristirahat dan memberikan mereka hari cuti.

"Tuan, Tuan besar ingin bertemu anda.." ucap salah satu bodyguard itu berani bicara

"Katakan padanya, aku sibuk!.." Rey meneguk kopinya santai sambil duduk di sofa

Bodyguard itu terdiam sejenak. "Tapi, Tuan. Tuan besar bilang ada hal penting yang ingin dibicarakan.."

Rey menatap tajam, perasaannya tengah membara. Amarah, Kesal, dan kebencian menjadi satu saat itu juga.

Penting? anak yang dibiarkan hidup sendiri dengan tangan yang masih lemah tanpa ada rasa peduli. Hanya tangan keriput (nenek Rey) yang selalu membantu anak laki-laki itu berjalan, lantas apa hubungan semua kepentingan mereka dengan ku?

"Cuih! aku tidak sudi, katakan pada pria angkuh itu. Rey Agasta Shefthian Aska,  pembisnis ternama ini tidak memiliki waktu untuk sekedar bernafas dengan nya.." tegas Rey terdengar ancaman untuk mereka

Menunduk. Hanya itu yang mereka lakukan saat mendengar ucapan Tuan muda Rey. Takut dilempar dari pekerjaan, dan menjadi gelandangan.

"Fatih, lo pergi ke perusahaan Nyonya Gabriel dan Tuan Xafier. Aku ingin tau alasan mereka ingin menemuiku.." titah Rey

"Baik, bos!!.."

Rey tau jika orang tua tidak akan membencin anaknya. Tapi, itu tidak berlaku pada orang tuanya yang sudah meninggalkan dan menurut Rey dia di buang.

merindukan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang