Keesokan paginya, aku bangun dengan perasaan segar dan bahagia. Ketika aku menuju dapur, aku melihat Ibu sudah sibuk mempersiapkan sarapan. Senyum hangatnya menyambutku.
"Baru bangun, nih? Segar banget kayaknya," kata Ibu sambil melirikku dengan tatapan penuh canda.
Aku tersipu malu, "Hehe, iya Bu. Arum tidur nyenyak semalam."
Ibu tertawa kecil, lalu menatapku dengan mata berkilau, "Rum, kalau kamu lagi hubungan suami istri jangan keras-keras ya?" canda Ibu sambil tertawa.
Aku merasakan pipiku memerah, "Ihh, Ibu dengar ya?" tanyaku dengan suara malu.
"Lagian kamu sih, besar kali desahannya," Ibu menambahkan dengan tawa yang semakin keras.
Aku hanya bisa menggeleng sambil menutupi wajahku yang semakin memerah. "Ah, Ibu!" kataku setengah mengeluh.
Ibu kemudian menatapku dengan senyum jahil di wajahnya. "Emang enak banget ya?" ucap Ibu, menambah rasa maluku.
Aku tertawa malu-malu, "Iya, Bu... enak banget," jawabku sambil menundukkan kepala, merasa sedikit lebih nyaman karena Ibu bisa mengerti dan tidak menghakimi.
Ibu menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Ya sudah, yang penting kamu dan Mas Aryo bahagia. Tapi ingat ya, jangan terlalu keras-keras lagi, kasihan tetangga dengar," katanya sambil mengusap punggungku dengan lembut.
Aku mengangguk, tersenyum lebar. "Iya, Bu. Arum janji akan lebih pelan."
Kami berdua tertawa bersama, merasakan kehangatan dan keakraban yang membuat rumah terasa semakin hidup. Mas Aryo yang mendengar suara tawa kami dari kamar, muncul dengan senyum lebar di wajahnya.
"Ada apa nih, pagi-pagi udah ketawa-ketawa?" tanyanya sambil mendekat.
Aku dan Ibu saling pandang, lalu kembali tertawa. "Nggak ada apa-apa, Mas," jawabku sambil tersenyum.
Aku membantu ibu memasak, sementara Mas Aryo duduk di meja makan, menikmati aroma sarapan yang lezat. Kami berbincang-bincang ringan, membahas rencana hari itu dan mempersiapkan diri untuk menyambut bayi yang semakin dekat waktunya untuk lahir.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anakku
Fiction généraleSeorang prajurit TNI yang telah pensiun sangat mendambakan kehadiran cucu. Namun, anaknya yang telah lama berdinas sebagai anggota TNI juga masih belum menemukan pasangan hidup karena kesibukannya. Mendengar tentang sebuah sumur tua di desa yang kon...