Kami terus saling mendukung dan menguatkan, mengisi hari-hari dengan cinta dan harapan. Meski jarak memisahkan, kami yakin bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalannya kembali. Setiap panggilan video, setiap pesan, dan setiap surat menjadi pengingat bahwa cinta kami lebih kuat dari apapun.
Namun, terkadang gairah yang tak tertahankan membuat kami melakukan video call yang lebih intim. Momen-momen seperti ini selalu dimulai dengan obrolan ringan dan candaan, tetapi seiring berjalannya waktu, perasaan rindu yang mendalam dan hasrat yang membara mulai mengambil alih.
Suatu malam, saat kami sedang berbicara lewat video call, Mas Aryo menatapku dengan tatapan yang penuh keinginan. "Dek, Mas kangen banget sama kamu," katanya dengan suara serak. "Arum juga kangen sama Mas," jawabku pelan, merasakan kehangatan yang menyebar di seluruh tubuhku.
"Mas mau lihat kamu lebih dekat," bisiknya dengan lembut, matanya memancarkan gairah yang tak tertahankan.
Aku mengangguk pelan, merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Perlahan, aku mulai membuka pakaian yang kupakai, membiarkan Mas Aryo melihat tubuhku. Di sisi lain layar, Mas Aryo juga melakukan hal yang sama, membuka bajunya dan memperlihatkan tubuh kekarnya. Cahaya dari layar handphone menerangi wajahnya yang penuh gairah, matanya tidak lepas dari setiap gerakanku.
Setelah melepas kaos, aku membuka bra, membiarkan payudaraku terlihat dengan jelas. Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang, tetapi melihat tatapan Mas Aryo yang penuh hasrat memberiku keberanian. Dia menatap tubuhku dengan kekaguman yang membuatku merasa lebih percaya diri.
"Mas, kamu benar-benar tampan," kataku dengan suara lembut, mataku tidak lepas dari tubuhnya yang kekar.
Mas Aryo tersenyum, senyum yang selalu membuatku merasa aman dan dicintai. "Dan kamu sangat cantik, Dek," jawabnya dengan nada penuh kekaguman. "Mas sangat rindu bisa menyentuh kamu."
Aku merasakan kehangatan menjalar di seluruh tubuhku mendengar kata-katanya. Perlahan, aku mulai membuka celana, membiarkan Mas Aryo melihat lebih banyak dari diriku. Setiap gerakan terasa begitu lambat, penuh dengan antisipasi dan gairah.
Di sisi lain layar, Mas Aryo juga mulai membuka celana seragamnya. Aku melihat dengan mata berbinar saat dia melepaskan celana dan celana dalamnya, memperlihatkan tubuhnya yang sempurna dan penisnya yang perkasa. Tubuh kekarnya terlihat begitu gagah, membuatku semakin terpesona.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anakku
General FictionSeorang prajurit TNI yang telah pensiun sangat mendambakan kehadiran cucu. Namun, anaknya yang telah lama berdinas sebagai anggota TNI juga masih belum menemukan pasangan hidup karena kesibukannya. Mendengar tentang sebuah sumur tua di desa yang kon...