18. The Horse

210 30 75
                                    

Hari itu hari pertama Carlos sekolah. Dia akan masuk jenjang pre-school di Colegio Santa Maria de los Rosales dengan diantar kedua orangtuanya.

Para awak media telah bersiap-siap mengambil gambar penting hari itu. Anak berusia 4 tahun itu dengan malu-malu melambaikan tangannya. Dia telah siap sekolah dengan tas kecil berwana biru tua. Sofia dan Alex bersyukur tidak ada drama hari itu. Mengingat, kadangkala anak mereka tantrum tanpa sebab.

Sepulangnya dari mengantar Carlos, Sofia berniat menemui Leonor. Dia mengintip dari jendela istana. Dilihatnya Leonor sedang duduk di tepian kolam. Tapi seketika Sofia menghentikan langkahnya.

Dari jendela, terlihat Leonor sedang memegang sesuatu. Tak disangkal lagi, itu adalah rokok. Di sebelahnya ada botol bir dengan merk yang sudah sangat dikenal di Spanyol, Estrella Galicia.

"Ada sesuatu yang tak beres." Pikir Sofia. Leonor sudah berhenti minum alkohol sejak berniat punya anak. Dan dia tak pernah merokok seumur hidupnya.

Kaki Sofia bimbang harus maju atau mundur. Tapi keingintahuannya akhirnya menang. Dia berjalan menuju tempat kakaknya duduk.

Melihat Sofia, Leonor cepat-cepat mematikan rokok dan melindasnya dengan kaki. Dia tak menyangka Sofia sudah kembali dari sekolah Carlos.

"Aku kira kau masih di sekolah Carlos." Leonor berusaha tersenyum. Tangannya memindahkan botol bir itu agar tidak terlihat oleh Sofia.

"Carlos anak yang baik. Dia langsung mau ditinggal. Semoga dia dengan cepat dapat teman-teman baru" sahut Sofia.

"Ya, benar. Semoga saja."

"Leo, kau ada masalah apa?"

"Masalah apa maksudmu? Tidak ada apa-apa."

"Kau pikir aku bodoh? Ini!" Sofia mengambil botol bir yang tadi disembunyikan Leonor.

Tertangkap basah, Leonor mencoba beralasan. "Aku hanya minum sedikit. Sudah lama aku tak minum."

"Tidak masuk akal. Kau kan masih menyusui anak-anakmu."

"Mereka sudah satu tahun lebih. Aku mau menyapih mereka. Lagipula masih ada frozen breastmilk di freezer hasil aku pumping selama ini."

"Lalu ini apa?" Sofia mengambil puntung rokok yang tadi diinjak Leonor.

"Aku hanya mencoba-coba. Sudahlah, tak usah dipikirkan." Leonor mencoba beranjak dari tempat duduknya. Tapi tangannya tiba-tiba dipegang Sofia.

"Kau tahu, kau bisa bercerita padaku kalau kau sudah siap." Mata Sofia menatap lurus pada Leonor.

"Baiklah. Sekarang aku undur diri dulu ya, adikku sayang." ucap Leonor sambil melepaskan tangannya dari pegangan Sofia.

Sofia hanya bisa pasrah. Dia pun masuk ke dalam istana.

_________

Berbeda dengan Sofia, Leonor tidak melangkah ke dalam istana. Dia menuju kandang kuda. Diraihnya tali kekang kudanya yang berwarna coklat.

Leonor tak peduli dengan panasnya cuaca musim panas saat itu. Dia memacu kudanya semakin cepat. Secepat bayangan-bayangan yang terlintas dalam pikiran.

Je t'aime, mon petite chou

Kata-kata dalam bahasa Perancis yang artinya "Aku mencintaimu, sayangku." itu tertera di layar laptop Umberto. Tapi pesan itu dikirim ke email gabrielle.arnault@gmail.com . Leonor melihatnya tak sengaja tadi pagi.

Tak punya daya untuk mengkonfrontasi suaminya, Leonor memilih minum bir dan merokok di luar, hingga Sofia menemukannya tadi.

Sementara itu laju kudanya tidak berkurang. Air mata Leonor menetes tak terbendung. Airpods di telinganya memutarkan lagu Lana del Rey - Born to Die

Don't make me sad, don't make me cry
Sometimes love is not enough
And the road gets tough, I don't know why

Tak disangka, sebuah dahan pohon melintang menunggunya di depan. Tiba-tiba kudanya terjatuh. Tubuh Leonor terlempar beberapa meter ke kiri dan sebuah batu besar menyambut kepalanya.

*

Halo, apa kabar guys? Enaknya bakal lanjut gak ya ceritanya? Please komen dan vote sebanyak-banyaknya kalau mau ceritanya lanjut.

Princess Leonor : Viva La Reina! (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang