Peringatan : ada dialog dan narasi mengenai LGBTQ di bab ini. Hanya dialog dan narasi saja, tidak ada aksi. Jika merasa terganggu, skip saja.
Juni 2034
Bulan Juni merupakan pride month atau bulan kebanggaan untuk para lesbian, gay, biseksual, transgender dan queer pada umumnya. Jalanan di kota Madrid penuh dengan parade mereka. Tak jarang, beberapa rumah dan apartemen mengibarkan bendera pelangi, simbol LGBTQ.Sementara itu di ruang kerja Ratu Leonor...
"Permisi, Yang Mulia."
"Silakan duduk, Teresita." Teresita Ruiz adalah perdana menteri Spanyol saat ini. Dia pun duduk di kursi yang disediakan.
"Fraksi partai kami mengajukan rancangan undang-undang baru. Rapat parlemen akan diadakan minggu depan." jelas Teresita."Rancangan undang-undang apakah itu, Tere? Ini sudah mau libur musim panas. Apakah sangat mendesak?" Leonor mengerutkan dahinya.
"Sebenarnya tidak mendesak. Tapi ini momentumnya sekarang dan saya yakin Anda akan menyetujuinya." terlihat Teresita mengakhiri kalimatnya dengan senyum kecil.
"Benarkah? Apa itu?"
"Kami mengajukan agar surrogacy (sewa rahim ibu pengganti) dilegalkan." jawab Teresita sambil menyerahkan lembaran kertas berisi rancangan undang-undang itu.
"Apa? Tidak! Itu adalah bentuk eksploitasi wanita yang menjadi ibu pengganti. Jika ada yang ingin melakukannya, bisa di negara lain yang mengijinkannya. Dan sampai sekarang tidak ada masalah kan?"
"Anda bisa membaca dulu, Yang Mulia. Yang kami maksud di sini adalah altruistic surrogacy, yaitu surrogacy yang tidak komersial, yang tidak ada urusan bayar membayar. Misalnya saja ada pasangan gay yang ingin mempunyai anak. Mereka bisa meminta anggota keluarga mereka yang perempuan, misalnya salah satu saudari mereka untuk menjadi ibu pengganti. Tidak ada transaksi bayar menbayar di sini. Tidak ada yang akan merasa tereksploitasi. Dan tentu saja ini berlaku untuk pasangan heteroseksual yang mempunyai masalah kesuburan." lagi-lagi Teresita tersenyum kecil di akhir kalimatnya. Leonor paham, kalimat itu menyindir dia.
"Well, baiklah. Memang ini momentum yang tepat karena saat ini sedang pride month. Aku serahkan semuanya pada rapat parlemen. Dan melihat fraksi partaimu memiliki mayoritas kursi di parlemen, aku kira rancangan undang-undang ini akan disetujui." Leonor mengembalikan lembaran kertas itu pada Teresita.
"Baiklah. Saya undur diri dulu, Yang Mulia." ucap Teresita sambil menundukkan kepalanya.
"Silakan."Selepas kepergian sang perdana menteri, Leonor tenggelam dalam pengandaiannya.
Apakah aku bisa punya anak dengan surrogate?
Siapa yang mau jadi surrogate bagiku tanpa dibayar? Memangnya ada?
Apakah publik Spanyol akan menentang jika calon pewaris kerajaan lahir dari rahim ibu pengganti?________
Sementara itu pada malam harinya."Ada berita besar!" teriak Umberto begitu memasuki area ruang makan.
"Hush jangan teriak teriak. Anakku masih kecil dan sensitif pendengarannya." ucap Sofia yang menyuapi baby Carlos di sampingnya."Maaf, Sofia. Tapi ini benar-benar berita besar." Umberto menarik kursi di sebelah Leonor dan mendudukinya.
"Apa? Katakan." tanya Leonor sambil meneguk air minum.
"Non commercial surrogacy akan dilegalkan."
Leonor hampir tersedak oleh minumnya. Sofia menjatuhkan sendok bayi yang dia pegang. Sementara Alex dan Letizia hanya bisa ternganga.
"Siapa yang memberitahumu? Ruiz?" ucap Leonor setelah memastikan dia tidak akan tersedak lagi.
"Iya, kau sudah tahu? Kenapa tidak bilang?"
"Dasar Teresita Ruiz! Dia seperti menyindir kita karena kita belum punya anak."
"Dia dan partainya hanya ingin membantu. Well, mungkin bukan itu niat utama mereka. Tapi ini adalah jalan keluar, istriku."
"Itu baru rancangan undang-undang kan? Belum tentu disetujui parlemen" sahut ibu suri Letizia.
"Tapi partainya mendominasi kursi parlemen. Tinggal tunggu waktu saja." Alex pun menimpali.
"Tapi walaupun undang-undang itu disetujui, masih ada masalah lain bagi kami, Alex. Apa rakyat Spanyol mau raja atau ratu masa depan mereka lahir dari rahim ibu pengganti? Dan terutama, ini non commercial surrogacy, yang tanpa bayaran. Apa ada wanita yang mau mengandung anakku tanpa bayaran sepeserpun? Tidak ada!" Leonor pun menjelaskan panjang lebar.
Perkataan Leonor membuat semua yang berada di meja makan terdiam. Diamnya mereka mengiyakan apa yang dikatakan Leonor. Mereka pun kini sibuk dengan makanan masing-masing.
"Aku ambil sendok bayi dulu. Tadi terjatuh. Alex, jaga Carlos dulu ya." ucap Sofia sambil meninggalkan meja itu menuju dapur.
"Panggil Ana saja, Sofi." sahut Leonor. Ana adalah pelayan di istana itu.
"Tidak, aku ambil sendiri."
____________
20 menit kemudian Sofia belum kembali juga. Alex kemudian berinisiatif menyusul istrinya.
Sesampainya di dapur, Alex melihat Sofia berdiri memandang lurus ke arah jendela. Tak ada sendok bayi di tangannya.
"Hei, kenapa kau melamun?" ucap Alex sambil mendekati istrinya.
"Maaf, aku hanya kepikiran sesuatu. Tentang surrogacy itu."
Alex kaget. "Apa... Apa kau ingin mengajukan diri untuk jadi surrogate untuk Leonor? Tidak kan?"
"Kenapa tidak? Aku saudarinya sendiri. Kami sama-sama wanita dari klan Bourbon. Anak itu akan lahir dari rahim wanita Bourbon. Dan tentu saja aku tidak meminta bayaran."
"Tapi kau belum ada setahun melahirkan, Sofi. Carlos baru 7 bulan."
"Ya tidak sekarang, Alex. Undang-undangnya pun belum resmi disetujui. Mungkin bisa kita dilakukan tahun depan."
"Tapi, sayangku. Jangan gegabah."
"Ada alasan lain juga. Aku ingin Carlos menjadi anak biasa tanpa beban, bukan calon raja. Menjadi raja masa depan adalah tanggung jawab yang besar. Biarlah dia menentukan masa depan ya sendiri."
Setelah memikirkan kembali, Alex pun setuju.
"Ya, aku pikir, kau benar."Tiba-tiba ada langkah kaki menuju dapur.
"Hei, kalian sedang apa? Lama sekali. Masa Carlos ditinggal sendiri?" Ternyata Umberto mencari-cari pasangan itu."Maaf, Umberto. Kami akan segera kembali ke meja makan." jawab Alex.
"Benar ya. Kami tunggu." Umberto pun melangkah keluar.
Sofia dan Alex kembali pada topik surrogacy.
"Jadi, kau sebagai suami mengijinkanku untuk melakukannya?"
"Ya, aku kira itu pilihan yang logis dan mulia, Sofi. Win win solution."
"Terima kasih." Sofia memeluk suaminya. Beban di pundaknya terasa lebih ringan.Selanjutnya mereka kembali ke ruang makan.
"Maaf, sudah membuat kalian menunggu." ucap Sofia.
"Ada yang ingin kami katakan pada kalian semua." sahut Alex.Otomatis semua perhatian tertuju pada pasangan itu. Sofia menarik nafas.
"Aku bersedia menjadi surrogate bagi Leonor."Apa yang terjadi berikutnya terjadi dalam waktu singkat. Leonor menghampiri Sofia dan memeluknya. Gracias, hermanita, ucapnya. Umberto menyalami Alex, matanya berkaca-kaca. Letizia ikut berpelukan dengan Sofia dan Leonor.
Sementara itu, baby Carlos masih tidak mengerti dengan orang-orang dewasa di sekelilingnya.
Tolong bantu VOTE (tekan bintang) jika Anda berkenan dengan cerita saya. Satu VOTE Anda sangat berarti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Leonor : Viva La Reina! (Bahasa Indonesia)
FanficPrincess Leonor akhirnya menjadi ratu Spanyol. Tapi apakah masa jabatannya berjalan mulus? Apakah sang adik, Infanta Sofia dapat menemukan belahan jiwanya? Bagaimana perjuangan Leonor untuk mendapatkan pewaris? Viva la Reina! adalah sekuel dari The...