Aziel berada di kamarnya penampilannya hari ini terlihat lebih sederhana dari biasanya, dia memang sengaja memakai pakaian yang lebih sederhana hari ini karna dua akan pergi keluar bersama dengan Kael, terlihat Kael sedang membawa sebuah juba di tangannya dan setelahnya pemuda itu segera memasangkan juba itu pada Kael kini mereka siap untuk pergi.
"Kereta kuda sudah di siap, apa kita akan pergi sekarang?" kata Kael setelah selesai memasangkan juba milik Aziel.
"Ya"
"Baik"
Mereka berdua keluar dari kamar mereka hari ini akan pergi ke kota untuk melihat keadaan kota yang berada di bawah kekuasaan keluarga Vincent.
Kereta kuda terlihat sudah siap membawa mereka kemana saja saat mereka baru keluar dari mansion Evant terlihat menemani mereka hingga di kereta kuda.
"Hati-hati Tuan muda" Ujar Evans terlihat khawatir karna Aziel yang menolak untuk membawa pengawal bersana dengannya padahal Evans sudah mempersiapkan beberapa orang pengawal untuk pergi bersama Aziel sebelumnya tapi dengan keras Aziel menolaknya di bersikeras akan pergi hanya berdua saja dengan Kael yang menemani disisinya.
"Aku hanya pergi kekota sebentar, semua akan baik-baik saja meski aku pergi tanpa pengawal, tenanglah Evans jangan khawatir" ujar Aziel meluhat kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah Evans.
"Tapi tetap saja harusnya anda membawa beberapa pengawal jika anda tak ingin melihat anda dengan khawatir seperti ini, biar bagaimanapun saya bertuga untuk menjaga anda saat ini selama Duke muda tak ada disini" kata Evans lagi masih mencoba membujuk Aziel untuk membawa beberapa pengawal bersamanya.
"Sudah cukup... aku tahu dan aku akan baik-baik saja, Ayo pergi Kael" kata Aziel lagi.
"Ya" jawab Kael akan naik kekereta kuda.
"Kael ingat jaga Tuan muda baik-baik, jangan perna lepaskan pandanganmu dari beliau sedikitpun" ujar Evans lagi setelah Kael telah berada di dalam kereta kuda.
"Baik" jawab Kael sebelum menutup pintu kereta.
Setelahnya mereka pun berangkat ke kota Valsent kota terbesar yang berada dibawah kekuasaan keluarga Vincent, kota dengan keamanan yang tinggi karna itulah kota ini begitu damai sangat jarang adanya tindakan kriminal juga di kota ini tentu saja semua itu di karnakan keamananya yang sangat baik membuat semua penduduk bisa hidup dengan baik di kita ini dan semua itu berkat kekuasaan Vincent yang menopang kota itu.
Tapi itu semua bukan yang ingin dilihat dan dicari oleh Aziel saat dirinya pergi ke kota saat ini, tujuan jtama Aziel adalah markas sebuah Guild informan yang beramarkas di kota Valsent, guild itu ia ketahui dari yang di bacanya di novel di sana di katakakan guild adalah organisasi yang sangat berpengaruh dalam cerira novel itu hingga akhir cerita.
Koraki guild itulah nama dari guild tersebut Aziel berniat untuk mendapatkan kepercayaan guild itu agar mereka mau bekerja untuknya di masa depan dan kini Aziel dan Kael telah sampai di kota Valsent Aziel dan Kael yang memakai jubah bertudung menutupi tubuh hingga kepala mereka berjalan berdampingan, Kota yang mereka lihat benar-benar tampak damai, semua orang terlihat melakukan aktifiras merekan dengan baik dan semangat.
"Sepertinya dunia banyak perubah sekarang" ujar Kael yang melihat dunia yang dia tahu benar-benar terlihat sangat berubah saat ini, Dulu saat sebelum dia tidur panjang tak ada yang namanya Manusia yang bisa hidup dengan damai seperti ini yang ada hanya ketakutan yang di miliki oleh mereka karna keberadaan makluk yang menjadikan manusia sebagai mangsa mereka, meski saat ini juga masih ada sisa-sisa dari makluk-makluk buas itu tapi bedahnya kini Manusia sudah bisa untuk melawan makluk-makluk itu dari mulai Iblis sampai moster para manusia dengan kukatannya mereka bisa memukul mundur makluk-makluk itu hingga kini terciptalah kedamaian yang bisa di rasakan oleh manusia seperti saat ini.
"Tentu saja memang sudah berapa ratus tahun kau tertidur... dunia tentu saja sudah berubah" jawab Aziel.
"Lalu kemana kita akan pergi sekarang?" tanya Kael karna belum mengetahui tujuan tampat yang ingin Aziel kunjungi.
"Kita hanya akan melihat-lihat daerah ini untuk mengetahui apa yang terjadi dengan wilayah ini" jawab Aziel.
Mereka memutuskan turun di balaikota dan bertujuan memeruskan perjalan mereka berkeliling kota dengan berjalan kaki untuk melihak keadaan kota dengan cara berbaur dengan masyarakat yang tinggal di kota Valsent.
Mereka berdua berjalan mulai dari balai kota, perumahan penduduk, pertokohan hingga pasar yang merupakan tempat paling ideal yang dikatakan jika menginginkan sebuah informasih soal suatu tempat maka datanglah ke pasarnya.
'Oh ini tak jauh berbedah dengan dunia asalku berada' batin Aziel melihat kehidupan bermasyarakat yang ada di hadapanya.
Mereka sedang ada di pasar yang mana pasar di sini juga terlihat tak jauh berbedah dengan kehidupannya sebelumnya banyak pedagang makanan, buah dan lain sebagainya yang dengan senantiasa menarik pelangan untuk membeli dagangan mereka.
Dilihat dari apa yang Aziel lihat sedari tadi kota ini masih terlihat sangat tenang dia tak tahu daerah mana yang berada di wilayah Vincent yang bermasalah seperti yang ia dia dengar karna itu sepertinya dia harus memeriksa semua daerah satu persatu jika ingin menemukannya.
Saat sedang asik jalan-jalan di pasar kembali Aziel mendengar desas-desus yang sebelumnya di bicarajan oleh pelayan di rumshnya kini di bicara kembali oleh orang-orang yang ada di pasar itu.
"Oh... apa kau sudah dengar soal itu?"
"Apa?
"Katanya akhir-akhir ini terus bermunculan kasus orang hilang"
"Oh... itu... maksudmu yang terjadi di darah Fallmut kan?"
Mendengar percakapan itu Aziel datang menghampiri dua orang pedang yang sedang bergosip itu untuk bertanya apa yang sebenarnya terjadi karna di dalam novel yang dia baca tak di ceritakan secara menyeluruh apa yang terjadi pada wilayah Vincent hingga di masa depan nanti wilayah ini akan benar-benar jatuh di bawah kekuasaan kerajaan dengan segala macam hal yang menghancurkan wilayah Vincent dan Aziel tak bisa membiarkan hal itu terjadi karna wilaya ini adalah wilayah milik keluarganya dan juga salah satu penyebab kakaknya akan menjadi penjahat nantinya juga jarna melihat wilayah keluarganya hancur di bawah kekuasaan kerajaan.
"Permisi... apa bisa kalian ceritakan sekali lagi apa yang kakian bicarakan barusan itu" kata Aziel begitu dia sudah berada di dekat dua orang yang sedang bergosip barusan.
"Asataga... kau mengejutkan kami" tanggap dua orang itu yang memang nampak terkejut dengan keberadaan Aziel dan Kael yang tiba-tiba mendekati mereka.
"Kalian bilang ada apa tadi di daerah Fallmut?" tanya Aziel lagi.
"Ahh... Itu... kami dengar belakan ini beredar rumor bawah banyak orang hilang di daerah Fallmut... ada yang bilang jalau mereka yang hilang adalah orang-orang yang akan di jadikan bahan percobaan untuk membuat senjata manusia..."
"Percobaan? Senjata manusia?"
"Ya... itulah rumor yang beredar dan katanya lagi tahun ini korban hilang lebih banyak dari tahun sebelumnya"
"Tapi itu semua hanya rumar saja jami tidak tahu apakah itu benar atau tidaknya" Itulah yang di katakan oleh kedua pedagan yang Aziel temui itu.
Mendengar kata percobaan san senjata manusia Aziel akhirnya teringat akan satu bagian dari novel yang dia baca yang terlupakan olehnya latar belakan dari cerita novel PERJALANAN PALAWAN YANG TERASINGKAN adalah berada di kerajaan Alkana damai tapi ada daerah yang menjadi daerah paling bermasalah nantinya yang sulit untuk di tangani oleh kerajaan Alkana meski berada di dalam kekuasaan mereka daerah itu adalah daerah Fallmut, di katakan itu adalah daerah yang nantinya akan di kuasai seuatu organisasi kriminal meski kriminal didikatakan itu masih di bawah perinta kerajaan san kerajaan mengetahui dengan baik kejahatan oraganisasi itu tapi dia biarkan saja oleh mereka karna tentara yang mereka ciptakan bisa mengunyungkan kerajaan juga, Ya itu adalah percobaan membuat manusia sebagai senjata untuk milliter.
"Ini tidak bisa di biarkan" gumam Aziel sambil pergi belalu bersama Kael.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhir
General FictionHaru yang kelelahan setelah pulang dari kerjanya lemburnya jatuh dan meninggal saat akan pulang dari kantornya, lalu tampa sadar saat dia terbangun dia justru terbangun bukannya di sebuah rumah sakit tapi justru di sebuah kediaman salah seorang bang...