Suatu pagi, aku sedang di dapur, hanya mengenakan daster tanpa bra dan celana dalam, menikmati waktu untuk menyiapkan sarapan. Suara kicauan burung di luar jendela dan aroma kopi yang baru diseduh mengisi udara, menciptakan suasana pagi yang tenang dan nyaman. Aku sibuk menggoreng telur, tidak menyadari bahwa Mas Aryo sudah bangun dan menghampiriku.
Tiba-tiba, aku merasakan sepasang tangan kuat melingkari pinggangku dari belakang. "Selamat pagi, Sayang," bisiknya lembut di telingaku. Suara berat dan hangatnya membuat tubuhku merinding. Aku tersenyum, merasakan kehadirannya yang begitu dekat.
"Selamat pagi, Mas," jawabku dengan suara lembut, sambil tetap fokus pada adonan pancake. "Sudah bangun ternyata."
Mas Aryo tertawa kecil, suaranya menggema di telingaku. "Bagaimana bisa tidur lama kalau istriku yang cantik sudah sibuk di dapur?" katanya sambil mempererat pelukannya. Aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya menembus kain tipis dasterku.
Dia mulai mencium leherku, bibirnya yang hangat memberikan sensasi menggoda yang membuatku sedikit tersentak. "Mas, jangan begitu... Nanti telurnya gosong," kataku sambil mencoba menahan tawa, merasa geli dengan godaannya.
"Tidak apa-apa, sebentar saja," jawabnya dengan suara penuh keisengan. Tangannya mulai bergerak naik, menyentuh payudaraku dengan lembut. Aku merasakan jantungku berdebar lebih kencang, sementara dia terus menggoda dengan ciuman dan sentuhannya.
"Ahh...Mas...," desahku, meskipun dalam hatiku aku menikmati setiap sentuhan itu. Aku berusaha tetap fokus pada masakanku, tapi konsentrasiku mulai goyah. Rasanya begitu sulit untuk mengabaikan kehadiran dan godaannya.
Tangannya dengan lembut meremas payudaraku, memberikan sensasi yang membuat tubuhku bergetar. Ciuman di leherku semakin intens, seolah-olah ia tidak ingin melepasku. "Mas, nanti kalau ada yang melihat...," bisikku, merasa malu namun juga tergoda.
"Biarkan saja, tidak ada yang akan melihat kita," jawabnya dengan penuh keyakinan. Tangannya yang lain mulai menjelajahi tubuhku, menyentuh perutku dan bergerak turun ke pinggulku. Setiap sentuhannya membuatku semakin terhanyut dalam perasaan yang membara.
Bibirnya kini bergerak ke telingaku, memberikan gigitan lembut yang membuatku tersentak. "Mas, Arum serius...," kataku, meskipun suaraku terdengar lebih seperti desahan yang menggoda.
Namun, Mas Aryo tidak menghentikan godaannya. Dia justru semakin intens dalam memberikan ciuman dan sentuhannya. Tangannya mulai masuk ke dalam dasterku melalui kerah, meremas payudaraku dengan lembut namun penuh gairah. Aku merasakan setiap sentuhannya dengan begitu mendalam, membuatku semakin sulit untuk tetap fokus pada telur yang sedang aku goreng.
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Anakku
General FictionSeorang prajurit TNI yang telah pensiun sangat mendambakan kehadiran cucu. Namun, anaknya yang telah lama berdinas sebagai anggota TNI juga masih belum menemukan pasangan hidup karena kesibukannya. Mendengar tentang sebuah sumur tua di desa yang kon...