CHAPTER 2 : Menikmati (18+)

46.9K 235 0
                                    

Bian membanting tubuh kecil kakak iparnya itu ke atas ranjang, menindihnya untuk menciumnya dengan paksa sementara Abel di bawahnya berontak

"Bian sadar bi, ini mbak"

Namun, Bian seolah tuli memaksa wanita itu untuk membuka mulutnya membuat Abel berada di ujung amarah yang besar, entah kekuatan dari mana wanita itu berhasil mendorong tubuh bongsor Bian dengan kuat sebelum kemudian menamparnya

"Brengsek kamu!"

Bian mendengus menahan kesal karena ternyata tamparan kakak iparnya itu cukup kuat karena berhasil membuat sudut bibirnya terluka

"Jangan kurang ajar kamu, Bian. Kamu sadar tindakan kamu itu udah masuk ke pelecehan seksual, dan terlebih mbak ini ipar kamu"

"Terus?"

"Terus? Ya jelas gak boleh, Bian. Mbak ini istri kakak kamu, kamu gak bisa seenaknya menyentuh mbak dengan kurang ajar kayak gitu"

"Lo cuma istri bang Gian, bukan kakak gue, jadi gak ada yang salah dengan cara gue nyentuh lo, kita gak punya hubungan darah jadi gue bisa nyentuh lo semau gue bahkan menuhin lo semau gue"

Abel menggeleng tidak percaya dengan apa yang ia dengar "Bodoh kamu, sekalipun kita gak punya hubungan darah, apa yang kamu yakini itu salah Bian, jangan gila, mbak istri kakak kamu, gak sepantasnya kamu berkelakuan kurang aja kayak gini"

Lagi, Bian mendengus menatap Abel meremehkan sebelum kemudian tubuhnya mendekat membuat Abel mundur beberapa kali hingga tubuhnya menabrak kepala ranjang yang mana membuat dirinya hanya berada sejengkal dari tubuh bongsor adik iparnya itu

"Mbak kasih kamu kesempatan berhenti sekarang dan mbak akan menganggap hal menjijikkan hari ini gak pernah terjadi, tapi sekali kamu mendekat mbak gak akan segan untuk mengadukan hal ini ke Gian"

Bian tertawa, berdecih menatap remeh pada kakak ipar di depannya

"Denger gue baik-baik, mbak Abel. Pertama, gue ga perduli apa lo bakal ngaduin ini atau enggak, yang jelas hubungan persaudaraan kami cukup kuat dan gue yakin seribu persen kalau bang Gian cuma bakal nganggep aduan lo sebagai omong kosong, atau parahnya nganggep lo gila. Dia gak bakal percaya sama lo. Kedua--"

Tiba-tiba saja Bian tertawa terbahak-bahak membuat Abel meringsuk gelisah, ia mulai ketakutan saat ini

"-- menjijikkan lo bilang? Haha Arabela Putri Anula, mungkin sekarang lo bilang yang gue lakukan adalah perbuatan yang menjijikkan tapi kita liat beberapa jam ke depan siapa yang bakal mendesah kenikmatan di bawah gue"

Tepat di detik selanjutnya Bian menarik rambut wanita itu memaksanya berbaring dan mulai mencium bibirnya dengan paksa

Abel tentu saja memberontak, tapi tenaganya tidak seberapa besar jika di banding dengan tubuh bongsor Bian yang sekarang menduduki kakinya sambil menahan tangannya di atas kepala

Abel terus memberontak saat Bian mulai membuka paksa mulut wanita itu dan menjelajahi dalamnya dengan lidahnya, menyatukan lidah keduanya dengan tuntutan namun lembut hingga tanpa sadar pemberontakan Abel melemah

Namun, Bian tidak ingin lengah jadi dia mulai melepaskan tangannya yang sebelumnya menahan Abel membiarkan wanita itu menerima dan memproses ciumannya yang penuh afeksi hingga kini satu tangan Abel bertengger di pundak Bian dengan tangannya yang lain menekan tengkuk leher Bian untuk menciumnya lebih dalam

Bian tersenyum miring dalam pangutannya, merasa Abel sudah mulai kehilangan kontrol, tanpa melepas pangutan mereka, tangan Bian bergera, melepas tali bathrobe yang Abel gunakan, membukanya hingga memperlihatkan tubuh indah yang selama ini Bian bayangkan, di mana apa yang ada di depannya kini justru jauh lebih indah dari yang selama ini hanya bisa Bian bayangkan

FORBIDDEN PASSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang