"J-jadi lisa-" taehyung menjeda ucapannya.
"Emmm" jennie mengguk menatap taehyung.
Mereka saling menatap. "Li-lisa putriku" mata taehyung berkaca-kaca,tubuhnya seketika lemas,dia luruh kelantai. Mengingat dia hampir kehilangan putrinya.
"Jennie kenapa kau menyembunyikanya dariku"
"Seharusnya kau memberitahukan tentang lisa padaku!"
"Jennie aku ingin membawa lisa keluar negri"
"Taehyung,walaupun darahmu mengalir ditubuhnya tapi dia tetap miliku. Hanya milik ku"
"Aku juga berhak atas lisa,jennie."
"Tidak. Kau tidak tau betapa susahnya aku membesarkannya. Dan kau,kau se-enaknya akan membawa anak ku pergi?"
"Laki-laki macam apa kau ini taehyung. Bahkan aku masih mengingatnya tae,sangat ingat."
Jennie menatap dalam taehyung. "Kau memintaku melupakannya kan?, aku menurutimu taehyung,aku melupakan malam itu, malam dimana kau menikmati tubuhku" jennie tersenyum kecut.
Flasback.
Setelah bergulat panas,taehyung dan jennie saat ini sama-sama diam. Mereka berdua tengah menatap langit dengan pikiran masing-masing. Hanya keheningan yang menemani mereka.
"Ehem" teahyung berhedem,dia memberanika diri membuka suara.
Taehyung menatap wajah jennie yang saat ini berada tepat disampingnya. "Jennie" jennie yang dipanggilpun menoleh.
"Jennie,tentang yang tadi" taehyung menatap serius jennie.
"Bisakah kau bersikap seolah tidak terjadi apa-apa" jennie memalingkan wajahnya dengan membelakangi taehyung. Matanya berakaca-kaca.
"M-maksudku,aku akan menikah jennie. Aku tidak ingin hal ini akan menjadi masalah kedepannya"
"Jadi-," taehyung menjeda ucapannya dan memandang dalam jennie dari belakang. "Aku ingin kau melup-"
Jennie menyela ucapan taehyung karna dia tidak ingin merasakan rasa sakit yang lebih dalam lagi "Jika itu yang terbaik,aku akan melupakannya" jennie mengusap air mata yang sempat keluar dari kelopak matanya.
Flashback end
"Aku mengikuti apa yang kau mau. Aku diam sesuai apa yang kau inginkan. Kau tau apa yang aku rasakan saat itu?"
"Jennie" taehyung menatap jennie sendu.
"Sakit tae,sangat sakit disini" jennie menunjuk area dadanya.
"Rasanya aku ingin menghabisimu saat itu juga. Tapi aku sadar ini bukan sepenuhnya salahmu. Aku nya saja yang bodoh"
"Taehyung,tadinya aku masih menghargaimu sebagai ayah biologis lisa. Karna aku fikir kau akan mengerti. Nyatanya cih" jennie menatap taehyung remeh.
"Kau-,kau masih menjadi orang yang sama,kau sama seperti taehyung yang pada saat itu membuangku seperti sampah setelah kau gunakan"
"Jennie kau salah paham" taehyung memandang jennie penuh sesal.
"Sudahlah,itu masa lalu dan aku ingin melupakannya. Aku mengizikanmu bertemu dengan lisa karna aku tau,dia juga membutuhkan sosok ayah darimu. Tapi jika kau bertindak melewati batas,aku tidak segan-segan kembali menutup jalan kau bertemu dengan lisa"
"Aku rasa kali ini kau mengerti taehyung" jennie berjalan meninggalkan taehyung yang masih mematung ditempatnya.
........
Malam kini sudah berganti pagi. Terlihat beberapa orang berlalu lalang dengan kegiatannya masing-masing dan beberapa perawat yang terlihat sibuk mengerjakan tugasnya.
Terhitung sudah tiga hari sudah berlalu sejak saat lisa dinyatakan koma. Hari ini adalah hari ke-empat lisa berada diruang ICU dengan kondisi yang masih sama.
"Lili,Apa kau tidak rindu dengan unnie mu ini huh" saat ini rose lah yang sedang menemani lisa.
"Ayo bangun. Kau tau?,jennie unnie terus saja menangisi mu setiap malam. Setidaknya kasihani lah ibumu. Dia terlihat lebih kurus sekarang"
"Unnie harap-" rose memandang wajah lisa dalam,tangan nya terangkat untuk mengusap pipi tirus lisa,disana masih terlihat luka gores yang sudah mulai mengering. "Ketika unnie kembali kesisni kau sudah terbangun dari tidur panjangmu ini"
"Cepat sembuh lili" rose bangkit dari tempat duduknya,dia mencium pucuk kepala lisa sebelum benar-benar pergi dari ruangan itu.
Haii apa kabar?
Semoga masih banyak yang menunggu kelanjutan cerita ini.
Jangan lupa vote and komen.Sampai jumpa dichap selanjutnya.
Byy byy