11: Biru, Merah, Ungu dong?

53 8 28
                                    

"Jean Jacques Rousseau pernah mengatakan bahwa sangatlah mudah untuk mengritik, menghancurkan, karena di mana seseorang menyerang dengan sebuah kata atau bahkan tindakan, seseorang harus memiliki halaman untuk membela diri"

- Altheo Sebastian Wen.
.

.

Happy Reading
Jan lup vote komen
.

Saat itu mereka masih tujuh tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat itu mereka masih tujuh tahun.

Tujuh tahun ketika ayah mereka mengurung diri berhari-hari setelah ibu mereka dibawa ke liang lahat. Saat itu, Althea tidak mengerti. Orang-orang mengatakan bahwa ibunya sudah mati, tapi.. apa itu mati? Dan kenapa ibunya dibungkus dengan kain putih lalu ditimbun dengan tanah?

Saat Althea ingin mencegah orang-orang yang menimbun ibunya, ingin mengatakan bahwa ibunya akan segera bangun dan menceritakan pengalamannya di Medan perang—saat itu Altheo langsung menahannya.

"Jangan, Tia. Kalau Tia gitu bunda nggak bakalan suka. Udah diam aja," Altheo mengatakan itu sembari menguatkan genggaman tangan mereka. Althea menurut, beberapa hari berlalu tanpa kehadiran sang ibu. Itu tentu membuat dirinya bingung dan kembali bertanya kepada saudaranya saat Altheo tengah memasak untuk mereka bertiga—meski sang ayah masih sibuk di kamar.

"Al, Al! Bunda pergi ke mana?"

Saat itu, Althea yakin saudaranya terdiam sejenak. Bagian bawah mata Altheo terlihat bengkak entah karena apa, namun dia tetap mengukir senyumnya. Tangannya menunjuk ke arah merpati putih yang cantik, yang terbang menuju langit biru yang cerah.

"Ingat cerita bunda tentang merpati putih? Dongeng dari nenek bunda?"

Althea bingung. Kenapa jadi bahas dongeng? Namun sembari menyantap makanannya, ia menggeleng sebab telah lupa.

"Merpati putih itu berasal dari tempat yang sangat indah, tempat dimana tidak ada rasa sakit. Namun, merpati ini pergi ke dunia, membawa kotak pesan yang lebih besar dari ukuran apapun. Dia terbang melintas gunung, laut, jauh dari tempat asalnya. Dia akan meletakkan kotak pesan itu kepada orang yang seharusnya. Dan, dia akan mengajak orang itu untuk mendatangi tempatnya"

Althea menangkap maksud dari saudaranya pun bergumam. "Jadi, bunda kapan balik? Kenapa bunda tidak mengajak kita juga?"

"Karena yang merpati itu bawa hanya orang-orang yang hebat, kita belum jadi orang hebat kan? Makanya kita belum boleh ke sana"

Mereka sama-sama berusia tujuh tahun, namun Althea tidak menyadarinya dengan cepat. Dia baru mengerti tentang burung merpati itu setelah tiga tahun kemudian. Karenanya, Althea jarang berbicara, berkali-kali Altheo bertanya apa yang salah, namun tetap saja Althea tidak pernah menjawabnya dan memberikan dinding tersirat antara mereka berdua.

Uprising StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang