1. Merasa beda

4.3K 276 6
                                    

Dikediaman Aksena kini masih terasa sangat sepih karena hampir putra bapak Jeffran dan Dona semua tidak akan bangun jika tidak dibangunkan.

Jam menunjukkan pukul 06:00, Dona selaku ibu membangunkan ketujuh putranya mulai dari si sulung Marvel.

Dona tersenyum menatap Marvel walaupun sudah dewasa Marvel tetap saja ingin seperti keenam adiknya.

Marvel itu mahasiswa kedokteran semester 7, kini ia sedang dipusingkan yang namanya tugas akhir skripsi.

"Bang bangun ngak, ini udah jam 6 loh" teriak Dona menarik selimut yang membungkus tubuh kekar putra sulungnya.

"Lima menit lagi ma" jawab Marvel serak yang masih memejamkan matanya.

"Ngak ada bang, cepat bangun ih" kesal Dona menghempaskan selimut Marvel.

Dengan ogah Marvel bangun, dan menatap Dona dengan muka bantalnya.

Melihat Marvel yang sudah bangun, Dona beralih ke kamar sih kembar tiga, siapa lagi kalau bukan, Reynand, Jevano dan Nataniel, siswa kelas 12 itu masih bergelung dengan selimut dikasur mereka masing-masing.

"Bang Rey, Mas Jevan, kak Na bangun" teriak Dona jengah terhadap putra-putranya ini, setiap pagi suara emas Dona harus dikeluarkan untuk membangunkan ketujuh putranya.

"Lima menit ma" jawab Nathan dengan mata terpejam.

Dona menghembuskan nafas panjang untuk mengontrol emosinya, "mau mama siram pake air? Atau mau bangun sendiri?" Ancam Dona berkacak pinggang diambang pintu kamar putra kembarnya.

"Ya ma Abang bangun" ucap Reynand mendudukkan dirinya.

"Mas bangun ma"

"Kakak juga"

Dona kembali beralih ke kamar sang anak kelima, Dona tersenyum teduh ketika memasuki kamar Langit, anaknya itu masih bergelung dengan selimut sama seperti kakak-kakanya, Dona duduk dipinggiran Ranjang Langit, Dona membangunkan dengan cara yang berbeda, jika keempat kakaknya Dona dengan cara teriak tapi tidak dengan Langit.

Dona mengelus surai halus Langit, "A' bangun udah pagi loh ini" ucap Dona dengan halus, Langit yang merasa terusik membuka matanya dan menemukan Dona yang menatapnya dengan tersenyum.

Langit membalas senyuman Dona dengan tulus, bahagia langit ada di Dona.

"Ma aa boleh minta sesuatu?" Ucap Langit menatap Dona dengan berbinar.

"Boleh, Aa' mau apa nak?"

"Aa' mau diantar papa sekolah hari ini boleh?" Pinta Langit dengan penuh harap.

"Boleh sayang"

"Tapi kalau papa ngak mau, ngak papa ma"

Dona tersenyum tulus menatap Langit, "aa' selalu gitu, belum ditanya sama papa, A' udah overthingking, ngak boleh nak"

Langit menunduk merasa bersalah, "maaf ma"

Dona mengelus pipi tembam langit, "ngak papa sayang, sekarang aa siap-siap biar bisa diantar sama papa ke sekolah oke" langit hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Beralih ke kamar dua bungsu, Cakra dan Jian putra kembar Dona, sebelum mengetuk pintu kamar, Dona sudah mendengar suara Jian dan membuat senyum Dona mengembang.

"Kita berdua udah bangun ma" teriak Jian dalam kamar.

"Oke sayang"

🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻

Kini semua keluarga bapak Jeffran sudah berkumpul dimeja makan, dari sulung sampe bungsu menikmati sarapannya sembari bercengkrama, seperti Jevano yang menjahili Cakra, seperti Marvel yang tiada henti ketawa mendengar jokes garing Jian sampe kesedak, Ada Nathan dan Reynand yang sesekali melayani kejahilan Jevano, tapi tidak dengan Langit yang hanya diam menikmati sarapan paginya.

Langit adalah anak yang sangat introvert, menutupi diri, dan sangat susah beradaptasi dengan lingkungan, bahkan ia selalu berpikir negatif atau overthing.

"Aa' selesai" ucap Langit yang sudah menyelesaikan sarapannya.

"Papa bisa antar Aa' ke sekolah hari ini?" Tanya Langit menatap Jeffran

Jeffran tersenyum ke arah langit yang menatapnya penuh harap, "iya hari ini papa antar Aa' ke sekolah"

Nathan yang mendengar percakapan antara Jeffran dan Langit menatap mereka cengo "kok di antar papa sih A' ?" Tanya Natan tidak terima, Langit berangkat bareng dia ngak boleh yang lain.

"Tapi aa' mau sama papa" jawab Langit yang mulai tidak bisa mengotrol emosinya.

Jevano yang mulai merasakan atmosfer tidak enak langsung mengalihkan pembicaraan, "mas boleh ikut berangkat bareng papa?" Tanya Jevano meminta persetujuan Langit.

Langit tersenyum tipis menatap Jevano, "boleh"

"Kakak ikut" sambar Nathan yang tidak mau kalah.

"Abang kayaknya bawa motor, soalnya Abang ada eskul lukis hari ini, dan pulang sore"

"Cakra sama Jian mau berangkat bareng papa juga?" Tanya Langit menatap adik kembarnya.

"Ngak A', Cakra sama Jian bawa motor aja, soalnya kita juga ada eskul renang hari ini" langit hanya membalas anggukan jawaban kedua adik kembarnya.

🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻

Yang sudah kita ketahui, Langit anaknya susah bersosialisasi dengan lingkungan, anak itu tidak memiliki teman sama sekali, langit anaknya cuek dan selalu menampilkan wajah datar, tidak ada satupun murid yang ingin mendekati dia, Langit juga duduk di meja paling belakang saking dia tidak bisa bersosialisasi.

Langit diam memperhatikan guru menjelaskan di depan, dari banyaknya siswa, langit tipe siswa yang nurut dan juga rapi.

Sampai jam bel istirahat berbunyi, semua murid berbondong-bondong keluar kelas, ada yang ke kantin, ada juga yang kelapangan.

Langit membereskan buku-bukunya dan memasuki ke dalam tas, Langit beranjak dan pergi ke kantin, setelah memesan makanan, Langit duduk di kursi paling pojok, dia sedikit risih dengan ramainya kantin, tapi jika dia tidak ke kantin maka ketiga kakak kembarnya habis mengomel karena dia tidak mengisi lambung dengan makanan.

Kelima kakak beradik itu berjalan mendekati meja yang ditempati Langit.

"Sudah makannya?" Tanya Jevano menatap Langit dengan senyuman.

"Sudah mas" jawab Langit seadanya.

Langit yang memang sudah makan, dia sibuk memainkan ponselnya daripada ikut masuk ke dalam pembicaraan kelima saudaranya.

"Malam ini turun mas?" Tanya Reynand pada Jevano yang memang hobi dengan balapan.

"Ngak dulu bang, soalnya lagi mager aku" jawab Jevano sembari menyeruput kuah bakso dengan rasa pedas.

"Ngak cape mas turun hampir tiap malam?" Tanya Jian heran.

Jevano hanya mengedikkan bahunya acuh, orang hobi.

Langit beranjak dari kursinya, "aku duluan"

Nathan menatap sendu punggung sempit adiknya yang semakin lama semakin menjauh, Nathan terlalu susah untuk masuk ke dunia yang Langit ciptakan dengan benteng yang susah untuk Mereka masuki.

'ada apa dengan kamu A'? Kenapa sulit sekali untuk mendekati aa' "

Sedangkan Langit memasuki toilet dan duduk memeluk lututnya, cairan bening meluncur keluar dari manik kembarnya, mata bulat itu memandang kecewa terhadap dirinya, kenapa dia tidak bisa mendekat dengan keenam saudaranya.

'aku ingin seperti mereka, tapi kenapa sangat sulit'

AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang