SZ.16

8 7 0
                                    

FOLLOW IG AKU:butterpen_ untuk info-info ceritaku & risssss_dd untuk kenali aku lebih dekat.

Jangan lupa follow akun wattpad ku sebelum baca💕

! koreksi taypo

Happy reading 💞

🤍🤍🤍


Suara gelak tawa dan canda terdengar di dalam basecamp. Sekarang tempat itu lebih ribut dari sebelumnya. Mereka saling melempar canda sambil memakan cemilan yang mereka beli saat menuju ke sini.

Disaat yang lainnya sedang bercanda, Rafan hanya diam saja. Kalau Dika tidak usah ditanya, sudah pasti dia hanya mendengarkan dan tertawa singkat.

Tidak biasanya Rafan diam seperti ini. Sudah semingguan lebih ia banyak diam dan sangat jarang kumpul dengan Widan dan yang lain.

Mereka pun saling pandang saat melihat Rafan yang hanya diam menatap sesuatu ditangannya.
Cakra pun memberi kode pada Widan untuk bertanya apa yang terjadi pada Rafan.

"Fan." panggil Widan. Namun karena asik melamun, ia tidak sadar dengan panggilan Widan. Bahkan dia tidak sadar sekarang mereka semua diam dan menatap dirinya.

"Rafan." panggil Widan sekali lagi dengan sedikit keras. Dan berhasil. Rafan menatap mereka dengan bingung saat melihat mata mereka semua tertuju padnya.

Dengan bingung ia bertanya,"Kenapa?"

"Lo yang kenapa?" balas Cakra.

"Gue?" tunjuk Rafan pada dirinya. "Emang gue kenapa?"

"Lo aneh akhir-akhir ini. Banyak diamnya sama udah jarang kumpul." ujar Cakra dan diangguki
oleh mereka semua.

"Ada masalah Fan?" tanya Dika.

Rafan mengehela nafas pelan. Ia rasa memberitahu teman-temannya tidak buruk. Setidaknya ia bisa membagi cerita.

"Jadi sebenarnya-" ucapan menggantung Rafan membuat mereka gregetan. Ia masih ragu mau memberitahu atau tidak.

Rafan mengembuskan napas sekali lagi. "Sebenarnya gue diteror."

Ucapan Rafan membuat mereka diam karena kaget. tapi sedetik kemudian,"APAA!!!" teriak mereka semua berbarengan. kali ini termasuk Dika. Mereka semua kaget mendengar ucapan Rafan.

"Gimana Fan? Diteror?"

"Kok bisa sih?"

"Di teror siapa woi?"

"Serius lo? Sejak kapan gila?!

Mereka terus bertanya dengan penasaran juga bingung. Rafan pun meminta mereka untuk tenang dan mendengarkan penjelasannya.

Kemudian, Rafan mulai menjelaskan tentang pertama kali dia diteror dan seperti apa. Ia menceritakan hampir semua kecuali tentang foto itu. Dia memberitahu kalau sudah dua minggu ini hampir setiap hari dirinya mendapat teror.

Rafan juga menjelaskan kalah semalam dia kembali mendapat teror dan ia mendapatkan pesan di sebuah kertas. Dan pesan tersebut berupa teka-teki. Dia tidak tau itu tentang apa atau siapa.

"Gila." Widan menatap tak percaya dengan semua cerita Rafan. Tentu mereka semua kaget karena ini bukan masalah sepele. Hal ini jika dibiarkan akan bisa mengganggu kejiwaan.

"Lo bawa kertas itu Fan?" tanya Eva.

Rafan mengangguk lalu mengeluarkan kertas
itu dari saku celananya dan memberikannya pada mereka. Eva mengambil kertas itu dan menaruhnya di atas meja agar mereka
semua dapat membacanya.

She is Zalynda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang