XVI. Back to 2024 - End

1K 131 59
                                    


"Untuk pertama kalinya, Sang Pencipta mendengar doa keduanya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Soobin telah berpakaian dengan rapi. Ia membawa sooyeon, tanaman soba milik Yeonjun dan seikat bunga matahari. Hari ini tepat 31 Mei 2024 ia akan mengunjungi Yeonjun.

Ia mencoba mengikhlaskan segalanya meski dalam batinnya ribuan kata maaf tak akan pernah bisa menebus semuanya. Laki-laki itu berjalan dengan pasti menuju makam orang yang ia cintai.

Ia sudah berjanji pada Yeonjun untuk tetap mengunjungi dan memberinya bunga. Maka Soobin hanya bisa menepatinya. Hingga matanya di kejutkan dengan makam Yeonjun yang kosong. Lahan itu kosong dan tidak ada apapun disana. Ia bahkan bertanya pada makam ibunya.

"Ibu?? Dimana makam pacarku?? Apa ibu melihatnya?? Apa sudah dipindahkan dalam semalam???"

Soobin panik sekali. Bahkan pria itu menangis dengan keras di atas tanah datar yang hanya ditumbuhi rumput.

"Kau sedang apa?"

Sebuah suara membuatnya menoleh. Si penjual bunga menatapnya dengan bingung.

"Makam pacarku hilang!! Bukankah kau melihatnya masih ada kemarin?!!"

Pria itu mengernyit heran. Ia menggeleng dan membuat Soobin kesal.

"Apa maksudmu menggeleng. Kau dengan jelas memelukku dan melihatku menangis di atas makam pacarku!"

"Apa yang kau bicarakan! Tidak pernah ada makam disana. Kau ini gila ya?"

Soobin merasa dipermainkan.

"Kemana makam Yeonjun??!! Dimana pacarku??" Soobin mencekiknya kesal. Membuat pria itu mencoba menjauhkan diri dari Soobin yang menggila dalam sekejap.

"Soobin?"

Sebuah suara yang sangat amat Soobin rindukan terdengar mengalun lembut.

"Kenapa kau mencekiknya?"

Soobin melepaskan tangannya dari leher si penjual bunga. Air matanya lolos begitu saja melihat Yeonjun berdiri disana sambil merentangkan tangannya.

"Kau tidak merindukanku?"

Soobin berlari dan meraih Yeonjun dalam pelukan. Ia menangis tersedu-sedu. Jika ini adalah mimpi, maka Soobin tidak ingin bangun. Ia tidak ingin bangun kalau Yeonjun tidak ada disisinya.

"Apa ini mimpi?"

Yeonjun menggeleng. Ia ikut menangis.

"Kau mau aku memukulmu untuk meyakinkanmu kalau ini bukan mimpi?"

Soobin tertawa miris. Bahkan Yeonjun di dalam mimpipun masih sama menyebalkannya.

"Aku tidak ingin bangun."

"Buka matamu dan lihat aku." Soobin membuka matanya. Yeonjun tertawa di depannya dengan air mata bahagia.

"Kau sungguhan?"

Yeonjun mengangguk dengan yakin.

"Apa aku jadi gila karena kau meninggalkan ku?"

Meet You Before Die (End ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang