12

8 0 0
                                    

~Next!..~

"Waktu itu tepat di rumah besar yang gelap , dia berlari sambir menarik sebuah pisau . wajah merah padam , tubuh berkeringat , tangan bercucuran air merah. dialah...Alfa bold"

Kediaman Glenca. 

Seorang pria bertubuh tinggi menatap tajam gadis yang juga tak kalah ganas menatapnya . Dengan sungut yang membara , dia memukul vas bunga ke lantai sampai mengeluarkan bunyi yang sangat keras.

"TIDAK!..." tegas pria itu

"Terserah ayah! aku tidak akan pernah kembali dan aku juga tidak akan menuntut harta atas diriku!..." ucap Glenca dengan nada yang tinggi

"Tuan Alden , Nona Glenca-"

"Tidak Max! dia sudah berani menentang ku , AYAHNYA! ..itu berarti dia siap keluar dari rumah ini tanpa mendapatkan harta sepeserpun!..." tegas nya dengan kejam

Glenca mengambil kertas dan merobeknya dengan kesal . Wajah cantiknya memerah , dia sangat marah.

"TUAN ALDEN , saya tidak akan menerima jika anda memberikan harta ibu saya pada wanita murahan yang anda sebut sebagai KEKASIH-ANDA!..." Glenca melempar kertas itu ke sembarang sampai berhamburan

"GLENCA!-"

"Sut......." Glenca menyimpan telunjuk di bibirnya

"Jangan berteriak Tuan Alden , anda ini adalah orang bermartabat dan terpandang . Bersikaplah seperti orang berkelas , jangan menjadi rendah seperti KEKASIHMU ITU...."

Glenca mendekati Max yang sejak tadi mengkhawatirkan dirinya . "Paman Max , simpan semua harta mama dengan baik . Aku percaya padamu.."

"Nona , saya akan ikut bersama anda untuk menjaga dan melindungi anda segenap jiwa raga ." Max serius

"Tentu , aku menginzinkannya . Kalau begitu..."

Glenca menyuruh anak buah Max untuk membawa seluruh barang barang miliknya untuk di bawa masuk ke dalam mobil .

"Jangan ada yang tertinggal..." tegas Glenca

Alden , melihat Glenca dengan wajah berpikir penuh .

"Entah kenapa.rasanya aku seakan menyesal telah mengusir putri kecilku dari rumah ini.."

Max mengajak Alden bicara  .

"Tuan , bisa kita bicara?.." tanyanya membuyarkan lamunan Alden

"Ah- , Tentu"

Alden dan Max menuju salah satu ruangan disana . Mereka masuk dan duduk saling berhadapan .

Alden tau jika Max akan mengatakan hal yang bersangkutan dengan putrinya , Glenca.

"Bisa kita mulai?.." ucap Alden dengan wajah tak sabaran

Max yang awalnya menatap tenang wajah Alden , kini berubah menjadi datar dan tampak sorot matanya menajam bagaikan pisau.

"Apa wewenang yang kau miliki hingga mengusir pewaris tunggal keluarga GAYRA , HAH?..." tanya Max kesal

"Karena Glenca sudah berani bicara buruk tentang ku , dan sebagai ayah aku juga tidak sanggup menerima hal menghina seperti itu!.." -Alden

Max tertawa , matanya semakin tajam manatap Alden . "Siapa yang berlaku buruk? Keponakan tersayangku? Glenca?..."

Alden mengerutkan keningnya "Apa itu lucu bagimu? Ah , kau tidak tau rasanya menjadi ayah yang selalu salah dimata putrinya.."

merindukan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang