04 • Panik Gak Panik, Paniklah

32 3 1
                                    

Mata Megumi terbuka perlahan seperti baru saja bangun dari koma. Hidungnya langsung mengerut ketika mencium bau obatan-obatan yg sangat dia benci begitu menyengat. Dia sontak bangun dan melihat sekeliling yg hanya diisi oleh warna putih seolah tempat ini tidak kenal warna selain putih.


Ya sebenarnya tidak terlalu penting juga. Justru warna putih di sini ada makna dan sejarah panjang tertentu. Dari beberapa kutipan, katanya punya efek psikologis untuk menenangkan pasien yg tengah sakit.


Tapi anehnya, ruang isolasi yg biasanya dipakai untuk mengurung anak nakal di rehabilitasi remaja kenapa warna putih juga? Katanya memicu efek traumatis juga mengundang tekanan yg begitu hebat sehingga anak nakal itu bakalan kena mental dan enggan berbuat nakal lagi.


Belum lagi, warna putih itu juga sering digunakan sebagai warna latar ruang percobaan di beberapa film scifi. Tentunya bikin subjek percobaan apalagi manusia menderita karenanya.


Megumi menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa dia harus repot-repot mikirin filosofis dan alasan kenapa UKS harus warna putih?! Buang-buang waktu aja.


Daripada itu, dia langsung teringat bahwa sebelumnya terkena sakit kepala hebat. Saking perihnya mungkin mencapai rekor rasa sakit kepala seperti kena geger otak. Tidak, sepertinya tidak separah itu.


「Megumi-sama, akhirnya anda bangun juga.」


Suara super datar saking datarnya siapa saja yg mendengarnya pasti sadar bahwa orang tersebut sama sekali tidak memiliki emosi tercampur di dalamnya. Seolah hidup di zaman kediktatoran semisal kalau salah kata saja bakalan dihukum pancung di muka umum.


Perawat UKS, tidak, lebih tepatnya manager idol Hayase Megumi yg tengah berpura-pura menjadi perawat, Wakaba Reina, seperti biasa memasang wajah super datar seolah tidak tertarik untuk hidup di dunia.


Meski manager ini pura-pura jadi perawat, sebenarnya skillnya tidak bohong. Di zaman krisis ekonomi dan pangan ini, seseorang harus dididik serba bisa untuk mampu bertahan di segala kondisi. Sama halnya dengan syarat job di negri konoha yg harus bisa menguasai lima elemen, bisa mampu bekerja di bawah tekanan sedalam palung Mariana, punya tekad untuk mencari kitab suci ke barat, pengalaman selama ratusan tahun bertapa di gunung mioboku, dan masih banyak lagi.


「Reina, ah, jadi kamu yg bawa aku ke sini? Baguslah.」


Megumi kembali menidurkan tubuhnya di kasur yg cukup empuk ini. Mengetahui orang yg membawanya ke sini adalah managernya, tentu saja aman.


「Tidak, bukan saya.」


Jawaban singkat padat dan tentu saja sangat amat teramat jelas itu langsung mengguncang ketenangan Megumi yg baru aja singgah dalam itungan detik. Gadis itu sontak bangun dengan tubuh gemetaran seolah dunia baru saja mau kiamat.


Sedetik kemudian dia baru ingat terperangkap di ruang musik yg tiba-tiba pintunya terkunci sendiri, ajaib. Wajahnya langsung menjadi suram seperti sudah tidak bisa hidup lagi dunia yg jahat ini.

Megumi langsung berlari dan mengguncang-guncang tubuh Reina yg hendak menyeduh kopi di sudut ruangan.


「Reina! Gimana ini? Reputasiku bakalan hancur! Siapa orangnya? Guru? Petugas? Atau murid lainnya? Ini gawat, Reina! Lakukan sesuatu!」


Megumi terus berceloteh tentang kepanikannya yg super gawat ini. Tentu saja dia panik karena ada seseorang yg mengetahui bahwa super idol yang sempurna ditemukan di ruang musik terkunci dan tak sadarkan diri.


Tidak lama lagi, pasti bakalan muncul berita-berita dan skandal tentang kenapa ini dengan idol Megumi? Ternyata orangnya lemah banget, sudah gitu pakai acara mengurung diri di ruang musik? Buat apa coba?

GL, PARACEMIDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang