;
Darimu, kalimat cacian penuh rasa benci,
sepenuhnya terlontar untukku.Jalang penuh hina, manusia tidak tahu diri, perempuan tak tahu malu, teriakmu dengan suara serak.
Aku diam, meresapi tiap kata itu dengan penuh penghayatan.
Aku mengokohkan telingaku, pada setiap umpatan yang kau tujukan dengan tulus.
Kau mengaku, sangat benci.
Hingga rasanya aku mati pun, pesta pora akan kau adakan.
Kau salah jika berlaku paling membenciku.
Kau bukan satu-satunya yang sangat ingin aku mati.
Bukan hanya kau, aku juga.
Aku juga, sangat membenci diriku.-18 Juni, 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Poem; Mental Illness
PoetryAtas semua kekacauan dalam kepala, puisi ini tercipta. Pada setiap luka yang mendarah-darah, puisi ini adalah perantara. Abadilah dalam setiap dendam yang membara. -The Poem; Illness. Adrni