12. Kepulangan Shene

164 20 0
                                    

"Lalu apa yang akan kau lakukan pada anak itu?" tanya Kael setelah mereka mengujungi Zeco.

"Entahlah, sepertinya dia berasal dari keluarga yang jatuh entah bagaimana dia bisa berakhir di tempat perbudakan" tanggap Aziel.

Apa yang di katakan Aziel tidaklah salah karna Zeco nemiliki nama keluarga itu artinya dia bukan dari kalangan rakyat jelata karna hanya orang-orang berpangkat yang bisa memiliki nama marga dan biasanya rakyat jelata apa lagi budak mereka hanya akan mimiliki nama saja tanpa nama keluarga.

"Kita biarkan saja dia disini untuk beberapa waktu sampai dia merasa lebih baik, jika setelah itu dia ingin pergi dari sini biarkan saja" kata Aziel lagi.

"Lalu bagaimana jika seandainya dia ingin terus menetap disini?" tanya Kael di mana kemungkinan apa yang di tanyakannya itu akan selalu ada untuk kedepannya karna Aziel sudah melibatkan dirinya dalam masalah ini jadi Aziel juga harus punya tanggung jawab akan masalah ini sekalipun hal itu tak akan terjadi sekalipun dia harus tetap memikirkan kemungkinan itu juga.

"Jika begitu ya biarkan saja juga" jawabAziel enteng benar-benar masih belum memikirkan sedikitpun kemungkinan yang akan terjadi seperti apa yang di pikirkan oleh Kael.

"Apa boleh begitu?! anak itu sejak awal sudah terlibat dengan suatu masalah... jika membiarkanya tetap di sini mau tak mau kau juga harus berhadapan dengan masalah yang di bawah anak itu... apa kau tak masalah?!"

"Ya aku tak tahu masalah apa yang akan ku hadapi karna menapungnya tapi bukankah dia tak sadarkan diri diwilayah ini itu artinya sebagai bangsawan yang baik kita harus melindungi orang kita yang berada di wilayah kita ini"

"Tapi bukankah kau tak tau dari mana dia berasal"

"Ya memang... tapi seperti yang kukatakan tadi karna dua berada di wilayah kita jadi apapun yang terjadi kita akan mencoba sebaik mungkin untuk membantunya jikapun hal itu dia mau tapi jika dia tak mau ya sudah kita bisa biarkan"

"Tak kusangkah kau ini anak yang suka mencari masalah untuk dirimu sendiri" Kata Kael setelah menerima jawaban dari Aziel, menginggat tindakan Aziel selama ini tak salah memang apa yang dikatakannya itu sial Aziel.

"Tidak seperti itu" Kata Aziel mencoba membantah tapi di abaikan oleh Kael.

.
.
.
.
.
.
.
.

Hari berganti keadaan Zeco terlihat lebih baik hari ini, remaja itu sudah tidak mengurung diri di kamar lagi mungkin kini dia benar-benar merasa yakin jika telah selamat dan kini dia aman tak akan ada yang menyakitinya untuk sementara ini selama dia berada di mension Duke Vincent, penguasa wilayah Vinlans daerah Utara kerajaan Alkana, daerah yang ektrim yang memiliki gletser es raksasa tak tersentuh yang disebut dengan lembah Naga di daerah Krea, dia mengetahui soal itu setelah bertanya pada pelayan yang membawakanya makanan.

Dia tak meyangka jika dia melarikan diri hingga sampai di wilayah Vinlans bahkan sampai di ibukota Valsent di mana mension sang penguasa wilayah Vinlans Duke Vincent berada dan kini dia juga berada di mension itu.

Disisi lain Aziel juga sedari tadi mengamati Zeco dari ruang belajar karna kebetulan dia melihat Zeco sedang jalan-jalan di taman yang terlihat langsung dari ruang belajar Aziel.

"Dia sepertinya memiliki darah setengah Elf" celetuk Kael sambil membereskan catatan milok Aziel

"Elf?!"

"Hm. aku merasakan Mana murni darinya yang hanya di miliki oleh Elf karna hidup mereka yang selalu berdampingan dengan alam" terang Kael.

"...."

"Tapi aneh dia juga memiliki Mana Dark entah apa yang sudah terjadi padanya"

"Dark mana?! jadi begitu"

Aziel membuka jendela ruang belajarnya yang mengara langsung ke taman.

"Sepertinya keadaanmu lebih baik sekarang" Kata Aziel pada Zeco yang berada di luar.

Zeco yang mendengar sebuah suara segera mencarinya dan mendongak ke atas melihat Aziel sedang berada di jendelah yang terbuka di sebuah ruang di lantak dua.

"....."

Ketuk

"Tuan muda ini saya Evans"

"Masuklah"

Evans masuk keruang belajar setelah mendapat ijin.

"Ada apa?" tanya Aziel.

"Duke muda telah kembali, belau sudah hampir sampai di gerbang utama Mansion" jelas Evans.

"Kakak?! tapi kenapa?!"

"Mungkin karna beliau pulang karna menkhawatirkan Tuan muda" jelas Evans.

"Apa maksudmu?" Aziel masih tak mengerti akan penjelasan dari Evans.

"Beberapa waktu yang lalu saat Tuan muda pulang dalam keadaan tak sadarkan diri...

"Jangan-jangan kau memberitahunya" potong Aziel cepat saat Evans ingin menjelaskan kembali.

"Ya, saya melakukannya" jawab Evans.

Aziel hanya bisa menghela nafas panjang mendengar jawaban dari Evans tak lama setelahnya Shene telah sampai, Semua orang dengan sigap menyambutnya tak terkecuali Aziel.

"Duke muda selamat datang" Sapa Evans.

"Hm" Shene menatap Aziel lurus dan segera menghampiri adiknya itu.

"Kak. selamat datang"  kali ini Aziel.

"Ya, aku pulang... bagaimana keadaanmu?" ujar Shene sambil memeriksa tubuh Aziel posesif.

"Em... i..itu... aku baik-baik saja" jawab Aziel masih dengan tubuhnya yang di periksa Shene dengan telitih.

"Evans mengatakan kau tiba-tiba saja pulang dalam keadaan tak sadarkan diri... sebenarnya apa yang telah terjadi?" jawab Aziel.

"Mungkin karna kelelahan... maaf sudah membuatmu khawatir..." jelas Aziel berbohong dia tak ingin membuat Shene semakin khawatir padanya.

"Jika kau tahu aku akan khawatir jangan paksakan dirimu lagi di masa depan. mengerti"

"Siap" jawab Aziel dengan senyuman lebar dan tangan yang di angkat di kening membuatgerakan hormat.

"Hah... kau ini" ujar Shene senang mengacak surai Aziel kasar yang ditanggapi dengan tawa oleh Aziel.

"Lalu bagaimana dengan Akademi. Kakak tiba-tiba pulang apa takmasalah?" tanya Aziel sambil berjalan menujuh ruang tamu.

"Tak masalah aku sudah memdapatkan ijin"

"Begitu. syukulah jika hal ini tak menganggu study Kakak"

"Tak masalah karna aku mendapatkan privilege dari akademi" terang Shene.

Tak heran sih karna di novel juga dikatakan jikaShene yang mendapatkan nilai terbaik di ujian masuk menerima beberapa keistimewaan khusus yang hanya diberikan pada siswa yang menduduki peringkan teratas apalagi Shene yang menempati peringkat pertama tentu saja dia juga mendapatkan keistimewaan itu juga.

Tapi kalau di novel Shene tak perna mengunakan privilege itu hingga dia lulus dari akademi tapi hari ini dia mengunakannya hanya untuk pulang kerumah karna mengkhawatirkan adiknya yang dia dengar sedang sakit.

"Oh... apa itu karna Kakak menempati peringkat pertama di ujian masuk?! aku membacanya di koran"

"Ya"

"Kakak memang yang terbaik... aku selalu percaya itu" Aziel nanpak sangat bangga dan sangat mengagumi Kakaknya.

"..... Ziel" panggil Shene.

"Ya"

"Ayo ikut aku ke Ibukota" ajak Shene tiba-tiba membuat Aziel cukup terkejut dengan ajakan yang tiba-tiba itu.

"Heh... Apa masutmu?! ke ibukota? tapi kenapa?"

tbc

Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang