8

54 4 0
                                    

Hari minggu Januar masih tidur di kasurnya,tubuhnya masih di dalam selimut yang hangat,tirai kamar masih ditutup rapat.

Ia ingin tidur lebih lama lagi,tiba-tiba suara tarikan tirai terdengar,silau matahari terasa di kelopak mata,Januar pun membuka matanya.

"Bangun udah siang"Suruh seseorang perempuan yang sangat Januar kenali suaranya.

Januar mengucak-ucak matanya dan akhirnya ia bisa melihat jelas siapa wanita yang membangunkannya"Sayang? ngapain kamu disini?"Tanya Januar kepada Neira.

Neira pun duduk di kasur Januar"Kamu sendiri yang nyuruh aku dateng buat bangunin kamu"Jawab Neira.

"Emang iya? perasaan ga deh"Bingung Januar menggaruk-garuk kepalanya.

Neira menghelakan napasnya"Pas kita lagi Call,kamu bilang ke aku katanya aku harus bangunin kamu besok jam 9,katanya kamu ada tanding futsal,ya aku kesini lah"Jelas Neira.

"Ahhh iya benerr,maaff aku baru inget"Januar yang baru ingat.

Neira pun tersenyum,ia merapihkan rambut Januar"Udah mandi gih,sarapan dulu baru kita berangkat"Printah Neira,Januar mengangguk dan langsung turun dari kasur dan pergi ke kamar mandi.

Neira hanya menggeleng-geleng lalu ia membereskan kasur Januar yang sangat berantakan.

Di meja makan ada Neira,Januar dan Lala yang ikut sarapan,suasana hening,Lala juga masih marah dengan Januar.

"Aku duluan"Lala langsung pergi menaruh piring kotornya dan langsung masuk kamar.

Neira dan Januar hanya diam,Lala memang tidak menyukai Neira sejak awal,Lala sangat membenci Neira,tetapi Januar tidak peduli karena ia sangat menyayangi Neira.

Januar dan Neira sedang berjalan menuju pertandingan,Januar masih lemas karena nyawanya yang belum terkumpul penuh.

"Udah gih masuk,aku biasa nonton di paling depan"Suruh Neira.

"Hug?"Januar membuka tangannya,Neira pun tersenyum lalu memeluk Januar.

"Udah sanaa"Januar pun masuk,Neira juga akhirnya pergi untuk menonton Januar di tempat duduk penonton.

Malam hari Januar pulang ke rumah dengan perasaan yang sangat bahagia karena ia sudah menang ia juga pergi jalan-jalan bersama kekasih tersayangnya.

Januar membuka pintu rumah,ia langsung melihat Lala yang sedang bermain UNO Stacko Balok bersusun dengan Vian.

"Wleee lu kalahh lagiii"Ledekk Lala dengan jawah bahagia.

Saat sadar Januar pulang Lala langsung berdiri"Vian mau nginep disini,Ibunya sama Kak Dean pergi ada urusan sesuatu"Jelas Lala.

Januar mengangguk"Anggep rumah sendiri ya"Ucap Januar lalu pergi menuju kamarnya untuk bersih-bersih.

Januar sedang menaruh fotonya bersama Neira tadi di dalam bingkai,foto pola roid yang di taruh dengan rapih oleh Januar.

Tok..
Tokk...
Tokk...
"Kak Nunu"Panggil Vian.

Januar pun membuka pintu kamarnya"Iya? ada apa?"

"Itu,Lala nyuruh Kak Nunu buat makan malem,tapi kalo Kak Nunu ga mau ga papa ko,Vian bisa bilang ke Lala"

Januar tersenyum"Ayok"Januar pun merangkul Vian menuju meja makan.

Januar melihat banyak makanan yang ia sukai"Ini hari apa dah? Ko banyak banget makanannya"Heran Januar.

Mereka bertiga pun duduk,Januar mengambil daging ikan lalu memakannya,ekspresinya berubah"Wahhh ini siapa yang masak?"

"Aku lahh,ga sii Vian yang masak,aku mah cuman nyicipin doang"Jawab Lala.

"Enakk bangett,makasii udah masakin"Ucap Januar tersenyum lalu menyantap makanannya lagi dengan lahap.

Vian tersenyum lega karena Januar menyukai makanannya,ia melihat pipi Lala dan Januar yang sangat penuh dengan makanan dan membuat pipinya menggelembung.

Setelah makan bersama mereka bertiga lamgsung bermain-mainan yang Lala punya,mereka juga sempat menonton bersama.

Karena besok sekolah akhirnya mereka harus tidur,Januar meminta Vian untuk tidur bersamanya karena tidak mungkin juga Vian harus tidur dengan Lala atau pun kamar tamu,Januar takut Vian ketakutan.

Januar sedang bermain game,Vian yang baru saja keluar dari kamar mandi karena harus ganti pakaian.

"Kak Nunu mending Vian tidur di sofa aja yaa"Ucap Vian.

Januar yang bermain game langsung berhenti"Ga us-wow"

"Kenapa Kak Nunu?"Tanya Vian bingung karena pas Januar melihatnya langsung terdiam melongo.

"Oh ga,ga papa ko,udah di sini tidur sama gua aja,kalo ga mau tuh sofa gua buang"Ucap Januar.

Vian pun akhirnya menurut dan tidur di pinggir Januar,Januar hanya bisa meneguk ludahnya karena ia melihat Vian yang menggunakan kaos oblong dengan celanan pendek yang hampir tidak kelihatan.

Januar mematikan lamputnya dan ia sesekali melirik Vian yang membelakanginya,terlihat leher putih yang membuat Januar lagi-lagi meneguk ludahnya.

Tiba-tiba Vian tidur menghadap Januar,Januar pun kaget ia hanya diam,ia bisa melihat jelas wajah cantik Vian.

Januar melihat bibir Vian yang pink merona,ia teringat dengan Vian yang menciumnya waktu hari itu.

Januar menggelengkan kepalanya,ia pun mencoba untuk tidur,tetapi rasanya sulit karena dipikirannya hanya Vian.

Kakel Itu Pacarku || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang