13

5 0 0
                                    

Mencintai orang yang siap mencintaimu kembali adalah sebuah kebahagiaan .

Glenca keluar dari Apartemen Max , menuju loby . Gadis itu berjanji akan bertemu dengan Rey , dengan langkah yang tegas dia berjalan melewati lorong .

Polesan tipis itu memancarkan aura manis di wajah oval milik Glenca . Bibir merah yang sedikit gelap itu tersenyum , saat melihat pria yang duduk tak jauh dari tempatnya .

"Rey!.." Seru Glenca berlari menghampiri

"Jangan lari atau kau akan jatuh.." pinta pria itu membenarkan posisi duduknya .

Glenca menatap manik Rey dengan penuh semangat . Glenca memang tengah bahagia di hari yang indah ini , karena dirinya akan mendapatkan hadiah ulang tahun dari Rey .

"Kamu menunggu lama?.." tanyanya basa basi

"Tidak . Kita pergi sekarang?.."

"oh-oke" -Glenca

Rey menarik tangan Glenca berdiri . Dengan wajah yang berseri , keduanya pergi menuju parkiran .

Di tengah perjalanan , Max menghadang keduanya . Tatapannya sangat tidak bersahabat terhadap Rey , ya hanya pada Rey.

"Kalian akan berang-kat?.." tanyanya dengan wajah tegas

"iya , paman Max . Aku akan pulang nanti sore.." ucap Glenca dengan penuh semangat

"Saya akan menjaga , Glenca.  Saya janji.." ucap Rey dengan tegas

Max menyunggingkan senyuman , tampak wajah datar itu kini sedikit berubah. "Tepati janjimu , atau..."

"Ku hajar dirimu dengan tanganku!.." ancam Max di telinga Rey jelas terdengar

Rey menatap manik Max dengan tajam . lalu , mendekat . "Tenanglah paman , aku pasti menepatinya.."

Glenca menatap kedua pria yang tengah saling melayangkan tatapan sinis itu dengan wajah bingung , mereka kenapa?

"Hallo? kalian kenapa sibuk sendiri? aku masih disini loh!.." ucap Glenca melambai lambaikan tangan ingin di notes

Max dan Rey berbarengan menatap Glenca dengan manis .

"Wow , kalian kompak banget! keren , jangan-jangan ..." Glenca menjeda ucapannya

Max mengerutkan kening . "Jangan-jangan?"

"Jodoh!" seru Glenca sambil tertawa

Rey berubah masam , tampak rasa tak suka menyelimuti wajahnya . Begitu pula Max , dia menekuk wajahnya dengan berat.

"Saya normal.." -Max

"Gua juga normal.." -Rey

Gadis di depan mereka masih tertawa sambil memegangi bangian perutnya . "Aduh , cocok deh!..."

"Princes"
"Glen"

Keduanya saling bertatapan .

"Gua duluan!"
"Saya dulu!"

merindukan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang