14. °Kebahagian atau Kehancuran?°

15 10 2
                                    

✧༺Selamat membaca༻✧

"Bahwa saat ini kamu sedang mengandung" kata Gojo.

"Mengandung?" tanya ku.

"Itu benar, sayang"

"Kamu belum, mengetahui hal ini?"

"Aku tidak tau"

"Kamu akan menjadi seorang ibu dan aku akan menjadi seorang ayah" Gojo mencium kening ku.

"Terimakasih, terimakasih karena kamu sudah memberikan aku kebahagiaan, untuk menjadi seorang ayah" Gojo menangis.

"Jangan menangis, aku tidak suka melihat mu menangis" aku mengusap air mata nya.

"Gojo, ada hal yang ingin aku katakan"

"Katakan, sayang"

"Aku mencintaimu" aku tersenyum.

"Akhirnya aku bisa mendengar mu mengatakan itu, aku juga mencintaimu sayang" Gojo menagis lagi.

"Sudah aku bilang, kamu jangan menangis" aku menjitak dahi Gojo.

"Aduh, kenapa kamu malah menjitak ku, sayang" tanya Gojo dengan bingung.

"Ini kemauan anak kita" aku tersenyum.

°♡°

2 bulan kemudian

Aku duduk di sofa, memakan buah yang sudah di kupas oleh Gojo, Gojo sedang memasak seperti biasa di dapur.

Luka tembakan di dada ku masih terasa sakit, karena aku sedang mengandung, dokter hanya menyarankan aku untuk mengoles kan salep pada luka ku.

Aku tidak menyangka, aku akan memiliki anak dengan nya, aku pikir pernikahan ku dengan Gojo akan berakhir, tetapi mungkin sudah takdirnya aku harus bersama Gojo terus.

Gojo membawa ku bubur. "Sayang, waktunya makan" Gojo duduk di samping ku.

Dia mulai menyuapi ku dengan hati hati. "Makanlah yang banyak, karena yang mengonsumsi nya bukan hanya kamu saja" kata Gojo mengelus ngelus perut ku.

"Aku jadi sedikit buncit kau tau" aku cemberut.

"Hahaha, tidak apa apa sayang"

"Tapi aku tidak cantik lagi" aku menggerutu.

"Kamu selalu cantik Dimata ku sayang"

Setelah Gojo memberi ku makan, anak buah Gojo berlari menghampiri kita dengan wajah yang panik. "Maaf bos mengganggu, ada masalah di markas kita!" kata pria itu dengan panik nya.

Gojo mengerutkan kening nya. "Katakan apa yang terjadi?" tanya Gojo dengan serius.

"Ada sekelompok orang yang menyerang markas kita" jawab nya.

"Siapa orang nya!?" tanya Gojo dengan kesal.

"Aku tidak tau, kami tidak mengenal nya"

"Aku akan kesana sekarang!" wajah nya dipenuhi dengan kemarahan.

"Sayang, kamu tidak apa apa kan, ditinggal sebentar?"

"Tetapi luka mu." kata ku khawatir.

"Kamu jangan menghawatirkan aku, aku sudah baik baik saja, suami mu ini tidak akan lemah dengan luka, kelemahan ku adalah kamu, sayang" Gojo menatap mata ku dengan lembut.

"Kamu jangan menghawatirkan aku, aku sudah baik baik saja, suami mu ini tidak akan lemah dengan luka, kelemahan ku adalah kamu, sayang" Gojo menatap mata ku dengan lembut.

My Story With Gojo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang