23. Papa

1.6K 227 4
                                    

Happy reading

Typo harap maklum😊
-

----------------🌞🌞🌞🌞🌞🌞------------------
Jeffran memparkirkan mobilnya asal ketika sampai rumah, pikirannya dipenuhi rasa khawatir, cemas dan takut jika Langit kenapa-napa, Langit itu bagaikan nyawa buat Jeffran.

Jeffran membuka pintu kamar Langit dengan kasar, ketiga anaknya bahkan telonjak kaget ketika pintu dibuka kasar diiringi teriakkan Jeffran memanggil nama Langit, "ADEK" Jeffran langsung mendekati Langit yang sedang merasakan sakit yang teramat, Seran sudah memberi tahu jika efek dari operasi kemarin Langit akan sewaktu-waktu merasakan sakit kepala bahkan lebih parah.

Seran memasuki kamar Langit, dia tadi yang memang ingin pulang tidak sengaja melihat adik kembarnya Jeffran yang berlari bak kesetanan, dengan inisiatif sendiri ia mengikuti Jeffran dari belakang, karena dirinya yakin jika salah satu keponakan sedang tak baik-baik saja, karena Jeffran akan sangat kacau jika itu menyangkut ketujuh putranya.

Seran langsung mempersiapkan penangan untuk Langit, dia memasang masker oksigen agar Langit bisa bernafas dengan baik, tidak lupa dia juga memasang infus dan menyuntikkan obat tidur dosis rendah agar Langit bisa istirahat dengan baik, bergadang tidak baik buat tubuh Langit yang memang sudah sangat rentan.

Jeffran bernafas legah ketika Langit sudah mulai memejamkan matanya, "makasih mas, aku nggak tahu kalau nggak ada mas" ucap Jeffran tulus.

Seran tersenyum tipis, "sudah tugas mas, Langit juga keponakan aku jef"

Jeffran mendekati tubuh lemah Langit, dia menyeka keringat dipelipis anaknya, lama Jeffran tatap wajah Langit, Langit salah satu ketakutan dirinya yang tak akan usai, Jeffran cium lama kening Langit, banyak ketakutan yang Jeffran simpan.

Jeffran mendekati Reynand dan Jevano yang terdiam melihat adiknya yang tiba-tiba saja drop membuat mereka panik, selama ini mereka tak pernah tahu tentang kesakitan Langit, bahkan rasa bersalah Reynand waktu itu belum benar pergi dari benaknya.

"Tidur bang, mas... biar papa yang jaga adek" Jeffran menyuruh anaknya kembali tidur karena hari sudah menunjukkan pukul tiga pagi, semua anaknya menurut, Jeffran merebahkan tubuhnya disamping Langit.

"Cepat sembuh jagoan papa" ucap Jeffran sembari mengelus rambut Langit dengan lembut.

*****
Dona membuka matanya ketika merasakan silau menusuk rentina matanya, dia mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk, Dona sedikit linglung ketika tidak mendapati Jeffran yang semalam tidur disofa.

Dona meraih ponselnya dan jam menunjukkan pukul tujuh pagi, tidak lama Marvel juga terbangun karena mendengar suara grasak grusuk dekat tempat tidurnya.

"Ma" lirih Marvel yang masih tampak pucat, Dona langsung mengecek suhu tubuh Marvel yang sudah tidak sepanas kemarin. "Papa mana ma?" Tanyanya yang tidak melihat siluet Jeffran, Dona menggelengkan kepalanya tanda dirinya tak tahu.

"Mama cuci muka sebentar" pamit Dona masuk ke dalam kamar mandi, sedangkan Marvel diam ditempat tidurnya, Dona berniat nanti menghubungi Jeffran, mungkin Jeffran pergi ke kantin mencari kopi pikirnya, karena kebiasaan Jeffran yang selalu minum kopi setiap paginya.

Tidak lama Dona keluar dengan membawa baskom kecil isi air dan handuk kecil, dengan telaten Dona mengelap tubuh Marvel karena anak itu belum diperbolehkan untuk mandi.

"Selamat pagi" sapa seorang perawat membawa sarapan dan obat buat Marvel, Dona membalas sapaan sang perawat dengan senyuman manis. "Sebentar lagi dokter akan ke sini, jika sudah merasa lebih baik, pasien hari ini diperbolehkan pulang" beritahunya sebelum ia pamit pergi.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang