"Ayo kita pergi ke ibukota bersama"
"Apa maksudmu?! Ibukota? tapi kenapa?"
Kini mereka telah berada di ruang tamu disana sudah terhidang makanan ringan seperti kue kering ada juga Teh untuk menemani percakapan mereka.
Karna ini percakapan hanya antara Shene dan Aziel tak ada seorangpun yang menganggu semua orang di minta untuk meninggalkan mereka berdua saja bahan Kael pun berdiri sangat jauh agar tak menganggu hanya untuk menjaga Aziel karna itu memang tugasnya.
"Jika kau juga tinggal di Ibukota aku tak perlu lagi terlalu khawatir soal dirimu... setidaknya aku bisa menemuimu setiap akhir pekan untuk memastikan dirimu karna kita berada di kota yang sama" terang Shene atas keinginannya memboyong Aziel untuk ikut ke ibukota kerajaan bersama dengannya.
"....."
"Kau tak perlu khawatir keluarga kita juga memiliki Mension di ibukota kau bisa tinggal di sana sampai aku lulus akademi, jika mau kau juga bisa memasuki akademi yang sama denganku di tahun berikutnya...
"Kak... tunggu... tunggu sebentar...." Ujar Aziel panik segera menghentikan Shene untuk berbicara lebih banyak lagi, dia tahu Shene sedang sangat mengkhawatirkannya tapi dia tak bisa meninggalkan wilayah Vincent kosong begitu saja tanpa dirinya, jika hal itu terjadi maka yang akan terjadi di novel pada wilayah ini pasti akan terjadi yaitu kehancuran wilayah kekuasaan Vincent karna tak adanya sang penguasa wilayah.
"....."
"Aku tahu aku sudah membuat kesalahan sebelumnya karna memaksakan diri hingga tak pingsan dan membuat Kakak khawatir... tapi aku tak akan mengulaginya lagi... aku janji padamu... aku tak ingin ke ibukota" kata Aziel dengan wajah murung di akhir kalimatnya.
"Kenapa?! kenapa kau tak mau pergi... aku pikir jika aku mengajakmu pergi lau akan sangat senang karna kita bisa tinggal di kota yang sama... di sana juga kota yang lebih besar dari pada Valsent disini... kamu juga bisa mendapatkan teman yang bayak di sana"
"Aku tahu... aku juga selalu ingin tinggal bersama denganmu Kak bahkan jika kita tak berada di rumah yang sama dan hanya berada di kota yang sama seperti yang Kakak katakan...
"Lalu kenapa?!"
"Aku tak bisa meninggalkan wilayah Vinlans"
"Kenapa tidak bisa wilayah ini akan di bawah pengurusan kerajaan jadi kamu tak perlu khawatir" terang Shene mengira jika Aziel tak mengetahui soal itu.
Aziel merasa serbah salah dengan apa yang di katakan oleh Shene, Shenememang hanya mengetahui jika wilayah Vinlans berada di bawah kekuasaan kerajasn untuk sementara waktu sampai Shene di rasa bisa menduduki kursi sebagai penguasa Vinlans nantinya tapi Shene tak perna tahu jika selama itu terjadi, selama keberadaan penguasa di Vinlans kosong kehancuran wilayah Vinlans berjalan sangat cepattanpa sepengetahuannya dan itu menyebabkan penyesalan yang sangat besar bagi Shene yang menjadi salah satu pemicu kemarahan Shene pada kerajaan Alkana karna itulah dia tak bisa meninggalkan wilayah Vinlans.
Shene sadar jika Aziel seperti sedang menyembuyikan sesuatu darinya setelah melihat anak itu yang mengigit bibirnya keras dengan kedua tangannya yang mengepal erat di kedua sisinya.
"Jangan mengigit bibirmu seperti itu nanti lau bisa terluka... sebenarnya ada apa?! apa kau sedang mencoba menyembuyikan sesuatu dariku" kata Shene lagi sambil mengelus lembut bibir Aziel yang digigit pemiliknya sediri, medapakan tidakan dan perkataan itu membuat Aziel terkejut.
"....."
"Sekarang katakan apa yang sebenarnya kau sembuyikan" kata Shene lagi setelah Aziel tak lagi mengigit bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhir
General FictionHaru yang kelelahan setelah pulang dari kerjanya lemburnya jatuh dan meninggal saat akan pulang dari kantornya, lalu tampa sadar saat dia terbangun dia justru terbangun bukannya di sebuah rumah sakit tapi justru di sebuah kediaman salah seorang bang...