26. Let's See, Little Bunny

3.9K 192 21
                                    

__ooOoo__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__ooOoo__

Hazel duduk seorang diri di salah satu meja yang sudah ia pesan, untuk makan malam berdua dengan Helia.

Di atas meja, sudah ada kue ulang tahunnya. Dan jangan lupakan tangan kanannya, sedari tadi memutar kotak cincin warna merah yang selalu di genggamnya. Sayangnya malam ini Helia tidak datang. Ia bisa membayangkan, Helia mungkin tengah bahagia dengan keluarga Sagara.

"Miris." Batin Hazel mengasihi dirinya sendiri.

Hazel akhirnya memilih pergi dari restoran itu. Kue yang akan ia tiup lilinnya bersamaan dengan Helia, justru kembali di bawa pulang, beserta dengan bunga matahari kesukaan Helia, yang hendak di peruntukkan untuk wanita itu meski gagal. Ia berjalan lesu saat keluar dari restoran. Bahkan saat di sapa pelayan ia tak menggubrisnya.

Hazel memilih untuk memberikan kue besar yang masih utuh itu pada seorang pengemis, yang tak sengaja berpapasan dengannya.

"Tapi nak? Bukannya ini kue yang spesial di hari ulang tahunmu?" tanya seorang pengemis pria paruh baya itu.

"Tidak ada yang spesial, sementara orang yang selalu aku nantikan kehadirannya tidak pernah datang." Balas Hazel membatin.

"Itu untuk bapak saja." Balasnya kemudian.

"Terima kasih, apa boleh saya langsung memakannya disini?" tanya pengemis itu seolah minta izin.

"Tentu, silakan menikmatinya." Sahut Hazel seraya tersenyum cukup manis. Ia kembali melanjutkan langkahnya. Meninggalkan pengemis yang tampak sangat bahagia usai mendapatkan kue ulang tahun sebesar itu untuk pertama kalinya.

"Senang melihatnya." Ucap Hazel, saat berbalik menatap pria paruh baya itu barang sejenak.

Di seberang jalan, Helia membungkam mulutnya dengan kedua tangan yang saling bertumpu, air matanya meluruh deras. Ia memperhatikan Hazel yang berjalan di pinggir jalan sendirian. Di tangannya ada bunga matahari. Dan Helia sangat tau, kalau bunga matahari itu akan di peruntukkan untuknya.

Ya, setiap Hazel ulang tahun, pria itu pasti tak pernah luput untuk memberikan bunga matahari padanya. Padahal yang seharusnya memberi hadiah itu dirinya, tapi bagi Hazel... Entah itu hari spesialnya atau bukan, ia pasti akan membawakan hadiah dan bunga matahari untuk seorang Helia Nakapara.

"Selamat ulang tahun, Hazel..." ucap Helia tulus, lirih, namun di iringi air mata yang bercucuran tanpa henti.

"Kenapa tidak menemuinya?" tanya Zion yang sedari tadi, berdiri bersender di salah satu dinding toko, seraya bersendekap dada. Dan menatap datar pada drama sedih yang di alami calon istrinya.

"Gue nggak akan mempermasalahkan kalo lo mau menemuinya, asal jangan bertindak kelewat batas." Tutur Zion mengizinkan, namun di selingi peringatan.

ZION'S INFERNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang