11. Zeco Erigo

137 19 0
                                    

Aziel di bawah kembali oleh Kael hingga sampai di kediaman Vincent dalam keadaan aman, saat tersadar dari pingsannya Aziel sangat kesal pada Kael yang telah membawanya kembali tanpa menyelesaikan rencana mereka, dia tak tahu apa yang akan terjadi dengan tempat itu setelah mereka meninggalkan tempat itu sekarang.

Meskipun begitu Aziel terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Kael padanya menginggat tubuhnya dan perasaannya yang terasa tak begitu baik memang.

'Sudahlah mungkin ini memang terlalu dini untukku dan tubuh ini juga telah mengalami traumatis sebelumnya... mungkin apa yang di katakan Kael benar, jika di teruskan tentu saja itu akan mempersulit keadaan saat itu, meski aku merasa kesal karna tak bisa menyelesaikan masalah ini karna diriku sediri... tapi apa yang Kael jatskan juga tidaklah salah' batin Aziel menginggat semua yang dikatakan Kael padanya.

"Apa kau masih kesal padaku" kata Kael sambil menyerakan teh chamomale yang bagus untuk meredaman stres dan menenangkan perasaan.

"Sudahlah semua sudah berlalu" balas Aziel menerima Teh chamomale yang sangat harum menenangkan.

"Hari ini apa? ini berbedah dari biasanya?" tanya Aziel menatap teh yang ada di tangannya.

"Ya, ini chamomale bagus untuk meredakan stres yang membuat seseorang bisa lebih tenang saat menikmatinya" jelas Kael tenang.

"Ternyata kau tahu banyak soal teh!"

"Aku perna mempelajarinya di masa lalu"

"Begitu" Aziel menikmati Teh chamomale dengan tenang sabir berbicang ringan dengan Kael yang dengan setia berada di sampingnya.

Hari berlalu karna tak mendapatkan hasil apapun dari rencana mereka yang sebelumnya kini mereka memulai dari awal kembali untuk menangkap organisasi penculikan yang sering terjadi di wilayah Vincent, mereka bahkan tak bisa menyelamatkan orang-orang yang telah di culik hari itu kini tujuan Aziel adalah menghacurkan organisasi itu apapun yang terjadi di karnakan rasa bersalahnya pada orang-orang yang tak bisa mereka selamatkan dan tujuan utama mereka tentu saja membebaskan orang-orang itu yang telah di culik agar bisa kembali kekeluaga mereka meski tujuannya adalah menghacurkan organisasi itu tapi menyelamat orang-orang adalah yang paling utama itulah yang di inginkan Aziel, bahkan Aziel selalu berusaha mencega terjadinya korban penculikan kembali di wilayahnya  karna itu Aziel lebih sering pergi keluar rumah dari biasanya untuk mencari tahu apa saja yang terjadi di daerah kekuasaan keluarganya.

Seperti saat ini dia sedang dalam perjalanan kembali dari kota yang baru saja dia kujungi, tapi kini dia dikejutkan oleh seseorang yang tak sadarkan diri tepat di depan kereta kuda yang di naikinya yang membuat kusir sangat kaget dan segera menghentikan kereta kuda secara mendadak saat di tanya ternyata ada seseorang yang tak sadarkan diri tepat di jalan mereka.

Aziel dan Kael tutun dari kereta kuda untuk memetiksa keadaan orang itu yang ternyata masih anak-anak kalau di lihat anak itu sepertinya seusia dengan Shene kakaknya, anak itu terlihat sangat kotor dan lusu terlihat beberapa luka memar dan lebam di tangan, kaki dan wajahnya seperti habis mendapatkan penyiksaan, di lehernya juga ada kalung budak melingkarinya.

Mamang di dunia ini perbudakan masih banyak terjadi meski sudah ada undang-undang yang melarangny yang tak berjalan dengan baik karna hingga kini masih saja hal itu masi ada dan di biarkan begitu saja dikarna masyarakat yang tak bisa meninggalkan tradisi perbudakan itu sendiri menjadikan perbudakan itu terus ada meski hal itu ilegal.

"Bagaimana?" tanya Aziel pada Kael yang sedang memeriksa anak itu.

"Dia masih hidup" jawab Kael.

"Lalu bagaimana?!" tanya Kael balik.

"Sepertinya dia dalam keadaan kurang baik... kita bawa saja dia kerumah" putus Aziel merasa kasihan melihat anak tang tak sadarkan diri itu.

"Dia memakai kalung budak, sepertinya dia baru saja kabur dari tempat perdangangan budak apa kau yakin masih ingin membawanya bersama denganmu?" tanya Kael lagi pada Aziel.

"Ya, lagi pula harusnya perbudakan itu sudah tak ada lagi di dunia ini" jawab Aziel yakin.

Mendengar jawaban Aziel akhirnya mereka membawah anak itu ke kediaman Vincent bersama dengan mereka.

Dikediaman Vincent anak itu di tempatkan di kamar pelayan atas permintaan Evans di karnakan mereka belum mengetahui siapa anak itu karna itu untuk keamanan mension pada akhirnya anak itu harus di tempatkan di kamar pelayan dan Aziel setujuh akan hal itu, meski begitu Aziel tetap memerintakan untuk mambawa seorang Dokter untuk memeriksa dan memgobati anak itu agar keadaannya cepat membaik.

"Bagaimana keadaannya" tanya Aziel lagi pada Dokter yang baru memeriksa anak itu.

"Dia baik-baik saja hanya mengalami demam karna peradangan yang di dapatkan dari luka yang ada di tubuhnya... dia pasti akan segera membaik setelah istirahat dan meminum obatnya" jelas sang Dokter.

"Baiklah kalau begitu"

"Kalau begitu saya permisi Tuan"

"Ya"

"Evans awasi dia kalau dia sudah sadar katakan padaku" ujar Aziel lagi setelah Dokter yang mereka panggil meninggalkan mereka.

"Baik Tuan muda" jawab Evans lembut.

Setelahnya Aziel kembali kekamarnya membersikan diri setelah perjalanannya ke kota selang setelahnya dia melakukan makan malam di temani Kael yang selalu ada di sisinya melayaninya dengan sangat baik layaknya Buttler pada umumnya, saat sedang menikmati makan malamnya Evans datang mengabarkan jika anak yang di bawahnya disore hari tadi kini telah sadarkan diri, Aziel yang mendenfarkan kabar itu segera menyelesaikan makannya untuk menemui anak itu tak lupa juga meminta Evans untuk membawakan makana malam untuk anak itu juga.

"Ternyata kau benar-benar sudah sadar" ujar Aziel begitu melihat anak yang dibawanya pulang kini telah membuka matanya sambil maaih duduk di tempat tidur.

"Siapa kalian" kata anak itu dengan bada dingin terlihat waspada pada siapapun yang berada di pandangannya.

"Tenanglah kau tak perlu takut dan waspada seperti itu... aku Aziel Vincent orang yang mebemukanmu tak sadarkan diri di tengah jalan dan membawamu ke sini" Kata Aziel menerangkan apa yang sudah terjadi pada anak itu.

"....." Anak itu menatap pada Aziel dengan padangan kosong.

"Semua akan baik-baik saja, kau akan aman disini jadi tenanglah... tapi kalau boleh tahu siapa kamu dan bagaimana bisa kau sampai tak sadarkan diri di tengah jalan seperti itu?" tanya Aziel lagi.

Mendengar perkataan Aziel membuat anak itu sedikit tenang dan tak lama setelah itu dia menjawab singkan pertanyaan Aziel soal siapa dia.

"Zeco... Zeco Erigo" jawabnya pelan memberitahukan namanya pada Aziel.

"Zeco.... jadi itu namamu... baiklah sekarang makanlah makan malamu dan obatmu setelah itu kau bisa beristirahat untul pemulihanmu juga disini sampai kau benar-benar sembuh..."

"...."

"Seperti yang kukatakan padamu sebelumnya kau akan selalu aman di sini jadi kau tak perlu khawatir kalau begitu aku pergi dulu"

"....."

" Berikan makanan itu padanya" ujar Aziel terakhir kali pada seorang pada pelayan yang sedang membawa satu nampan yang berisi makanan untuk anak yang bernama Zeco itu atas perintah Aziel sebelumnya.

"Baik Tuan muda" jawab pelayan itu setelahnya Aziel meninggalkan tempat itu.

tbc

Terlahir kembali sebagai adik sang penjahat terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang