5. Buttler

226 33 0
                                    

Aziel duduk bersilah di lantai menstabilkan pernapasannya setelah pria yang sudah dia bebaskan dengan tidak tahu dirinya menyerangnya

"Tak kusangakah bocah sepertimu mengetahui soal diriku lebih yang aku bayangkan" ujar pria itu lebih tenang saat ini.

'Tentu saja aku mengetahunya semua itu berkat novel yang kubaca karna itu juga gadis Crass itu bisa membawamu tanpa kendala karna kau tak bisa membunuh maupun meninggalkan orang yang sudah membebaskanmu dari tidur panjangmu' batin Aziel menjawab apa yang pria itu katakan adanya.

"Tapi jika kau sudah tahu tentang itu semua kenapa kau masih ingin aku menjadi orangmu?" tanya pria itu lagi pada Aziel.

"Karna aku ingin menjadikanmu orangku tanpa paksaan apapun yang membuatmu terpaksa melayaniku hanya karna aku adalah orang yang sudah membebaskanmu" jawab Aziel sambil berdiri.

"Aku ingin kau menjadi orangku atas kemauanmu sendiri" lanjutnya menatap langsung pada mata pria yang ada di hadapannya.

Smirk

"Sunggu konyol, tapi baiklah mulai sekarang aku Kael Couran Kenneth akan  menjadi Aziel Vincent sebagai Masterku" ujarnya sambil berlutut kestaria tepat di hadapan Aziel memberi sumpah.

"Kau tak perlu berlebihan seperti itu, tapi baiklah... kalau begitu ayo pergi" kata Aziel.

"Baik tapi sebelum itu..."

Wuss...

Kegelapan menyelimuti seluruh tubuh dan setelahnya pria itu berubah menjadi seorang remaja berusia kisaran 15 tahunan Aziel cukup terkejut dengan perubahan itu karna di novelnya tak ada yang seperti itu seingatnya.

"Ada apa? bukankah penampilan ini terlihat lebih baik bagi bocah sepertimu, lagi pula hal ini akan lebih menghemat kekuatanku juga" terang Kael yang kini sudah menjadi seorang remaja.

"Terserah" Azial berjalan lebih dulu di ikuti Kael di belakangnya mereka berdua menaiki tangga ruang bawah tanah hingga puncak dan setelahnya mereka keluar dari bangunan terbengkalai itu.

Saat sampai di luar Kael tampak menikmati udara segar, angin sepoi-sepoi dan hangatnya sinar matahari yang menimpahnya dari selah-selah dedaunan dari pepehinan yang berada di pegunungan dimana bangunan terbengkalai itu berada.

"Rasanya sudah lama sekali aku tak merasakan hal seperti ini" gumam Kael pelan sedangkan Aziel diam saja membiarkan Kael menikmati apa yang sudah lama tak perna ia nikmati lagi karma ia tertidur di bonglahan es selama ribuan tahun lamanya.

Setelahnya mereka menuruni gunung bersama untuk kembali kekediaman Vincent tapi saat di kediaman Bincent Aziel di hentikan oleh kepala urusan rumah tangga keluarga Vincent karna membawa orang yang tak di kenal kerumah, meski Aziel adalah anak pemilik rumah tapi tetap saja dia tak bisa sembarangan memvawa orang luar masuk kerumah keluarga Vincent tanla seijin kepalah keluarga tapi karna saat ini keluarga Vincent tak memiliki kepala keluarga Aziel harus dapat ijin  dari Shene sebagai calon penerus keluarga Vincent.

"Tuan muda Aziel siapa dia?"

"Dia Kael Kenneth Orangku, aku ingin dia akan tinggal disini mulai sekarang"

"Tuan muda anda tahukan kalau anda tak bisa membawa sembarangan orang ke rumah ini"

"Aku tahu, aku akan meminta ijin pada Kakak nanti... tapi biarkan Kael tinggal dulu disini"

"Tapi...

"Tolonglah Evans... ya..." Kata Aziel membujuk.

"Hah... Baiklah, tapi anda harus segera memberitahu Tuan Shene secepatnya" pria barubaya bernama Evans itu mengalah dan membiarkan Kael tinggal atas permintaan Aziel.

"Ok"

"Baiklah silakan masuk"

Mereka masuk kediaman Vincent bersama-sama.

"Kael Kenneth aku tak perna mendengar nama keluargan Kenneth sebelumnya?" ujar Evans lagi sambil setelah mereka masuk kerumah.

"Saya dari keluarga yang tak begitu terkenal" jelas Kael ramah.

"Hm... Lalu apakah dia akan jadi buttler Tuan muda" Tanya Evans lagi pada Aziel.

"Ti....

"Ya, Tuan muda bilang saya akan menjadi pelayannya selama disini" jawab Kael sanbil tersenyum menawan memotong apa yag Aziel ingin katakan.

Aziel hanya bisa tercengang atas apa yang dikataan oleh Kael kana dia sana sekali tak perna mengatakan hal itu sebelumnya pada Kael saa sekali, Kael juga meberikan senyuman tipis pada Aziel seperti memberi kode untuk menyerakan hal ini padanya, mengikuti apa yang Kael inginkan pada akhirnya Aziel memilih diamdan percaya saja pada Kael.

"Jadi begitu... Kalau begitu aku akan menujukan kamarmu mulai sekarang selama kau tinggal di rumah ini" kata Evans lagi.

"Baik"

Evans membawa Kael pergi ke kamar pekerja yang tinggal di kediaman Vincent, Kamar itu terlihat kecil yang dinding dan lantainya terbuat dari kayu dan hanya di isi satu ranjang untuk tidur, satu meja, satu kursi dan satu almari ada juga jendela kecil untuk silkulasi udara.

"Eh... Dia akan menenpati kamar ini?" tanya Aziel tak setuju saat Lael di tempatkan di kamar Pelayan.

"Ya, ini adalah kamar pelayan, semua pelayan akan di tenpat di kamar yang sama seperti ini" jelas Evans pada Aziel.

"Tapi....

"Tidak apa-apa Tuan muda... ini lebih dari cukup untuk saya" ujar Kael pada Aziel yang masih terlihat tak terima.

Aziel diam saja membiarkan setelah mendengarkan apa yang Kael katakan.

"Baguslah kalau kau merasa begitu... Tuan muda apa anda akan terus disini?"

"Ya. kau bisa pergi duluan karma ada yang ingin kukatakan pada Kael"

"Baiklah, kalau begitu saya permisih... ah.. satu lagi Kael kedepannya tolong lebih jaga sopan satunmu saat Tuanmu sedang berbicara kau tidak boleh memotongnya begitu saja seperti yang kau lakukan beberapa kali tadi" ujar Evans terakhir kali di akhir dengan nasehat untuk Kael.

"Baik" jawab Kael tenang Setelahnya Evans segera menunggalkan kamar Kael untuk melajutkan pekerjaannya yang tertunda.

Begitu Evans pergi Aziel menatap pemuda yang terlihat berusia 15 tahun itu karna ingin mengatakan apa yang sedari tadi ingin ia katajan pada Kael.

"Jadi apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Kael.

"Apa kau yakin bisa tinggal di tempat seperti ini?" Kata Aziel pada Kael mengutarakan apa yang ada dipikirannya dia sama sekali tak perna berpikir untuk menjadikan Kael sebagai pelayanya tapi pria itu justru dengan senang hati mengatakan akan menjadi pelayannya yang membuatnya harus di tempatkan di kamar yang begitu kecil seperti ini, Pada awalnya Aziel bermaksud mengatakan pada semuanya termasuk kakaknya jika Kael adalah temannya, karna kesepian Shene yang pergi ke asrama dia menemukan Kael dan bermaksud menjadikan Kael sebagai sahabatnya itulah alasan yang ia pikirkan untuk semua orang agar kael bisa tinggal di kediaman Vincent, tapi tak tahunya justru pria itu mengancurkan semuanya dan bilang jika dirinya akan melayani Aziel sebagai Buttlernya benar-benar membuat Aziel sang terkejut akan pernyataannya itu dan karna itulah saat inj Aziel mencoba bertanya sekali lagi pada Kael apakah pria itu sebenarnya benar-benar serius atau tidak dengan apa yang dikatakanya sebelumnya pada Evans, jika tidak dia tak tahu akankah dia akan melanjutkan rencana awalnya atau mencari alasan lain agar Evans membiarkan Kael tinggal sampai dia dapat ijin dari Shene.

"Ya, Ini lumayan bagi seorang pelayan sepertiku" jawab Kael main-main.

"Tapi aku tak perna bilang kalau kau akan jadi seorang pelayan"

"Ya, kau memang tak perna bilang begitu tapi kurasa ini adalah cara yang paling tepat jika kau ingin aku berada disisimu, karma kau sebagai bangsawan juga tak bisa sembarang meletakan seseorang di sisimu bukan?!"

"....."

Setelahnya tentu saja Kael benar-benar  menghayati perannya sebagai Buttler Aziel dengan sangat baik bahkan tak ada orang yang punya kesempatan menghujatnya.

tbc

Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang