"Kenapa?! kenapa kau melakukan hal sejauh ini untuk.... Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku... "
"Tidak. Bukan begitu...
Zeco meninggalkan tempat pelatihan tanpa mendengarkan penjelasan dari Aziel lebih lanjut.
"Sepertinya aku sudah melakukan kesalahan..." gumam Aziel sambil melihat Zeco yang berjalan meninggalkan ruang latihan.
"....."
"Mau bagaimana lagi jika dia tak mau... sekarang aku harus pergi juga... Kakak juga sudah menunggu" Aziel pergi menemui Shene sedangkan Kael menepi agar tak menganggu pelatihan yang diikuti oleh Aziel.
"Kau sudah selesai dengan urusanmu?" tanya Shene saat Aziel sudah mendatanginya.
"Ya kurang lebih" jawab Aziel tak yakin.
".... Baiklah ayo mulai saja ambil pedangmu"
"Ya" Aziel segera mengambil pedang kayu yang memang di sediakan untuknya yang selama ini selalu dia pakai mereka akan melakukan sparring sepertinya.
Setelah mengambil pedangnya keduanya mengambil posisi masing-masing untuk sparring.
"Aku akan membiarkanmu meyeragku lebih dulu" Kata Shene pada Aziel yang ada hadapanya yang sudah mengacukan pedangnya.
"Trima ini! Ugh!"
Aziel memulai serangannya yang ditahan oleh Shene dengan muda.
"Posturmu tidak terlalu buruk!" puji Shene atas serangan yang Aziel lakukan membuat Aziel sangat senang atas pujian itu.
Aziel terus menyerang dengan beberapa gerakan yang dia kuasai menujukan kemampuan yang selama ini ia latih dengan sunggu-sunggu.
"Usaha yang bagus, Ziel" kata Shene lagi.
"Aku akan benar-benar menyerang sekarang! bersiaplah Kak!"
"Begitukah! Baiklah keluarkan semua yang kau bisa Ziel"
Serangan demi serangan di lakakun oleh keduanya dengan sengit meski Aziel lebih berusaha keras dari pada Shene dua belah pedang terus saling bertabralak.
Disisilain terlihat Kael yang berjalan keluar dari tempat latihan saat Aziel sedang sparring sengit dengan Shene yang tadinya Kael hanya berdiri di pingiran saja menunggu latihan sparring Aziel selesai entah kenapa memutuskan untuk meninggalkan tempat latihan dan kini dia telah sampai di sebuah tempat yang tak jauh dari tempat latihan berada.
"Ternyata kau ada disini!" ujar Kael berjalan kesebuah pohon yang berada di pingir jalan yang menunju ketempat pelatihan.
Di bawah pohon itu tenyata ada seseorang karna itulah Kael datang menghampirinya, Dia adalah Zeco yang sebelumnya pergi begitu saja meninggalkan tempat pelatihan
"Apa maumu datang kesini?!" kata Zeco sangat waspada.
'Dia berbahaya' lanjut Zeco dalam hati sejak awal memang dia selalu mewaspadai Kael dia tak mengerti kenapa Aziel anak yang terlihat begitu baik bisa ada seseorang dengan aura segelap pemuda yang ada di hadapannya saat ini di sisinya dan karna itu pula dia tak bisa mempercayai kebaikan yang diberikak Aziel sepenuhnya padanya.
Melihat orang itu menginggatkan pada orang yang sudah menghancurkan hidup dan keluarganya di masa lalu.
"Benar-benar tak tau diri... Aku heran kenapa Ziel mau saja menampung orang tak tahu diri sepertimu" kata Kael pedas.
"Aku juga tak mengerti kenapa anak itu mau membuat Moster sepertinya berada disisinya" balas Zeco tak mau kalah.
"Hmm... sepertinya kau tahu siapa aku" balas lagi Kael dengan sinisnya dengan aura gelap yang memacar keluar dari tubuhnya yang membuat Zeco semakin siaga.
Meski begitu dalam sekejap Kael tiba-tiba sudah berada di samping Zeco sebelum Zeco sempat menyadarinya dan Kael membisikan sesuatu tepat di telinganya.
"Tapi itu bagus setidaknya aku tak perlu menyembuyikan diriku padamu dan bisa melakukan apa saja padamu jika kau berani sekali membuat Ziel merasa sedih...." bisik Kael.
Zeco sangat kaget segera menyerang Kael dengan pukulan tangannya tapi itu hanya mengenai udara kosong saja karna Kael dengan cepat menghidar begitu dia merasa Zeco akan memyerangnya.
"Hah... sayangnya aku tak bisa melakukan sesuai yang ku inginkan.... karna dia pasti tidak akan menyukainya" Kata Kael lagi setelah menghidari serangan dari Zeco.
"....."
"Bocah itu memang aneh sejak awal karna dia terlalu baik hati pada semua hal hingga dia mau saja memungut bajigan sepertimu yang bahkan tak bisa melihat ketulusan orang lain... jika kau tak mengingginkanya kau bisa pergi dari sini.... hari ini aku akan melepaskanmu... tapi lain kali jika kau berani menyakitinya lagi aku pastikan kau akan menyesali perbuatanmu itu... ingatlah itu" kata Kael terakhir penuh peringatan senelum dia meninggalkan Zeco sendirian kembali.
"Apa-apaan dia itu?!" gumam Zeco menatap punggung Kael yang berjslan kembali keruang latihan.
Begitu kembali Kael melihat Sparring yang di lakukan oleh Aziel dan Shene sudah selesai, Aziel nampak kelelahan terbaring di lantai latihan dengan nafas yang cepat Kael dengan cepat membawakan handuk dingin dan minuman untuk Aziel dan juga Shene sekalian.
"Tuan muda anda baik-baik saja" ujar Kael menyerakan handuk dingin dan air.
"Tidak apa-apa. terimakasih" Balas Aziel menerima dengan baik handuk dan air yang dibawakan oleh Kael.
"Istirahat selesai ayo mulai lagi" Intruksi dari Shene setelahnya mereka berlati hingga hari mulai petang Shene baru menyelesaikan latihan mereka karna mereka menang melakukan latihan dari setengah hari selesai menyelesaikan pelajaran lainnya yang harus di ikuti oleh Aziel.
"Ah... lelahnya..." keluh Aziel.
"Kau sudah berkembang lumayan banyak" puji Shene tulus merasa senang melihat perkembangan yang di perlihatkan oleh Aziel saat ini karna jika menginggat kembali bagaimana Aziel yang begitu penakut dan pengecut bahkan Ayah mereka saja sampai tak bisa berbuat banyak dengan sifat penakut Aziel di masa lalu, Sebagai orang yang paling cepat menyerah, takut memegang pedang dan hal lainnya yang berhubungan dengan kekuatan fisik perubahan Aziel saat ini terlihat begitu membangakan di matanya, apalagi jika menginggat aksinya sebelumnya yang hingga membuatnya pingsan karna ingin menghentikan organisasi penculikan warga di wilayah kekuasaan keluarga mereka itu sunggu tak terduga jika menginggat bagaimana penangkutnya dia dulu.
Dia tidak tahu kenapa adiknya itu berubah seperti ini tapi dia tahu sejak kapan Aziel mulai berubah sikap seperti ini yaitu sejak kejadian saat itu saat dia hampir kehilangan nyawanya oleh orang itu, saat terbangun sejak saat iyulah semua sifat buruk seperti, penakut, pengecut dan manja Aziel mulai menghilang dan berubah hingga menjadi seperti saat ini yang tegas dan berani.
"Hehehe.... Benarkah" Tanggap Aziel merasa senang dengan pujian Shene.
Shene merasa senang dengan perubahan adiknya mengulurkan tangannya untuk merabah pipi Aziel lembut.
"Kau benar-benar telah berubah sekarang" gumam Shene bangga.
"....." Aziel terkenjut dengan tindakan Shene tapi dia membiarkan saja tangan Shene berada di pipinya dan justru dia menyamankan posisinya agar Shene tak menarik tangannya.
"Tapi itu bukan sesuatu yang buruk justru sebaliknya" lanjut Shene.
"Benarkah" jawab Aziel sambil tersenyum lebar menahan tangan Shene agar tetap di pipinya karna merasa nyaman.
"Hm... pertahankan pencapaianmu ini dan tetaplah berlatih lebih keras lagi agar bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya" pesan Shene.
"Ya. tentu saja" balas Aziel lagi penuh semangat.
"Bagus"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhir
General FictionHaru yang kelelahan setelah pulang dari kerjanya lemburnya jatuh dan meninggal saat akan pulang dari kantornya, lalu tampa sadar saat dia terbangun dia justru terbangun bukannya di sebuah rumah sakit tapi justru di sebuah kediaman salah seorang bang...