Keesokan harinya, suasana di sekolah terasa biasa saja bagi sebagian besar siswa dan staf. Hanya sekelompok kecil orang yang mengetahui tentang kejadian tragis yang terjadi semalam, dan mereka berusaha menjaga kerahasiaan informasi tersebut.
"Sekolah gila, muridnya tewas malah biasa aja," gumam Altheo. Dia bahkan tidak bisa tidur lagi setelah kejadian semalam.
Namun, di antara mereka yang mengetahui, suasana tegang dan gelisah tetap terasa. Mereka merasa terbebani oleh rahasia yang mereka simpan, dan cemas akan kemungkinan terungkapnya kebenaran. Setiap pandangan dan bisikan menjadi bahan perhatian, dan setiap langkah mereka dirasa diperhatikan oleh yang lain. Di tengah-tengah itu, sesuatu yang dingin menyentuh kulitnya.
"Ambil," tutur Anara sembari memberikan minuman kaleng itu kepada Altheo.
"Kau biasa seperti ini?" tanya Altheo.
Anara hanya mengangkat bahu, tidak mengucapkan sepatah kata pun. "Kenapa kau melanggar aturan sekolah?"
"Kau juga, tuh" cibir Altheo.
"Aku istimewa," jawab Anara santai membuat cowok bersurai gelap itu menatapnya heran.
"Istimewa?" beo Altheo tidak mengerti.
Anara berdiri, "Tidak perlu tahu. Ku harap ... kau tidak usah ikut campur. Hidup tenang lah selama sebulan, lalu angkat kaki dari tempat ini," Gadis itu mengenakan tudung jaket miliknya. "Tempat seperti ini tidak layak untuk orang yang baik sepertimu," gumamnya hampir tidak terdengar lalu melangkah pergi.
Altheo hanya menatap kepergian gadis aneh itu. Istimewa? Istimewa apanya? Bukankah mereka sama-sama bergantung kepada O2 untuk hidup? Netra coklat tua miliknya menatap minuman kaleng di sampingnya. Kalau dipikir-pikir..
"Mereka melakukannya di malam hari, karena itulah aku berjaga tiap malam berkeliling sekolah, setidaknya untuk mencegah mereka yang mau mengakhiri hidupnya, tapi sepertinya kali ini di luar kendali. Ini bukan bunuh diri, tapi dibunuh,"
..Anara sepertinya bukan orang seperti yang orang-orang Sirius Class bahas.
"Kalau dia tidur di kelas karena nggak tidur semalaman cuma buat keliling sekolah untuk meminimalisir korban bundir, mengorbankan waktu tidurnya di malam hari, berarti Althea ada benarnya dong kalau cewek itu gak buruk?" gumam Altheo.
"Bagaimana ya kalau aku coba tanya ke anak-anak reguler?" gumam Altheo melangkah pergi.
Meskipun demikian, kehidupan sekolah terus berjalan seperti biasa di permukaan. Kelas-kelas berlangsung, guru memberikan pelajaran, dan siswa mengerjakan tugas mereka. Namun, di balik kesibukan tersebut, ketegangan menyelimuti kelompok kecil yang terlibat dalam kejadian malam sebelumnya. Dan kelompok kecil itu memperhatikan gerak-gerik Altheo.
"Sepertinya dia akan diam, haruskah kita biarkan saja?" ucap salah satu dari mereka.
"Dia anak Fernandoz, salah satu orang kepercayaan direktur. Gausah macam-macam, ayo kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uprising Start
Teen FictionPREQUEL NEMESIS YANG BERFOKUS PADA TAHUN 2013, ARE YOU READY? UNTUK READER BARU, BACA NEMESIS DULU YAK Anara sang putri senja. Itulah julukan yang diberikan kepada dirinya akibat helaian rambut berwarna senja turunan gen dari kakeknya. Semua orang m...