Happy Reading
Gimana siap mengantar Langit ke rumah barunya?
Typo harap maklum ya☺️
****
Bendera kuning sudah terpasang dipagar rumah, karang bunga berjejer memenuhi pekarangan rumah, banyak yang mengucapkan bela sungkawa atas meninggalkan putra kelima Jeffran Aksena, siapa yang tak mengenal Jeffran pengusaha sukses dengan saham dimana-mana, berita duka cukup membuat dunia Maya gempar, berita kematian Langit sudah tersebar luas.Kerabat-kerabat dan tetangga mulai berdatangan, sejak semalam ketika jasad Langit tiba dirumah, tangis pilu, jeritan saling bersahutan memenuhi penjuru rumah, Dona pikir ia sedang mimpi, tapi kenapa ia tak bangun juga? Mimpi ini terlalu menyakitkan! Tapi kembali pada kenyataan, ini bukan mimpi, melainkan ia benar kehilangan sang putra untuk semalanya.
Tatapannya kosong pada tubuh Langit yang sudah tak bernyawa lagi, terbaring begitu tenang seolah kematian adalah waktu yang sangat ia tunggu, disamping Dona Jeffran hanya diam, sejak pulang ke rumah semalam, pria itu tak bergerak barang sejengkal pun dari dekat sang putra, air matanya tak lagi menetes tapi Dona tahu hatinya sedang luka yang teramat mendalam, tangan kekar itu tak melepaskan genggaman jemarinya dengan sang putra, walaupun terasa sangat dingin, Jeffran tetap mengeratkan genggaman, ia tahu setelah ini jemari mungil itu tak akan lagi bisa ia genggam, bahkan ketika Dona pingsan dua kali saja tak Jeffran hiraukan, yang ada dipikirannya, kenapa putranya pergi secepat ini?
Sejak semalam mereka semua tak ada tidur barang semenit pun, kehilangan Langit sungguh membuat luka hati mereka semakin dalam.
Kata pamit hari itu benar belum puas untuk mereka berdua bisa mengantarkan Langit ke tempat peristirahatan terakhirnya, tidak bisakah Tuhan memberikan kesempatan sekali lagi untuk mereka memperjuangan hidup putranya.
"Kenapa nggak pamit dulu sama mas dek?" Jevano tak lagi bisa menahan sesak didadanya, semuanya terlalu menyakitkan untuk ia terima, semuanya terasa mendadak, tubuh itu tak lagi bergerak, "Kenapa adek nggak mau pamit sama mas? Mas salah ya udah bentak adek hari itu, maaf... Maafin mas dek, jangan tinggalin mas... Mas mohon" semua kembali menangis mendengar ucapan Jevano yang terdengar putus asa.
"Udah mas, jangan kayak gini kasihan adek"
"Nggak bisa om, Jevano kehilangan adek Jevano, kenapa adek pergi om" Seran memeluk tubuh bergetar keponakanya, Seran tak pernah melihat Jevano menangis sekacau ini, tapi Seran tahu seberapa sayang mereka sama Langit.
"Mas" Nathan menangis memeluk tubuh Jevano dari belakang, "adek pergi mas, adek ninggalin kita" raungan Nathan dan Jevano semakin membuat dada Dona dan Jeffran sesak bukan main, Dona sudah menangis dipelukan Oma, hatinya hancur.
"Abang... Jian mohon bangun Abang" jerit Jian ia masih berharap semua hanya mimpi, ia guncang tubuh Langit berharap tubuh itu bangun dan memeluk raganya, "siapa yang bakal rusak Lego Jian sama Cakra lagi? Jian mau Abang..." Cakra dekap tubuh Jian yang terus mengguncang tubuh kaku Langit.
"Jian mau Abang Cakra, Jian mau Abang"
Marvel hanya menangis dipojokan ruang, ia tak sanggup melihat tubuh kaku sang adik, ditemani Reynand yang menangis disampingnya, anak itu sangat terpukul, ia terus menggumamkan kata maaf tiada henti.
Reynand berdiri ia mendekati tubuh Langit yang terbaring, ia peluk tubuh itu sangat erat, tak ada raungan tapi air mata itu terus menetes.
'Adek kenapa tinggalin Abang? Abang nggak kuat dek'
Jevano melepaskan pelukannya dengan Seran, Nathan tak lagi menangis setelah Jian sudah bisa tenangkan oleh Elang, entah kata apa yang Elang ucapkan sampai anak itu terdiam dan meninggalkan sesegukan saja, tapi mereka yakin kata penenang dan penyemangatlah yang mampu membuat anak itu diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓
FanfictionTentang lika-liku kehidupan keluarga Aksena. Dilarang keras plagiat! High rank 1~haechan (28-9-2024) 1~haechan (01-10-2024) Publish tanggal 22-09-2024 End tanggal 19-10-2024