XV. Regret

647 104 3
                                    

"Jika tahu bahwa aku alasan kau mati, aku memilih menukar hidupku agar kau tetap hidup."

(Soobin)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Soobin memeluk lembaran kertas yang Yeonjun tulis. Ia menatap kosong ke depan tanpa ada niatan beranjak dari kamar. Hari ini tepat di tanggal 30 Mei 2024 adalah satu hari sebelum hari peringatan kematian Yeonjun. Ia telah membaca semua kertas tersebut. Ia merasa hampa dan begitu kosong.

Bahkan ia tidak mengangkat ratusan telpon dari Hueningkai yang menanyakan keadaannya. Ia mengabaikan ketukan pintu apartemennya dari Yura. Ia tidak ingin bertemu siapapun saat ini.

Ia hanya ingin Yeonjun. Yeonjun seorang dan itu sudah cukup untuknya.

-----💍💍💍💍-----

Soobin merasakan pernah melihat hal di depan matanya saat ini. Pria ini menyadari jika saat ini ia sedang bermimpi. Ia dibawa kembali pada kenangan menyedihkan di tahun 2021. Dimana ia ingin mengakhiri hidupnya.

Saat itu 30 Mei 2021, ia ingin membunuh dirinya setelah beberapa kali ia gagal melakukannya. Ia merasa bodoh sekali sebenarnya. Namun Soobin ingat saat itu seseorang berlari ke arahnya dan meneriakkan namanya. Meski ia tak kenal siapa orang itu. Bahkan Soobin lupa dan tak mengingat wajahnya sama sekali.

Soobin melihat dirinya yang berdiri di tengah jalanan ketika lampu hijau menyala. Ia merasa mengasihani dirinya sendiri. Hingga ia melihat seseorang yang begitu ia cintai ada di tepi jalan.

Yeonjun sedang melihat dirinya di masa lalu yang menyedihkan. Hingga sesuatu mengejutkan Soobin. Yeonjun meneriakkan namanya dengan keras dan berlari menuju ke arahnya.

Yeonjun melindungi tubuhnya dengan dirinya sendiri. Membiarkan dirinya terhantam mobil dan terpental ke aspal dengan keras.

Soobin yang melihat kejadian ini gemetar dan menangis tanpa sadar. Ia melihat bagaimana tangan Yeonjun mencoba meraihnya meski pria itu telah berlumuran darah. Cincin yang tersemat di jari manis Yeonjun membuatnya menangis lebih keras lagi.

Ia mendengar Yeonjun menggumamkan kata maaf sebelum akhirnya Yeonjun menutup matanya.

Mimpi yang merupakan kejadian masa lalu Soobin, berakhir disini.

-----💍💍💍💍-----

Soobin terbangun dan menangis dengan begitu keras. Ia berulang kali memanggil nama Yeonjun dengan putus asa. Jika saja langkahnya tidak menuntunnya ke tengah jalanan, Yeonjun tidak akan mati.

Jika saja ia tidak melakukan hal bodoh, Yeonjun mungkin saja masih hidup hingga saat ini.

Soobin merasakan dadanya luar biasa sesak dan napasnya seakan dipaksa berhenti. Kenyataan bahwa Yeonjun merelakan nyawanya adalah untuk menyelamatkannya.

Laki-laki itu merasakan hancur berkeping yang luar biasa sakit. Kenapa Tuhan mengirim Yeonjun kemari jika pada akhirnya Tuhan tetap mengambilnya??

Soobin berlari keluar. Hari sudah petang dan ia memutuskan pergi ke pemakaman. Ia melihat makam Yeonjun yang masih sama. Disana ia kembali menangis dengan begitu kerasnya.

"Kumohon maafkan aku. Maafkan aku Yeonjun."

Suara putus asa Soobin membuat si penjual bunga menghampirinya. Laki-laki itu menepuk pundak Soobin.

"Ada apa? Kenapa menangis?"

"Seharusnya aku yang mati. Seharusnya aku yang berada disini. Makam ini seharusnya bertuliskan namaku. Aku-"

Tangis Soobin kembali terdengar memilukan. Pria penjual bunga itu memeluknya.

"Jangan menangis lagi. Apa yang sudah ia pilih adalah keinginannya. Bahkan ketika Sang Pencipta memberinya kesempatan kedua, ia tetap melakukan hal yang sama. Ia tetap memilih mati."

Pria itu menatap jari manis Soobin. Cincin itu masih tersemat. Ia menenangkan Soobin yang menangis keras.

"Ini adalah pertama kalinya aku tersentuh dengan kisah manusia."

Sang penjual bunga mengusap pundak Soobin sekali lagi. Ia menatap makam Yeonjun dan tersenyum.

"Kau bahkan tidak ragu membuang kesempatan keduamu untuk memilih. Manusia spesial ini benar-benar." Pria itu meletakkan seikat bunga Soba di atas makam Yeonjun. Ia menyuruh Soobin kembali pulang karena hari mulai gelap.

"Pulanglah. Kau bisa kembali lagi besok. Besok adalah peringatan hari kematiannya bukan."

Soobin hanya diam. Tapi ia mengangguk menuruti ucapan si penjual bunga.

-----💍💍💍💍-----

Seoul, 31 Mei 2021

Yeonjun tengah terbaring koma. Di dalam ruangan nya sendirian tanpa siapapun. Ayahnya baru saja terbang dari San Jose ke Seoul malam tadi.

Yeonjun tidak punya siapapun disini. Di sisinya disisa akhir hidupnya.

Dalam komanya, Yeonjun menitikkan air mata. Jika pada akhirnya takdir memang harus terlalui seperti ini, maka Yeonjun menerimanya dengan lapang dada.

Ia akan menagih janji Soobin untuk tetap mengunjungi makamnya dan merayakan ulang tahunnya dengan memberinya seikat bunga.

Yeonjun mengingat kembali di tahun 2024 yang singkat, semua kenangan yang ia buat sudah cukup untuknya. Ia hanya takut Soobin akan kesepian dan sendirian di dalam apartemen 553.

Ia takut sekali Soobin tidak memiliki siapapun disisinya.

Jika Sang Pencipta mengabulkan satu saja keinginannnya, Yeonjun ingin ia masih bisa melihat hari esok untuk memenuhi janjinya pada Soobin.

Meet You Before Die (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang