14. Perkara Ulat

2.2K 252 24
                                    

Ini tepat empat bulan Langit keluar dari rumah sakit, semuanya baik-baik saja, Langit tidak pernah lagi merasakan penglihatan hilang, tubuhnya tidak lagi pernah kehilangan keseimbangan, Jeffran, Dona dan saudaranya begitu ekstra menjaga Langit, mereka tidak ingin anak ceria itu kembali ke rumah sakit.

Pagi ini Langit dan Dona sibuk ditaman belakang, setelah anggota yang lain pamit pergi, Langit mengeluh bosan, bagaimana tidak kelima saudaranya pamit sekolah, Jeffran pamit ke kantor sedangkan Marvel sibuk dikamarnya tidak ingin diganggu karena sedang fokus mengerjakan skripsi, Langit yang benar bosan akhirnya mengajak Dona untuk bertanam ditaman belakang milik Dona yang ada didalam belakang.

Langit tekikik geli ketika melihat ulat bulu yang menempel didaun bunga melati yang Dona tanam dihalaman belakang rumah, ulat itu berwarna hijau dan terdapat bulu halus ditubuhnya.

"Hahaha lucunya" gemes Langit menangkup kedua pipi gembilnya dengan kedua tangannya, Langit menoel tubuh ulat itu menggunakan ranting kecil, tapi ulat itu bergeming dan membuat remaja itu sedikit kesal.

"Ck ulatnya kok diam aja?" Decak Langit murung, tapi tiba-tiba saja mata itu berbinar ketika sebuah ide melintas diotak ceteknya, Dona yang melihat Langit terkikik hanya tersenyum, Dona kembali fokus memupuk dan menyiram tanamanya dengan rasa gembira.

"Pengen pegang" Langit menatap punggung Dona yang sibuk dengan tanamannya, dia takut nanti tidak diperbolehkan oleh ibunya, tapi rasa penasarannya sangat mengebu-gebu.

Setelah berpikir panjang, Langit mengulurkan tangannya ingin meraih ulat bulu yang dimata Langit sangat menggemaskan.

"HUWA" teriak Langit yang menjerit, Dona yang mendengar jeritan Langit berlari dengan panik ke arah Langit.

"Kenapa dek?" Tanya Dona cemas, Langit menggenggam telunjuknya yang terasa sakit dan gatal.

"Mama gatel" aduh Langit menggaruk lengannya dengan berutal, Dona meraih lengan kanan Langit yang sudah kemerahan dan muncul bentol merah.

"Ini kenapa dek?" Jerit Dona panik.

Langit menarik ingusnya yang hampir meler, dia menoleh kearah ulat bulu yang tidak merasa bersalah sama sekali. "Gara-gara ulat bulu itu hiks" tunjuk Langit ke arah ulat bulu yang terdiam didaun bunga milik Dona.

Dona terkekeh pelan, ternyata diam Langit sangat bahaya, Dona langsung menyeret Langit yang masih menangis sesegukan masuk ke dalam rumah.

"Kenapa dek?" Tanya Marvel yang melihat adiknya itu menangis, Marvel mengikuti langkah Dona dan Langit menuju wastafel dapur.

"Main ulat bulu bang, jadi sekarang tangan adek bentol-bentol" cerita Dona sembari membersihkan lengan Langit.

Marvel langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil obat gatal yang dia simpan didalam kamarnya.

Dona mendudukan Langit disofa ruang tamu, Dona tersenyum menggoda melihat kelakuan anak nakalnya ini.

Dona mengusap air mata Langit menggunakan tisu, "mandi dulu ya dek, takutnya nanti bulu ulat tadi nempel dibaju adek, nanti mama obati ya bentol-bentolnya" Langit hanya mengangguk pelan.

"Mau kemana dek?" Tanya Marvel yang melihat Langit menuju kamar dengan masih sesegukan.

"Mandi, kata mama nanti bulu ulat tadi nempel dibaju"

Marvel tersenyum, "ya sudah, mandi gih, nanti bentolnya Abang obati" Langit hanya mengangguk pelan.

"HAHAHAHHA" Kembar tiga dan adik kembar Langit tertawa puas ketika mendengar cerita Dona jika Langit menangis karena terkena bulu ulat.

Langit menyembunyikan wajahnya didada bidang Jeffran, dia malu masa dia menangis karena ulat bulu.

"Gimana bisa sih dek?" Tanya Jevano yang mengecek lengan kanan adiknya. "Sakit ngak dek?"

AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang