CHAPTER 20 : Sakit

8.3K 100 20
                                    

"Silahkan, ibu bisa tanda tangan di sini"

Abel menurut memberikan tanda tangannya di atas kertas dokumen pengajuan perceraihan bermaterai di hadapan Jade, seorang pengacara yang diutus Gian untuk mengurus perceraian mereka

Setelah Gian dan Abel bertemu hari itu, mereka sepakat untuk melakukan perceraian secara dalam atau biasa disebut dengan perceraian di luar pengadilan dengan hanya membuat kesepakatan tertulis terkait pembagian harta yang mereka miliki bersama, meski harus mengalami proses pengumpulan dokumen yang cukup lama itu lebih baik karena bagaimanapun ini adalah permintaan pribadi Gian yang tidak ingin melakukan perceraian di persidangan

Pria itu ingin menyelesaikan secara damai, segera pergi kembali ke Australia tepat beberapa hari setelah pertemuannya dengan Abel, berniat untuk menyembuhkan diri, dan Abel tentu tidak memaksa jika memang perceraian di luar pengadilan adalah perceraian yang ingin Gian tempuh

Pria itu mengirin seorang pengacara untuk mengurus perceraian keduanya, dan setelah 6 minggu, baru hari ini Abel secara resmi bisa mendaftarkan perceraiannya dengan Gian ke pengadilan negeri untuk segera diproses dan disahkan oleh pengadilan negeri

"Baik, saya akan menyerahkan dokumen-dokumen ini ke pengadilan, mungkin butuh waktu sekitar satu atau dua minggu hingga dokumen berhasil disahkan"

Pengacaranya yang bernama Jade itu kemudian bangkit dari posisi duduknya, melihat itu Abel dengan agak kualahan meletakkan tangannya di bawah perut besarnya, bangun untuk mengantar pria itu hingga ke pintu utama

"Sekali lagi terima kasih ya, pak, sudah membantu saya mengurus segala hal yang diperlukan untuk pengajuan perceraian"

Pengacara Jade hanya tersenyum mengangguk "Sudah menjadi tugas saya, bu. Nanti akan segera saya kabarkan setelah dapat kabar dari pengadilan ya, bu"

Abel mengangguk

"Baik, saya permisi"

Kemudian setelahnya pria itu pergi meninggalkan Abel yang kini sudah kembalu masuk dan menutup pintu utama dengan rapat dan segera menyandarkan tubuhnya di belakang pintu, mencoba menarik nafas dalam merasakan kontraksi yang sebenarnya sudah sejak pagi konstan ia rasakan setiap satu jam

Usia kandungannya kini sudah masuk ke 39 minggu di mana sejujurnya sudah lewat dari perkiraan dokter yang mengatakan bahwa Abel mungkin akan melahirkan di minggu ke-37 atau 38

Namun, saat usia kandungannya mencapai usia yang diperkirakan, Abel tidak merasakan tanda-tanda akan melahirkan, selama dua minggu juga ia tidak merasakan kontraksi yang sesungguhnya, di USG-pun dokter juga mengatakan bahwa anaknya tidak pada posisi akan keluar, jadi Abel pikir memang anaknya masih betah di dalam perutnya

Tapi hari ini, sejak tadi pagi, ia merasakan rasa sakit yang tak biasanya. Abel pikir mungkin hanya kontraksi palsu seperti sebelumnya tapi ternyata rasa sakitnya teratur dan Abel bisa merasakannya setiap sejam dengan durasi kontraksi 3 menit

Bian sendiri sedang tidak ada di rumah, dan sudah pergi ke kampusnya sejak pagi-pagi sekali sedang mempersiapkan dirinya untuk sidang skripsi esok hari, itu kenapa Bian tidak tahu dan Abel berencana untuk tidak memberitahu pria itu hingga besok, Abel tentu tidak akan membuat Bian terdistraksi dan mengkhawatirkannya di saat pria itu sendiri tentunya juga sedang merasa stress untuk menghadapi besok

Abel menarik nafas dalam menghembuskannya perlahan merasakan rasa sakit yang cukup mengganggunya hingga beberapa menit setelahnya rasa sakit itu mereda, sambil menyangga perut bagian bawahnya, Abel berjalan pelan menuju ruang tengah untuk duduk mengistirahatkan diri sambil mengatur pernafasannya, hingga ponselnya berdenting tanda ada pesan masuk, melihat nama Bian tertera di sana, Abel segera membuka pesannya

FORBIDDEN PASSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang