;
Yang bertuhan akan bertahan.
Aku menerima ucapan itu saat harapan ku untuk bernyawa ada di ujung tanduk.
Katanya, aku belum benar-benar mengenal tuhan,
Katanya, aku jauh dari apa yang tuhan katakan.
Katanya lagi, aku kurang iman.Tuhan, apa benar keinginan untuk mati dan kembali padamu adalah sesuatu yang hadir saat Kau jauh dariku?
Apa setiap luka ini adalah pertanda bahwa aku adalah sesuatu yang kurang dalam mengingat kuasa-Mu?
Tuhan, manusia-manusia itu menghardikku saat mereka tak tahu apa-apa tentangku dan juga tentang-Mu.
Tuhan, nyatanya hanya engkau yang tahu seberapa lama tangisanku di tengah malam, seberapa kuat harapanku untuk meminta uluran tangan-Mu. Hanya engkau yang tahu, mereka tak tahu apa-apa.
–mereka tidak tau apapun, namun berlagak seolah mengetahui pikiran manusia dan Tuhan.
Aku bertuhan, dengan itu aku mencoba Bertahan.
Aku mencoba untuk memelihara jiwaku, kesadaranku untuk selalu mengingat-Mu.-aku sedang mencoba untuk tidak jatuh sia-sia.
Tapi tuhan, manusia-manusia itu berlaku seenaknya seolah tak pernah menyakiti orang lain, mereka memaksaku untuk mengingat-Mu,
padahal mereka tak tahu, aku mengadu padamu di setiap tangisanku; karena kejahatan mereka.Mereka tak tahu. Takkan pernah mau tahu.
—Selasa, 2 Juli 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poem; Mental Illness
PoetryAtas semua kekacauan dalam kepala, puisi ini tercipta. Pada setiap luka yang mendarah-darah, puisi ini adalah perantara. Abadilah dalam setiap dendam yang membara. -The Poem; Illness. Adrni