Sang Surya menyapa malu-malu lewat cela jendela, disambut kicauan burung, hiruk pikuk jakarta dipenuhi dengan aktivitas pagi hari.
Setelah dipindahkan dari ruang icu karena keadaan Langit yang cukup membaik, perlahan mata itu yang sejak semalaman masih setia terpejam pagi ini perlahan membuka kelopak mata yang rasanya terasa lengket karena terpejam terlalu lama.
Langit remaja 17 tahun itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dia menyapu pandangannya dapat dia lihat semua keluarganya kini berkumpul diruang inap miliknya, Langit menyunggingkan senyumnya, ada mama yang menggenggam tangan Langit yang bebas infus, ada Marvel dan Jian yang tidur disofa sembari berpelukan, ada kakak kembar Langit yang tidur dikasur lipat, ada Cakra yang tidur menyender dibahu papa.
Pemandangan yang sungguh indah, tapi kenapa harus Langit masuk rumah sakit dulu baru dia bisa merasakan hangatnya keluarga ini.
Sebenarnya keluarga ini memang hangat, sejak dulu keluarga ini sangat hangat, tapi memang Langit yang merasa mereka tidak memperdulikannya karena pikiran buruk yang terus berputar diotaknya, remaja labil itu tidak pernah bisa berpikir positif barang sekali pun.
Perlahan Langit mengguncang bahu Dona dengan gerakan pelan, karena jujur tangan Langit terasa kebas dan sangat lemas, "Ma-ma..." panggil Langit lirih.
Dona yang merasa terusik mengangkat kepalanya dan mendapati Langit yang sudah sadar walaupun wajahnya masih tampak pucat.
"Aa' butuh sesuatu?" Langit hanya mejawab dengan gelengan lemah.
Dona bangkit dan membangunkan Jeffran dengan pelan, takut nantinya suaminya terkejut, apalagi Jeffran mengidap darah rendah, yang pasti jika bangun dengan keadaan terkejut akan mengakibatkan pusing dan sempoyongan.
"Pa bangun pa... Anaknya udah sadar loh" Dona menepuk pipi Jeffran pelan sampai suaminya itu terusik.
Jeffran membuka matanya, "hm"
"Langit udah sadar"
Jeffran membangunkan Cakra dengan pelan, setelah Cakra bangun Jeffran mencuci wajahnya di toilet, setelah itu Jeffran mendekati blankar Langit dan memeluk anaknya dengan erat.
Langit membalas pelukan Jeffran tidak kalah erat, jujur dia benar takut dengan semalam yang terjadi, walaupun dia tidak ingat persis apa yang terjadi.
"Aa' pusing ngak?" Tanya Jeffran mengelus lengan Langit yang terpasang infus.
"Lemes pa" jawab Langit lirih.
Semua anak Jeffran dan Dona cuma bisa menahan sesak di dada, kesakitan sang adik benar membuat mereka merasa belum baik menjadi seorang kakak.
'abang janji A, Abang akan lakukan apapun buat Aa'
🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻🐻
06 Juni 2000
Terlihat wanita yang teramat cantik sedang menyisir rambutnya didepan cermin, Dona yang sedang mengandung Langit, tersenyum kecil ketika merasakan pergerakan kecil dari sang buah hati.
"Anak mama, lagi apa di sana? Bentar lagi ketemu mama sama abangnya Dede ya?" Ucap Dona mengelus perut buncitnya, "ih mama lupa sebut papa" Dona terkikik geli ketika merasakan pergerakan kecil dari sang buah hati.
Usia kandungan Dona kini berusia 8 bulan, tidak lama lagi dia akan melahirkan bayinya, yang begitu sangat dia nantikan.
Dona keluar dari kamar, Jeffran sedang dikantor, sulung yang sudah memasuki sekolah TK dan Si kembar yang berada di kamarnya bersama baby sister masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓
Fiksi PenggemarTentang lika-liku kehidupan keluarga Aksena. Dilarang keras plagiat! High rank 1~haechan (28-9-2024) 1~haechan (01-10-2024) Publish tanggal 22-09-2024 End tanggal 19-10-2024