20. Sakit gigi

1.7K 236 4
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan coment

******

Langit terbangun tengah malam ketika merasakan kepalanya yang tiba-tiba sakit, dia meringis memijat kepalanya ketika sakitnya makin bertambah, Langit menyeka keringatnya yang membanjiri keningnya, lalu mata yang masih mengantuk itu melirik jam Walker yang menunjukkan pukul tiga pagi.

Lama Langit terdiam menikmati rasa sakitnya, lalu dia membuka laci dan menelan obatnya dibantu dengan air.

Langit menatap kearah pintu yang tertutup rapat, ruangan itu temaran karena hanya dibantu cahaya lampu tidur.

"Udah dong sakit jangan datang terus, kasihan papa, mama sama yang lainnya repot" lirih anak itu sembari tangannya sibuk memijat kepalanya, Langit mencoba memejamkan matanya, karena jujur dia baru bisa tidur jam 01;00 dan jam 03;00 dia kembali terbangun.

Dia kepikiran tentang Cakra semalam.

Setelah mencoba memejamkan mata, tapi bukan kantuk yang Langit dapat malah dia semakin susah tidur, Langit memutuskan untuk bangun dan duduk dimeja belajar, dan menempelkan pipi kirinya ke meja dengan mata yang menatap ikan hias miliknya.

"Kamu tahu ikan, Cakra semalam curhat sama mas Jevan, katanya dia cemburu sama Langit karena Langit dekat sama mama papa, Langit harus gimana sekarang?" Cerita anak itu pada ikan.

"Langit bingung sekarang harus gimana" lanjut anak itu murung, tidak lama dia terdiam mata itu terpejam dan terdengar dengkuran halus.

Pagi ini Semua keluarga kecil Jeffran dan Dona sudah berkumpul diruang keluarga kecuali sih bungsu Jian, semua sudah rapih menggunakan seragam sekolah kecuali Langit yang memang belum diperbolehkan masuk sekolah seperti biasanya.

"Jian kemana Cak?" Tanya Langit yang sedang mengunyah apel yang baru saja Dona kupas, jujur dia masih kepikiran tentang semalam, tapi Langit mencoba untuk melupakannya karena Langit tak ingin membuat keluarganya khawatir.

Cakra mengedikkan bahunya tidak perduli, walaupun sekamar Cakra sama sekali tidak membangunkan Jian tadi, Cakra pikir anak itu sedang malas sekolah.

"Kok ngak tahu, 'kan Cakra sama Jian sekamar beda sama Langit dan bang Marvel yang tidur sendiri" timpal Langit heran, Cakra menghembuskan nafasnya pelan, karena moodnya benar belum kembali sepenuhnya.

"Yang aku tahu, Jian masih tidur" jawab Cakra yang sesekali mencomot apel milik Langit karena memang Langit duduk disampingnya.

Langit beranjak dari tempat duduknya, tapi ditahan Marvel, "Adek jangan ke sana, suruh yang lain aja, kamar kita lantai tiga loh, nanti adek capek" tahan Marvel yang membuat Langit duduk kembali dan menatap Marvel cemberut, dia kurang suka jika semua keluarganya yang suka protektif sama dirinya, apalagi jika ingat tentang semalam yang dimana Cakra cemburu dengan dirinya karena semua orang yang protektif padanya, Langit tak ingin jika Cakra sampai membenci dirinya.

"HUWA MAMA..." teriak Jian yang baru saja turun dari lantai tiga yang masih menggunakan piama tidur.

Telapak tangannya kanannya menangkup pipi sebelah kanannya yang bengkak, "kenapa dek?" Tanya Dona yang menghentikan aktivitasnya yang mempersiapkan sarapan pagi ini, "gigi Jian sakit mama, nyut-nyut" aduh Jian dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sini coba papa lihat dek" Jian jalan mendekati Jeffran dan memperlihatkan pipinya yang bengkak, "ke dokter gigi ya dek, adek kebiasaan sih makan permen tanpa stop" omel Jeffran yang meringis ketika melihat bengkak dipipi anak bungsunya.

Jian yang diomel Jeffran hanya diam, dia duduk disamping Cakra, "mau makan?" Tawar Dona yang ingin memberikan piring pada Jian, sedangkan Jian menggelengkan kepalanya brutal, dia tidak ingin makan untuk saat ini sampai giginya tidak terasa sakit lagi.

AKSENA FAMILY (Nct Dream)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang