"Tuhan punya maksud baik untuk setiap ketetapan-Nya."
-Areksa Mahendra-
🌾
"Udah ada catetannya, Dek?"
"Udah, Mas. Nanti aku kasih."
Areksa Mahendra mengangguk paham. Ia mengamati para pegawainya yang sedang mengangkut karung-karung yang berisi pupuk dari mobil pick up yang terparkir di halaman tokonya ke gudang penyimpanan.
"Sampun sedoyo nggeh, Mas. Niki kula badhe lajengan malih!" Sesosok laki-laki yang tadinya membantu mengangkut karung itu menjabat tangan Areksa. [Sudah semua ya, Mas. Ini saya mau lanjut lagi!]
Areksa tersenyum ramah. "Sami-sami. Kula nggih matur nuwun, Pak." [Sama-sama. Saya juga berterima kasih, Pak.]
Pria itu lantas memasuki mobil pick up hitam yang terdapat banyak stiker di berbagai sisinya itu pergi. Mesin meraung sejenak sebelum akhir melaju pergi.
Aneska Liana menutup buku batik yang sudah lusuh di tangannya. Kemudian ia letakkan di pangkuan sang kakak sebelum akhirnya beralih mendorong kursi roda yang diduduki Areksa untuk masuk ke toko lagi.
"Di sini aja, Dek. Mas mau pulang."
Kursi roda yang sudah setengah berputar itu berhenti. Aneska mencondongkan tubuhnya ke depan. "Mas di jemput Bapak?"
Areksa mengangguk menjawabnya. Ia kemudian menyerahkan buku batik yang berisi catatan persediaan barang itu ke adiknya.
"Jaga toko ya. Nanti pas jumatan kalau nggak ada temen, di tutup aja," pesan Areksa. Karena pegawai toko kebutuhan tani dan pakan ternak miliknya itu semuanya laki-laki.
Aneska mengangguk. Ia menarik kursi roda kakaknya mendekati sebuah kursi panjang yang disediakan untuk pengunjung yang mengantri. Perempuan dengan rambut di gulung lalu di jepit menggunakan jedai besar itu berniat menemani Areksa menunggu ayah mereka yang akan menjemput.
"Mas, akhir-akhir ini pakan lele merk Super naik lagi harganya jadi empat belas ribu perkilo."
"Yang merk satunya?"
"Masih tetap di dua belas lima ratus. Tapi, orang-orang kebanyakan tetep milih yang Super."
"Ya udah. Nggak masalah. Kita runut harga dari sananya aja. Orang-orang udah tau kualitas kok."
Aneska kemudian menjelaskan keadaan toko beberapa hari terakhir. Kakaknya itu Rabu lalu baru saja menjalani terapi agar dapat menggunakan kaki kirinya kembali setelah patah dua tahun yang lalu karena kecelakaan motor yang ia alami. Sehingga baru hari ini dia memiliki kekuatan untuk mengunjungi tokonya kembali.
"Ya, besok kamu minta tolong Kang Sabar aja. Pasti mau benerin lampu di belakang gudang," putus Areksa setelah adiknya mengadu tentang lampu yang mati di belakang gudang.
Areksa sangat teliti dalam berbagai hal, salah satunya adalah masalah keamanan di toko. Karena tinggal di desa, pastinya ia mengantisipasi adanya oknum-oknum tak bertanggung jawab yang mengincar kesempatan untuk membobol barang dagangannya. Oleh karena itu, Areksa memasang CCTV di setiap sudut toko pupuknya juga memastikan tidak ada tempat gelap yang memungkinkan para pencuri dapat melancarkan aksinya dengan mudah.
TOKO PAKAN & PUPUK AREKSA
Toko itu menjadi toko pupuk dan segala hal yang diperlukan para petani terbesar di kecamatan. Pegawainya pun ada banyak, termasuk Aneska yang menjadi tangan kanan Areksa dalam mengawasi jalannya toko itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sumilir
Storie d'amore[Cerita ini minim konflik dan aku tujukan agar kalian terhibur dengan romansa desa yang sederhana] Areksa Mahendra, Mas-Mas Jawa yang berprofesi sebagai petani di desa itu harus mengalami kejadian naas di umurnya yang sedang semangat dalam menggarap...