Istri Untuk Anakku | Part 15 | Perpisahan

217 2 0
                                    

Ketika kami tiba di rumah, ibu sudah menunggu di ruang tamu dengan senyum lebar di wajahnya. Matanya berbinar-binar melihat kami berdua, seolah-olah ia bisa merasakan kebahagiaan yang kami bawa pulang.

"Cie-cie, pengantin baru nih, baru balik," kata ibu dengan nada menggoda. Aku langsung merasa pipiku memerah dan tersipu malu. Suasana di ruang tamu terasa begitu hangat dan akrab, penuh dengan cinta dan kebahagiaan.

"Ibu nih, godain kita terus," kataku dengan suara pelan, mencoba menyembunyikan rasa malu yang mulai memenuhi wajahku. Aku menunduk sedikit, merasa sedikit kikuk dengan perhatian yang diberikan oleh ibu.

Ibu tertawa kecil, suaranya penuh dengan kebahagiaan. "Ya wajar dong, ibu senang melihat kalian berdua bahagia. Kalian berdua terlihat sangat cocok bersama," katanya sambil tersenyum lebar. Matanya berbinar-binar, memancarkan cinta dan kebanggaan.

Mas Aryo merangkulku dengan penuh kasih sayang, seolah ingin menunjukkan pada ibu betapa besar cintanya padaku. "Iya, Bu. Terima kasih banyak atas semua dukungan dan doa ibu," katanya sambil tersenyum hangat kepada ibu.

Ibu mengangguk sambil menatap kami dengan penuh cinta. "Yang penting sekarang kalian harus saling mendukung dan menjaga satu sama lain. Pernikahan adalah perjalanan panjang, dan kalian harus selalu bersama-sama melalui suka dan duka," nasihatnya dengan bijaksana.

Aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa mendengar kata-kata ibu. "Iya, Bu. Kami akan selalu berusaha untuk saling mendukung dan mencintai," jawabku dengan penuh keyakinan.

Ibu tersenyum, lalu tiba-tiba menatapku dengan tatapan nakal. "Jadi, gimana, Rum? Enak nggak, malam pertamanya?" tanyanya dengan nada menggoda yang lebih dalam.

Aku merasa pipiku memerah seketika, darah terasa mengalir lebih cepat ke wajahku. Mas Aryo yang duduk di sampingku hanya tersenyum sambil menatapku dengan penuh cinta. "Ahh, Ibu...," jawabku sambil menundukkan kepala, malu dengan pertanyaan ibu yang tiba-tiba itu.

Ibu tertawa kecil, menikmati reaksiku. "Tidak usah malu, Rum. Semua pengantin baru pasti merasakannya," ujarnya dengan penuh kehangatan. Matanya tetap menatapku dengan lembut, menunjukkan bahwa ia benar-benar peduli dan ingin yang terbaik untuk kami.

Akhirnya, dengan suara yang masih sedikit gemetar, aku menjawab, "E-enak kok, Bu."

Ibu tersenyum lebih lebar. "Nah, begitu dong. Ibu senang mendengarnya. Yang penting kalian saling mencintai dan menjaga satu sama lain," katanya dengan nada yang penuh kasih sayang.

Mas Aryo pun tertawa melihatku yang tersipu malu. Suaranya yang hangat dan penuh kasih membuat suasana menjadi lebih santai. "Ah, Ibu, bikin Arum jadi makin malu tuh," katanya sambil merangkulku dengan penuh cinta.


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.

Istri Untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang