41. Sweet Proposal

1.4K 100 16
                                    

"Kamar Helia ada di lantai satu. Bukan disini." ucap Zion membawa langkahnya ke depan pintu kamar. Membukanya untuk wanita itu.

Hera secepat mungkin merapikan handuk putih yang melilit tubuhnya. Jujur saja ini memalukan, tapi demi misi yang memuaskan ia tak masalah kalau harus menjatuhkan harga dirinya. Setidaknya Zion Gelvara tidak terlalu buruk, daripada pria jahat yang sempat ia goda beberapa waktu yang lalu.

Hera melangkah tergesa-gesa menuju pintu. "Yakin nih mau ngusir? Padahal kita udah—"

"Keluar!" perintah Zion, tegas, tak bisa dibantah.

"Bukannya ini kamar Helia?" Hera bertanya, ragu.

Zion merotasikan bola matanya malas. Berapa kali ia harus menjelaskan kalau Helia pindah kamar.

"Ah jangan salah paham, aku lihat di walk in closet banyak pakaiannya Helia, soalnya," ucap Hera memperjelas alasan kenapa dirinya kekeh masuk di kamar itu.

Sayangnya, Hera tak mendapat tanggapan dari Zion, yang ia dapatkan hanyalah tatapan tajam yang siap mengulitinya hidup-hidup.

Hera tersenyum canggung, menunjuk ke belakang dengan ibu jarinya. "A-aku pergi dulu—"

Brakk!

Bantingan keras pintu adalah jawaban dari Zion. Tentu saja, Hera terkejut. Padahal baru satu langkah ia berada di luar pintu, namun sudah di hadapkan dengan pemandangan kasar seperti itu.

Gimana dia bisa merebut Zion. Kalau targetnya sedingin dan sekasar itu?

Oke, kalau gampang menyerah itu bukan Hera. Wanita itu akan keras kepala dan menjalankan misinya. Toh, keduanya sudah...

Belum melangkah turun dari tangga. Pintu kamar Zion di buka, tas putih dan baju Hera di lemparkan kasar ke lantai.

"Your fucking shirt and bag! Take them, or I'll burn them on your fucking face!" ucap Zion sangat tidak ramah. Dan kembali di susul pintu yang di tutup kasar, sampai memekikan telinga Hera.

Hera menatap kesal pada pintu besar yang tertutup di depannya seraya mengelus dada. Geleng-geleng kepala, menatap tak percaya kalau targetnya kali ini adalah pria kaya yang tidak beretika.

Seorang boss yang harusnya bersikap penuh wibawa, namun justru sekasar ini? Bahkan ia yang pernah di jadikan selingkuhan pengusaha kaya raya, bahasa yang mereka gunakan baku dan masih terdengar sopan di telinganya, meski tengah bicara kasar.

 "Astaga! Apa dia juga bersikap sekasar ini sama Helia? Pantas saja Helia nggak betah! Untung aja kaya, kalo nggak? Ya kali mau sama mas-mas terperamental." gumam Hera seraya berdecak kesal.

Di dalam kamar. Zion mengusap wajahnya kasar. Untung saja di kamar itu tidak ada Helia. Kalau ada Helia, sudah jelas calon istrinya itu pasti salah paham.

Sialan! Bagaimana bisa Helia berteman dengan wanita seperti Hera yang murahan? Bahkan menggodanya terang-terangan, memperlihatkan seolah wanita itu tak memiliki harga diri sedikitpun. Membuat Zion mau menginjak-injaknya sampai hancur sekalian!

Zion meraih ponselnya di atas nakas. Ia lalu mengirimkan pesan pada Helia. Apalagi ia baru saja mendapat kabar dari salah satu bawahannya kalau Helia sedang belanja, bersama temanya.

Zion Gelvara

Kalau selesai belanja kabarin, biar aku jemput.

Lil Bunny

Nggak usah. Ini udah mau pulang.

Zion Gelvara

ZION'S INFERNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang