chp 11- leon

311 59 2
                                    

Saat hari sudah mulai gelap, terlihat seseorang di tengah hutan sedang menggendong seorang perempuan. Ya perempuan yang digendongnya itu adalah clara yang masih tak sadarkan diri. Pria itu merebahkan Clara di sebuah pohon dan menggunakan jubahnya untuk menyelimuti clara agar tidak kedinginan. Lalu pria itu menyiapkan api unggun untuk beristirahat sebentar sebelum berangkat lagi.

(Kenapa pria itu tidak menggunakan sihir teleport? Karena di area itu sihir teleport tidak bekerja, dan juga karena area itu terpasang sihir yang membuat orang tidak bisa menggunakan sihir teleport)

lanjut.....
lalu pria itu berbicara kepada clara yang masih tak sadarkan diri
"Maaf ya aku membawa mu pergi Dan maaf juga aku menyerang teman mu, sebenarnya aku ngga bermaksud untuk menyerang kalian"

Pria itu tersenyum sambil menatap clara, lalu melanjutkan ceritanya
"aku tahu kamu akan menyelamatkannya karena kamu sangat mirip dengan orang itu. Orang yang membuat ku merasakan kembali kasih sayang setelah aku ditinggalkan. Orang yang menyelamatkan ku di saat aku tak punya tujuan" ucap pria itu tersenyum lalu menghentikan ucapannya sebentar untuk menyiapkan api unggun

Setelah itu dia menatap langit malam dan melanjutkan ceritanya
"Dia sangat peduli dan sangat baik hati. saking peduli dan baiknya, dia menyelamatkan seorang anak yang menangis sendirian di tengah hutan, padahal dia tidak tau itu anak siapa. Dan Dia juga begitu bodoh. saking bodohnya, dia menyelamatkan anak itu, anak yang tidak tau berterimakasih padanya setelah dia selamatkan anak itu. Padahal dia sudah merawat anak itu selama tiga tahun lamanya dan dia merawat anak itu seperti anaknya sendiri. Tetapi anak itu pergi meninggalkannya, anak yang dia selamatkan itu pergi saat umurnya masih lima tahun....." dia terdiam sebentar Sambil menatap api unggun

"Dan di saat anak itu kembali kepadanya, semuanya sudah terlambat....." Dia terdiam sebentar lalu merenung

"orang yang menjadi rumahnya itu telah pergi selamanya. Yang tersisa hanyalah sebuah surat wasiat dan sebuah cincin. Wasiat yang berisi permohonan untuk menjaga harta nya yang tersisa"

"Hahh~" pria itu senyum dan menghela nafas

"Anak itu juga bodoh, bodoh karena meninggalkan orang yang telah merawatnya dengan alasan ingin sekolah. Padahal saat itu umurnya belum mencukupi untuk sekolah"

"Bodoh kan" ucapnya terhenti sambil menatap clara

Dan mengalihkan pandangannya lagi ke api unggun, lalu lanjut bercerita
"Seharusnya anak itu tidak pergi meninggalkannya, seharusnya anak itu tetap bersamanya. Namun, mau bagaimana lagi nasi telah menjadi bubur. Sekarang yang di dapatkan anak itu hanya penyesalan di hidupnya karena telah meninggalkan orang yang dia sayangi" lanjutnya bercerita dan tak terasa sudah ada tetesan air membasahi pipinya

"Sekarang anak itu telah dewasa dan mengetahui kebenaran tentang kematian orang yang merawatnya itu" ucapnya lagi sambil menghapus airmata nya

"Maka dari itulah, anak itu sekarang sudah bertekad tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi untuk kedua kalinya. Anak itu juga berjanji untuk menjaga, dan melindungi hartanya yang tersisa. Dan harta yang dia dimaksud yaitu kamu Clara" ucapnya tersenyum sambil menatap clara yang masih tak sadarkan diri

"Yah.... itu saja yang ingin aku bicarakan denganmu, sekali lagi maaf ya aku membawa mu pergi. aku tidak bermaksud jahat aku hanya memenuhi wasiat orang itu dan juga aku ingin menebus kesalahan leluhur ku dulu" ucapnya pada Clara yang tak sadarkan diri

"Hmm sepertinya sudah cukup istirahatnya, hari juga sudah mulai gelap pasti banyak binatang buas berkeliaran. sebaiknya kita segera pergi dari sini" ucapnya pada dirinya sendiri sambil mematikan api dan menghilangkan jejaknya, lalu dia mengangkat Clara yang masih tak sadarkan diri itu untuk pergi dan mereka pun melanjutkan perjalanannya.

MAGIC HOUR:The mystery of lost history Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang