PROLOG

82 5 0
                                    

Mata gadis itu begitu lincah dalam memperhatikan setiap angka yang dimasukkan ke dalam sel pada tabel spreadsheet. Kecepatan mengetik terdengar seperti kereta yang melaju gesit di tengah badai hujan angin di malam yg sangat dingin.


Dengan sigap, dia menggunakan segala jenis rumus yang disediakan perangkat lunak pengolah data itu untuk mencatat dan memproses segala jenis pengeluran maupun pemasukan dari organisasi tepat dia berada.


Gadis itu sama sekali tidak bisa fokus ketika melihat jam digital yang terletak di pojok kanan bawah layar laptopnya. Waktu menunjukkan pukul 18:55, lima menit lagi sampai menunjukkan pukul 19:00.


Melihat kondisi itu, dia mempercepat ketikan tangannya dan gerakan matanya jadi makin cepat seolah mengidentifikasi serangan peluru dari senapan mesin lalu menebasnya dengan sebuah pedang.


Kilatan cahaya di kaca matanya mengkilap di saat gerakan jari mengetiknya terhenti. Kemudian, jari kelingking tangan kanan menekan tombol enter dan printer di sebelah mulai berbunyi melakukan tugasnya.


Satu lembar, dua lembar, tiga lembar, empat lembar dan seterusnya sampai sepuluh lembar berada di tangan. Dengan gerakan efisien dan cepat, dia meraih sampul map dan selotip kemudian menyusun kertas-kertas hasil printer menjadi sebuah makalah yang siap di dilaporkan nanti.


Waktu di jam digitalnya kini menunjukkan pukul 18:59:50. Sontak, dia melemparkan naskah itu ke dalam tas dan segera menyambar ponsel yang tergelatak di meja. Dalam momentum bersamaan, tubuhnya jatuh di kasur empuk yang sejak tadi menggoda untuk tidur di atasnya.


Dengan gerakan jari yang cepat dan efisien, dia memecahkan pola, kata sandi, dan kemudian diakhiri dengan sebuah permainan mini tap-tap palu tikus. Sebuah sistem keamanan yang sangat kokoh ini bukan tanpa alasan. Itu karena, dia tidak ingin ada seseorang yang melihat isi ponselnya ada apa.


Layar ponsel pun terbuka dan langsung memperlihatkan konser live streaming yang tengah dia tunggu-tunggu selama ini. Hitung mundur masih tersisa tiga detik sebelum acara dimulai.


Baginya, menonton live streaming ini adalah hal yang wajib dan tidak bisa dilewatkan begitu saja. Itu karena ...


「HAYASE MEGUMI-CHAN!!!!!」

Gadis itu menjerit dalam hati dan mana mungkin menjerit sungguhan. Kalau dia menjerit sungguhan, tetangga atau keluarganya pasti akan mencapnya aneh dan itu sangat memalukan. Jadi dalam hati saja sudah cukup untuk menyebut nama idol favoritnya itu.


Hayase Megumi, idol yang baru-baru ini naik daun dan dia sudah mengikutinya sejak awal debut. Yap, dia adalah veteran alias sesepuh fansclub dari Hayase Megumi.


Baginya, suara Hayase Megumi terdengar seperti penyucian diri dari dosa-dosa yang sudah dia perbuat! Ketika mendengarnya, seluruh pikiran dan perasaan negatif akan langsung terbantai berganti menjadi energi positif dan penuh motivasi untuk hidup!


Dulu sewaktu dirinya terpuruk dan merasa lebih baik untuk mati saja, suara Hayase Megumi datang menjemputnya dari flat videotron sebelum dia memutuskan untuk menabrakkan diri ke mobil di penyebrangan jalan.


Dan sekarang, gadis itu bisa menjalani hidupnya dengan penuh warna berkat Hayase Megumi.


「Megumi-chan! Kyaaaaaaa!」

Jantungnya terasa bertalu ketika Megumi menyanyikan lirik dari lagu baru yang tengah ditayangkan secara perdana ini. Mata merah di balik kacamata bulat itu bahkan tidak berkedip untuk menyaksikan gerakan koreografi yang terlihat begitu mempesona.


Kepalanya ikut bergoyang ke kiri dan ke kanan. Sekarang ini ... detik ini ... dia seperti berada di surga dan Hayase Megumi terlihat tengah melihatnya dari layar ponselnya. Rasanya, semua rasa penat duduk berjam-jam di depan laptop mengurusi jutaan angka-angka yang memusingkan jiwa dan raga tenggelam ke laut.

GL, PARACEMIDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang