You can find me on my insta @eareind_nov
Bantu ramein nstagram aku guys, soalnya aku setiap hari suka bikin story ig tentang wattpadku, dan komenan kalian juga selalu aku share di story ig ku
Sama, jangan lupa follow ya
__ooOoo__
Gagal. Helia nyaris senang kalau anaknya keguguran, nyatanya itu hanyalah pendarahan biasa. Dan sekarang? Ia menatap jengah pada layar USG yang tengah menunjukkan perkembangan janin dalam perutnya.
Sementara Zion. Pria itu duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Pandangannya menatap antusias pada perut Helia lalu beralih ke sebuah layar USG.
"Janinnya aman kok, dan pendarahan seperti ini sudah biasa terjadi." Jelas dokter tersebut seraya beralih ke meja kerjanya, karena pemeriksaan pada Helia sudah selesai.
Zion bernafas lega mendengarnya. Ia sekarang berlagak layaknya suami. Sangat aneh, bagi Helia. Dan Zion benar-benar berbeda.
Entah apa yang ada di pikiran pria itu, sampai terlihat begitu senangnya saat tau kalau anaknya tidak jadi keguguran.
"Mas nya habis jenguk adek bayi? Kenapa bisa pendarahan tiba-tiba?" tanya dokter itu, seketika Helia langsung merasa canggung, kedua pipinya kontan merona sempurna.
Sementara Zion, pria itu tersenyum tipis. "Bahas ini yang di tunggu-tunggu." batin Zion.
Otaknya sedang membayangkan menjenguk adek bayi yang ada dalam perut Helia, namun apalah daya dirinya yang sekarang sering di musuhi oleh Helia, bahkan tak memiliki kesempatan untuk menjenguk dedek bayi nya.
"Ah enggak dok. Tadi cuma kecelakaan kecil aja, dan karena itu saya mengalami pendarahan..." jelas Helia gugup.
"Tapi kalian sering melakukan seks?" tanya dokter itu.
Jangan tanyakan apakah Helia baik-baik saja dengan pertanyaan itu, jawabannya tidak! Ia malu setengah mati sekarang.
"Ti__dak."
"Jarang dok. Karena saya khawatir sama anak saya, jadi kami tidak berhubungan seks." Tukas Zion cepat, sama sekali ia tak memberikan waktu untuk Helia menjawab.
Dan jangan lupakan tangan Zion sekarang. Di balik sekatan meja, tangan besarnya nakal, merayap mengusap perut Helia, lembut.
Helia sudah menghempaskan tangan Zion, namun pria itu kekeh mengelus perutnya. Hingga akhirnya Helia pasrah. Untuk sekarang saja, Helia memperbolehkan Zion menyentuh perutnya. Ia biarkan Zion mengusap-usap halus perutnya yang mulai membuncit. Bertindak layaknya suami istri, meski nyatanya itu mustahil.
Di sisi lain, Helia sudah merencanakan apa yang harus di lakukannya pada Zion, setelah pulang dari rumah sakit ini. Jelas saja menghajarnya. Karena sudah berani menyentuh perutnya, seakan pria itu tengah memanfaatkan keadaan.
Dokter itu mengangguk, ia lalu mengatakan. "Sebenarnya tidak masalah kalau melakukan seks di trimester pertama, dari usia 1 minggu sampai 14 minggu, tapi ya gitu kalau bisa jangan ganas-ganas kalo jenguk dedek bayinya."
"Tapi di anjurkan untuk berhubungan seks nggak dok ketika istri saya sedang hamil?"
Helia langsung mencubit tangan Zion. Ia tak suka dengan pertanyaan itu, dan seharusnya percakapan mengganggu ini di sudahi.
"Boleh. Kecuali kalau usia kandungan di atas 14 minggu, baru mas nya harus puasa sampai mbak Helia nya usai melahirkan." Jawab dokter tersebut. "Satu lagi, selama tiga hari dari sekarang jangan dulu berhubungan ya. Dan Mas Zion harus sabar."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZION'S INFERNO
Romance[DARK ROMANCE STORY] Zion pernah bertemu dengan gadis kecil, namanya Helia. Ia bertemu Helia saat acara pertunangannya berlangsung. Ia mengingat sosok gadis kecil itu, hingga waktu mempertemukan mereka kembali, namun gadis itu bukan lagi pelayan mel...