18. Kelepasan

1.8K 222 18
                                    

Happy reading
••••••••••••••••••••

Pagi ini diKediaman Jeffran Aksena sedang terjadi keributan, sih kembar tiga yang telat bangun karena semalaman bergadang main game dan akhirnya kena ceramah Dona, ada dua bungsu yang sudah anteng dimeja makan sembari menunggu kakak kembarnya yang sedang bersiap, ada Marvel yang duduk dimeja pantry sembari melihat Dona memasak sarapan dan diruang tamu ada Jeffran dan Langit yang sedang saling membujuk satu sama lain.

"Kali ini adek dengarin papa oke, adek sekolah homescoling lagi" ucap Jeffran yang memberikan Langit pengertian.

"Adek mau sekolah papa, ada Abang kembar yang jagain adek, ada Cakra sama Jian juga, ada bang Elang juga yang sekelas sama adek, sebangku lagi" sahut Langit juga memberikan ayahnya pengertian, masa baru tiga hari sekolah dirinya harus kembali belajar dirumah.

Langit tak mau kembali sekolah dirumah, dirinya ingin sekolah umum, dirinya jenuh sendirian dirumah hanya berteman dengan Dona.

Langit menangis, tangan mungilnya sejak tadi terus menyeka air matanya yang tidak berhenti turun, awalnya dia hanya berdrama saja tapi entah kenapa dirinya jadi kelepasan menangis.

"Ngak mau tahu adek mau sekolah papa" rengek anak itu diiringi dengan lelehan air matanya.

Jeffran menatap Langit dingin, dia tidak akan luluh dengan rengekan Langit sekalipun anak itu akan sujud dikakinya.

"Papa plis ya" mohon Langit menatap Jeffran dengan puppy eyes.

Sebenarnya Jeffran gemas dengan anak kelimanya ini, tapi Jeffran masih pada tujuan awalnya, dia tak akan luluh, Ayah anak tujuh itu hanya  menggelengkan kepalanya pelan "Sekali papa bilang ngak tetap ngak, sekali ini dengarin papa ya nak!" Jawab Jeffran memberikan Langit pengertian.

Langit terdiam, dia sangat ingin pergi ke sekolah seperti kakak dan juga adiknya.

"Kenapa dek?" Tanya Nathan yang baru saja turun tangga dengan pakaian sekolah rapi, Langit menghiraukan pertanyaan Nathan tidak lihat apa jika dia sedang menangis, dasar kakak tidak peka pikirnya.

Langit menghembuskan ingusnya dengan piama Sinchan miliknya.

"Ih jorok" cibir Jevano yang melihat kelakuan adiknya yang diluar nalar, Langit kembali menjatuhkan air matanya, dia menatap wajah Jeffran dengan tatapan kosong, dia remas jemarinya melampiaskan kemarahannya yang sejak tadi dia tahan, Langit tatap rahang tegas sang ayah, "papa tahu? Langit Pengen kayak Abang kembar" Jeffran menoleh kearah Langit, dia Selami mata yang menatap dirinya kecewa.

Langit seka air matanya, nafas anak itu naik turun, lama dia terdiam, bahkan ruangan itu sunyi seketika, "Kenapa Langit harus lahir ngak sempurna pa? kenapa Langit selalu merasa hidup Langit terbatas, KENAPA LANGIT NGAK MATI AJA" bentak Langit dengan nafas tersengal.

"LANGIT" bentak Jeffran kelepasan, dia kecewa dengan anaknya yang tidak lagi berpikir dalam berucap.

Dona yang mendengar keributan antara Langit dan Jeffran memanas dia tinggalkan masakan yang sudah tertata di atas meja, bahkan semua anaknya yang lain sudah menyaksikan keributan Jeffran.

Dona peluk tubuh bergetar milik Langit, dia usap punggung sempit milik Langit, Dona mengucap kata penenang, Jeffran tarik tubuh Langit yang bergetar dan mengencangkan tangisannya, "coba lihat papa" Jeffran menatap manik yang menatapnya dengan takut.

"Bilang sekali lagi papa mau dengar"

Langit bungkam, tatapan kecewa ayahnya membuat dadanya semakin sesak, apa dia salah? Langit takut ayahnya marah dengan dirinya, Langit memaki dirinya yang tega membentak Jeffran, padahal dia sangat tahu bagaimana ayahnya begitu menyayangi dirinya lebih dari apapun, tapi kenapa dia sampai membentak ayahnya.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang