08: Veni, Vidi, Vici

52 9 20
                                    

"You would not hold up well under torture"

"Oh and you would?"

"I DID!"

"I DID!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Happy Reading.

.

.

Altheo tidak pernah berniat memunculkan diri seperti itu. Tidak pernah sedikitpun.

Tapi, sesuatu dalam dirinya merasa familiar dan bergerak dengan sendirinya.

Altheo yang paling tahu bahwa dirinya belum cukup baik untuk siapapun. Bahwa dia paling melihat kekurangan, celah, baik itu dirinya atau orang lain. Dia tidak pernah berniat menghentikan Yona dan Leetha, atau seperti yang terjadi malam ini. Dia hanya ke ruang guru untuk menemukan buku catatan matematika nya dan di sudut dinding, dia merasakan kehadiran orang lain.

"Ternyata anak yang dimutilasi hari itu adalah salah satu anak yang tereliminasi dari proyek aneh sekolah!"

Altheo tidak bisa berpura-pura tidak mendengarnya.

"Yang mana? Banyak tahu,"

Laki-laki itu--Javi Algora menjawab. "Yang Anara temukan di tempat sampah baru-baru ini"

Ingatan Altheo tentang hari itu masih sangat segar.

"Dari kasta budak?"

Javi mengangguk. "Maklum-maklum saja, mereka pasti mengikuti keinginan sekolah yang disampaikan kepada mereka, karena mendapat jaminan bahwa mereka akan lepas dari kasta budaknya" Jeda sejenak. "Hanya saja mereka tidak berpikir bahwa itu tidak hanya mempertaruhkan materi mereka, namun juga nyawa"

Mendadak Altheo teringat pembicaraannya dengan salah satu anak reguler saat mencari tahu sosok Anara.

"Ada sistem di tempat ini. Mereka yang nilainya rendah akan menjadi budak bagi mereka yang teratas, tentunya ada syarat untuk lepas dari status budak. Naikkan nilai, atau bayar lima puluh juta kepada pihak sekolah"

"Kita harus menemukan cetak biru laboratorium atas eksperimen itu" ujar Javi. "Dan set neurofeedback nya juga. Dari informan ku, dia mengatakan bahwa set tersebut ada di tempat ini, tepatnya di tangan Fernandoz Wen, wajar-wajar saja karena dia adalah salah satu orang kepercayaan direktur setelah Hesham kan"

"Masalahnya kita tidak tahu yang mana tempat pak Fernandoz!"

Altheo sedikit terbelalak mendengar nama ayahnya disebut. Altheo segera naik ke lantai dua diam-diam. Baiklah, ia akui hubungan mereka terlalu renggang hingga akan putus--namun itu bukan berarti Altheo tidak tahu apa-apa tentang ayahnya. Begitu sampai, Altheo berjalan menyamping selaras dengan dinding--karena tahu ada kamera CCTV di sini. Meraih pena miliknya, laki-laki itu melempar ke arah CCTV membuat arah CCTV tersebut teralihkan.

Uprising StartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang