Happy reading
Typo harap maklum
*****
Langit membuka matanya terkejut ketika mendengar suara guntur yang begitu menggelegar di langit jakarta sore hari ini, tak terasa dirinya tertidur hampir empat jam lamanya, sejak kakak kembarnya yang izin ingin keluar nongkrong, mereka bertiga memutuskan untuk keluar ketika melihat keadaan Langit sudah lebih baik sejak kemarin malam, Marvel juga sudah lebih baik sejak pulang ke rumah kemarin.
Dengan muka bantal Langit meregangkan ototnya yang terasa sangat pegal karena beberapa hari ini dirinya hanya berdiam diri di tempat tidur membuat otot-otot tubuhnya terasa kaku, dia berjalan menuju balkon kamar, ia tatap langit yang mendung dan ada beberapa awan hitam, bahkan hawa terasa sangat dingin tanda akan turun hujan.
Setelah puas memandangi awan hitam. Langit memutuskan untuk berjalan ke kamar mandi, ia basuh wajahnya hingga basah, ia pandangi wajahnya yang seperti mayat hidup, bibir pucat, pipi yang menirus, mata panda.
Langit menghela nafas lelah, jujur dirinya lelah dengan semuanya terjadi, tubuhnya tak bisa lagi diajak kompromi, Langit mengerti sekarang, kenapa Jeffran meminta dirinya untuk tak sekolah dulu, berdiam diri saja dia sering sakit-sakitan apalagi jika tubuhnya diajak beraktivitas, mungkin dirinya tak jauh dari ranjang pesakitan rumah sakit.
Langit keluar kamar, dirinya merasa lapar karena habis bangun tidur, ternyata tidur juga butuh tenaga pikirnya, didepan kamar ia berhenti sejenak, dirinya bimbang antara turun lewat tangga atau lift, seingat Langit Jeffran ayahnya sedang tak dirumah, ia memutuskan untuk turun lewat tangga, selama tak ada Jeffran semuanya aman, kadang Langit juga kesal dengan ayahnya yang terlalu posesif, tapi kadang kala Langit juga sadar jika ayahnya tengah khawatir.
Langit berjalan santai tanpa menimbulkan bunyi, karena walaupun tak ada Jeffran ingatkan Langit jika masih ada Dona. Langit terus berjalan, rumah berlantai tiga itu terasa sangat sunyi hanya terdengar suara guntur yang bersahut -sahutan.
Diundakan tangga terakhir Langit melihat Jian sedang susah payah menyusun Lego terbarunya yang sempat ia pesan dengan Jeffran sebelum mendapat kabar Marvel sakit.
Sedangkan Cakra menyender dibahu Dona sembari pandangannya yang fokus pada kartun beruang putih yang menurut Langit beruang paling bodoh karena selalu bernasib sial.
Langit lama terdiam, ia ingat hari dimana Cakra bercerita dengan Jevano jika dirinya tengah cemburu dengan Langit perihal kasih sayang, dirinya memang telah melupakan soal itu, tapi tetap saja! ada sesuatu yang mengganjal dihatinya, apa benar dirinya telah merebut kasih sayang para saudaranya?
Langit memejamkan matanya ketika kepalanya terasa sangat sakit, ada sekelebat kepingan memori yang memaksa dirinya untuk mengingat, Langit berlari tanpa suara menuju halaman belakang, Langit takut Dona khawatir melihat dirinya yang kacau, Langit tak mau sampai saudaranya merasa jika dirinya telah merebut semua kasih sayang Jeffran dan Dona.
"Shhhh...." ringis Langit ketika rasa sakit itu semakin menjadi, keringat membanjiri pelipisnya, bahkan bibir itu semakin memucat.
Langit merosotkan tubuhnya ke dinding dengan kaki yang ditekuk, tangannya mencengkram rambutnya dengan sekuat tenaga berharap rasa sakit itu segera menghilang, ia gigit bibir bawahnya agar tak mengeluarkan ringisan dan membuat Dona dan kedua adiknya tahu jika dia tengah kesakitan.
"Argghhh sa-kit..." erang Langit dengan wajah memerah menahan sakit.
"Sejak kecil mas, papa mama selalu menuruti kehendak Langit, sedangkan kita? Bukannya porsi kita sebagai anak harus sama rata mas?" Langit semakin mencekram rambutnya ketika mendengar suara yang memenuhi memorinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓
FanficTentang lika-liku kehidupan keluarga Aksena. Dilarang keras plagiat! High rank 1~haechan (28-9-2024) 1~haechan (01-10-2024) Publish tanggal 22-09-2024 End tanggal 19-10-2024