CHAPTER 9 : Babymoon

12.3K 90 2
                                    

Bian menatap foto USG di tangannya yang menunjukkan perkembangan anaknya dengan Abel yang sekarang sudah berusia 20 minggu, atau tepatnya 5 bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bian menatap foto USG di tangannya yang menunjukkan perkembangan anaknya dengan Abel yang sekarang sudah berusia 20 minggu, atau tepatnya 5 bulan

Abel kemarin baru saja kontrol rutin per-2 minggu bersama Gian. Kalau boleh jujur, ada rasa iri dan sedih tentang fakta bahwa ia tidak bisa menemani wanitanya kontrol untuk melihat anak mereka, tapi yang ia syukuri adalah Abel selalu memikirkannya, meminta print foto lebih kepada dokter yang kemudian secara diam-diam wanita itu berikan padanya

Terlepas Bian yang tidak bisa dengan leluasa bersikap sebagai ayah dari anak yang Abel kandung, fakta bahwa Abel selalu memikirkannya, terkadang yang mana bisa dikatakan sering tengah malam datang ke kamarnya hanya untuk meminta Bian mengusap perutnya yang terasa kurang nyaman, atau ketika Abel terus-terusan bermanja dengannya di saat Gian tidak ada cukup untuknya merasa bahwa ia tidaklah jauh dari anaknya, dan Bian sudah cukup senang dengan itu

Bian melirik jam dindingnya yang menunjukkan pukul 7 pagi, dirinya agak bersantai karena ini merupakan pekan UTS di mana dirinya masuk siang dan Bian senang karena dia akan memiliki sedikit waktu berdua dengan Abel setelah Gian berangkat ke kantor

Ah, ngomongin Abel, Bian berfikir bahwa wanitanya itu pasti sedang di dapur sekarang menyiapkan sarapan, dengan semangat, ia meletakkan foto USG itu di atas nakas sebelum kemudian berlalu untuk menghampiri Abelnya

Benar saja, wanita itu ada di dapur, berdiri membelakanginya tampak sedang melakukan sesuatu di depan meja pantry. Dengan jahil, Bian mendekat perlahan tidak menimbulkan suara, namun saat jaraknya hanya tinggal 3 langkah dari wanita itu, Bian berheti mengernyit melihat punggung wanita itu yang naik turun dengan helaan nafas yang terdengar dipaksakan, gerak geriknya juga aneh membuat Bian mendekat dan terkejut dibuatnya

"Abel?"

Abel yang saat itu memejamkan matanya mencoba mengatur nafas selagi menghirup obat dalam inhaler yang ia pegang menoleh

"Lo ada asma?"

Wanita itu memilih untuk tidak menanggapi, kembali menghirup obat dalam inhaler sambil terus mencoba bernafas dengan tenang. Bian memperhatikan itu, memperhatikan bagaimana Abel terus berusaha bernafas dengan benar sambil satu tangannya yang mengusap perut bulatnya, tampak mencoba menenangkan anak mereka yang sibuk menendang

Melihat itu tangan Bian terulur, ikut mengusap perut bulat Abel berharap anaknya mengerti bahwa ayahnya memintanya untuk berhenti, dan ajaibnya bayi itu seolah mengerti dan berhenti menendang perut ibunya

Sementara Bian menatap Abel khawatir "Lagi sesek banget ya, Bel?" Abel hanya mengangguk hingga beberapa menit setelahnya pernafasannya mulai teratur

Perlahan Bian menuntun wanita itu untuk duduk di kursi meja makan, mengambil segelas air putih hangat dan memberikannya pada Abel yang langsung diteguk sedikit demi sedikit

Melihat Abel sudah lebih tenang, pria itu meraih tangan wanitanya, menatap matanya sendu "Lo dari kapan ada asma kayak gini, Bel?"

"Udah lama, dari SMP emang udah punya asma"

FORBIDDEN PASSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang