;
Tatap mataku dengan lekat, mama.
Adakah kau temukan sukacita di dalam sorotnya?
Dalam pandangan mataku, adakah kau temukan setetes harapan untuk hidup lebih lama?Aku hancur lebih dulu sejak lama.
Merengkuh erat-erat serpihan kewarasanku yang terus menggila.
Aku kalah saat mencoba menyalahkan mereka yang membuatku terluka, aku kalah dalam hal melupa.Aku hilang arah, ma.
Aku belum siap untuk dewasa,
Aku takut tak bisa menjadi apa-apa,Tatap mataku sekali saja, ma.
Apakah anak kecilmu yang dulu tertawa ceria itu masih ada dan tetap sama?—02 Juni, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poem; Mental Illness
PoetryAtas semua kekacauan dalam kepala, puisi ini tercipta. Pada setiap luka yang mendarah-darah, puisi ini adalah perantara. Abadilah dalam setiap dendam yang membara. -The Poem; Illness. Adrni