SZ. 9

51 46 4
                                    

FOLLOW IG AKU:butterpen_ untuk info-info ceritaku & risssss_dd untuk kenali aku lebih dekat.

Jangan lupa follow akun wattpad ku sebelum baca💕

! koreksi taypo

Happy reading 💞

🤍🤍🤍

Pagi hari berganti.
Pukul tujuh lewat tiga puluh menit Zalynd dan yang lain telah bangun. Mereka duduk santai di depan tenda, menghadap pemandangan langit di pagi hari yang indah.

Udarah yang masih sangat dingin membuat mereka membalut tubuh dengan jaket tebal. Cuaca yang dingin paling pas dengan minuman hangat, jadilah mereka menyeduh tes panas untuk mengurangi dingin.

"Mantap sih ini, dingin gini minum teh anget di puncak gunung." ucap Widan seraya menyeruput teh nya.

"Eh lo semua tau gak, semalam gue gak bisa tidur nyenyak gila!" seru Widan.

"Lah, napa dah?" tanya Fian.

"Nih dua curut anjir, gak bisa tenang tidurnya." Widan menunjuk Cakra dan Zaksa.

Mereka tidur berpasangan. Para cewek-cewek ada yang dua orang setenda dan ada yang tiga.
Laki-laki tiga tenda, dua tenda ada Rafan dan Fian, lalu Widan bersama Cakra dan Zaksa. Tadinya mereka akan berdua tiap tenda namun Dika tidak mau dan memilih tidur sendiri.

Karena hanya tenda Zaksa dan Cakra yang cukup untuk menambah satu orang lagi, Widan terpaksa tidur bersama mereka.

"Yaudah lo tidur di luar aja." ceplos Rafan. Mereka pun terbahak mendengar ucapan Rafan.

Dengan wajah nelangsanya Widan berucap,"Tega benar lo semua. Teman sendiri anjir."

Widan menatap Dika dengan tatapan memohon. "Dik, ayolah, biarin gue tidur sama lo ya,"

"Gak."

"Udalah Dan, jalanin aja dulu, tinggal semalam juga." ucap Vanka.

"Biasa aja elah Dan, lebay lo." celetuk Zaksa.

Widan menatap sinis pada Zaksa."Lebay matamu!"

Perdebatan mereka terus berlanjut dan Zalynd juga yang lain hanya menonton perdebatan mereka.

🤍🤍🤍

Sore harinya
Zalynd baru saja menghabiskan mie-nya yang ia buat. Ia berdiam diri di dalam tenda sendiri, sedangkan teman-temannya di luar.

Dapat ia lihat beberapa orang yang berdatangan. Sore ini lumayan banyak pendaki yang baru sampai, ada juga beberapa yang mulai pulang.

"Zalynd ayok keluar!" terdengar suara Eva yang berteriak dari luar.

"Males ah." sahut Zalynd, ia kembali mengotak-ngatik handphonenya, ntah apa yang ia buat.

Tiba-tiba Vanka muncul dari balik tenda. "Ayol keluar, bentar doang buat foto,"

Zalynd berdecak malas tapi tetap berdiri."Yaudah ayok."

Mereka berdua keluar dari tenda. Zalynd langsung disuguhkan pemandangan langit dengan matahari hampir tenggelam yang sangat indah. Jika ia tidak keluar pastinya ia akan menyesal karena tidak mengabadikan pemandangan indah ini.

Zalynd bersama Vanka berjalan bersama menuju teman-teman mereka yang berkumpul di dekat tebing —sedang bergantian berfoto-foto. Orang-orang yang datang juga sibuk mengabaikan momen.

She is Zalynda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang