Istri Untuk Anakku | Part 4 | Terbayang-bayang (21+)

1K 4 0
                                    

Pernah juga ada satu momen yang takkan bisa ku lupakan, yang sangat mengingatkanku pada perubahan ini. Waktu itu, sehabis mandi, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggang, sebuah kebiasaan lama dari hari-hari sebagai laki-laki. Otomatis, payudaraku yang besar ini terekspos dengan sangat jelas.

Mas Aryo yang saat itu sedang berada di rumah, menjadi saksi tidak terduga atas kelalaianku. Ketika aku berjalan melewati ruang tamu menuju kamarku, Mas Aryo yang sedang bermain handphone di sofa, langsung menatapku. Matanya terbelalak, dan napasnya terhenti sejenak karena terkejut

"Arum...," suaranya bergetar, "kamu... kamu harus melilitkan handuk dengan benar."

Aku melihat ke arahnya dan bisa melihat tatapan matanya yang berubah menjadi penuh nafsu saat melihat payudaraku. Ekspresinya tampak terpesona dan dia tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya. Aku juga bisa melihat penisnya yang ereksi menyembul dari balik celananya.

Dengan cepat, aku buru-buru menutupi payudaraku dengan tangan, meskipun usahaku tidak sepenuhnya berhasil karena ukurannya yang besar.

"Maaf, Mas," aku berkata dengan suara gemetar, rasa malu segera menyergapku.

Aryo menelan ludah, wajahnya tampak memerah. "I-iya, nggak apa-apa... cuma... hati-hati lain kali," katanya dengan suara serak.

Aku berbalik dan segera berlari masuk ke kamarku, perasaan malu dan tidak nyaman menyelimuti. Di dalam kamar, aku menutup pintu dengan cepat dan bersandar di belakangnya, napasku masih tersengal-sengal.

Aku merasakan pipiku memanas karena malu, dan jantungku berdebar kencang. Aku bisa merasakan detak jantungku yang cepat, dan bayangan tatapan Aryo yang penuh nafsu terus terngiang di pikiranku. Aku duduk di tepi tempat tidur, masih merasa canggung dan bingung dengan situasi yang baru saja terjadi.

Saat aku duduk di sana, pintu kamarku perlahan terbuka. Ibu masuk dengan wajah khawatir. "Arum, ada apa? Kamu kenapa lari-lari masuk kamar?," tanyanya lembut sambil mendekatiku.

"Ibu...," suaraku serak. "Maafin Arum, tadi..."

Ibu mendekatiku dengan penuh perhatian, matanya penuh kekhawatiran. "Ada apa, Rum? "

"Arum...Arum lupa melilitkan handuk sampai dada, Bu," kataku dengan suara gemetar. "Payudara Arum... terlihat, dan Mas Aryo... dia... tatapannya..."

Wajah Ibu tampak terkejut. "Oh, begitu. Dia pasti juga kaget," katanya dengan suara yang mencoba menenangkanku. "Harusnya kamu harus lebih berhati-hati. Tubuhmu sekarang berbeda, dan kamu harus mulai berpikir seperti wanita."

"I-iya, Bu," sahutku sambil menarik napas lega. "Arum akan berusaha lebih baik."


Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.

Istri Untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang