7. The Acceptance

249 27 2
                                    

Selepas kepergian Alex, handphone Sofia berdering. Sofia pun mengangkatnya.

"Sofia, dimana kamu?" Letizia langsung bertanya dengan nada tinggi.
"Di kafetaria rumah sakit, Ma. Aku tidak kemana-mana. Hanya syok sedikit."
"Mama tunggu di parkiran mobil. Sore ini ada acara pemberian surat kepada para duta besar yang baru. Kita harus bersiap-siap"

"Kenapa aku harus ikut?"
"Sofia, kakakmu baru saja keguguran dan iparmu menungguinya. Jadi siapa lagi kalau bukan kamu? Mama akan menemanimu. Tenang saja."
"Baiklah. Maafkan aku, Ma. Apakah aku harus mampir di kamar Leo dulu? Aku ingin minta maaf."
"Tidak usah. Dia sedang istirahat."
"Ya sudah. Aku menuju parkiran, Ma."

Sofia pun melangkah ke arah parkiran di lantai dasar. Banyak orang melirik padanya. Mengapa seorang Putri kerajaan berada di rumah sakit? Tapi Sofia tak peduli.

Di mobil, Letizia, Mercedes (asisten Leonor) dan Alba (pengawal), sudah menunggu. Begitu mobil melaju meninggalkan bangunan rumah sakit, terlihat awak media menunggu untuk mewawancarai mereka. Tapi mobil terus melaju dan hanya Letizia yang melambaikan tangan.

Publik semakin bertanya-tanya ketika acara penyerahan surat pada duta besar yang seharusnya dihadiri Sang Ratu Leonor justru dihadiri sang adik. Di luar Royal Palace of Madrid, beberapa orang membawa kertas bertuliskan Dimana Sang Ratu?

Leonor memang sudah sering absen dalam acara-acara kerajaan. Kehamilannya yang lemah membuatnya harus ekstra istirahat. Namun pihak kerajaan memilih tak mengumumkan kehamilan itu. Rencananya hal itu baru akan diumumkan dua minggu lagi, tapi keguguran terlanjur terjadi.

________

Selepas acara dengan para duta besar. Letizia dan Sofia kembali ke istana Zarzuela. Sofia mencoba mencari tahu keadaan Leonor terkini dengan caa menelepon Umberto yang menunggui Leonor di rumah sakit.

"Halo, Umberto."
"Halo, Sofi. Ada apa?"
"Bagaimana keadaan Leo?"
"Sudah stabil. Sekarang sedang tidur. Kata dokter besok bisa pulang."
"Syukurlah." Sofia lega.

Kemudian hening beberapa saat.
"Hmm.. Umberto, aku minta maaf."
"Minta maaf kenapa?"
"Aku tadi pagi kabur begitu saja. Aku adalah adik yang jahat."
"Tidak apa-apa. Kita semua syok dengan alasan masing-masing. Aku juga syok. Aku tak tahu bagaimana masa depan kerajaan jika kami tak bisa punya anak. Tapi bagaimanapun juga Leonor butuh dukungan dari kita semua, termasuk kamu."
"Benar. Kalau begitu, kamu beristirahatlah juga. Ini sudah cukup malam."
"Terima kasih, Sofi."
"Sama-sama."

___________

Sofia belum bisa memejamkan matanya juga. Diambilnya handphonenya kembali. Terlihat akun Alex sedang online.

"Hey, Alex. Ini Sofia." ketik Sofia dengan ragu-ragu. Tak sampai semenit, pesan itu dibalas.
"Hey, Sofia. Maaf tadi pagi aku duluan pergi."
"Tidak apa-apa. Dokter memang sangat sibuk ya."
"Ya begitulah. Aku sekarang sedang jaga shift malam di UGD."

"Oh, maaf. Aku tidak tahu. Maaf sudah mengganggumu" cepat-cepat Sofia meminta maaf. Dia merasa bersalah mengirim chat selarut malam ini.
"Tidak apa-apa. Tidak banyak pasien kok."
"Ya sudah, kalau begitu selamat malam."

"Tunggu, Sofi. Aku besok libur. Mungkin kita bisa makan siang bersama? Aku tahu restoran yang enak."

Perasaan Sofia campur aduk. Antara senang dan kaget. Hingga dia lupa membalas pesan Alex.

"Halo, Sofi? Kalau kamu tidak bisa, tidak apa-apa. Mungkin lain kali."
"No. Maaf. Maaf. Oke aku bisa besok makan siang. Nanti kamu tinggal share lokasinya saja."
"Baiklah, Sofi. Selamat malam."
"Selamat malam, Alex."

__________

13.02 Madrid Time

Sofia mengecek jam tangannya lagi. Kemdian dia mengecek handphonenya untuk memastikan restoran Italia yang dikunjunginya sudah benar.

Princess Leonor : Viva La Reina! (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang