18.Mommy Disini

1.7K 180 20
                                    

"Arrgghhh" teriak lisa frustasi.

Tubuhnya perlahan meluruh ketanah.
Air matanya sudah bercucuran membasahi pipinya. Tubuhnya bergetar begitu hebat. Dia menangis sendirian. Ditengah-tengah sepinya jalan dia meraung mengeluarkan semua rasa sakitnya sendirian.

"Haaaaaa" lagi-lagi keluar sebuah teriakan yang terdengar begitu menyakitkan.

"Hais apa yang kau harapkan darinya lalisa" lisa mencengkram sangat kuat rerumputan yang terlihat sedikit mengering daunnya.

"Aahhh sial,kenapa kau menangis lalisa" lisa dengan kasar menghapus air matanya. "ingatlah kau hanyalah anak haram. Bahkan dia saja tidak mengetahui keberadaanmu lisa hahhah".

"T-tapi apa salahnya seorang anak haram mengharapkan kasih sayang seorang ayah kandungnya hiks hiks" air matanya kembali keluar.

"Haiss kenapa rasanya se-sak sekali hiks hiks" lisa memukuli dadanya sendiri.

"Arrrgggh,k-kau harus tenang l-lisa kau harus t-tenang" suara isakan itu perlahan berhenti.

Lisa perlahan mendongak matanya menatap atas langit.

"Tuhan aku mohon berikan aku kesempatan untuk merasakan hangatnya kasih sayang seorang ayah walaupun hanya sebentar,aku sangat mengingikan nya tuhan" matanya terpejam,lisa menikmatai hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Tak berapa lama lisa merasakan banyaknya tetesan air yang jatuh mengenai wajahnya. Matanya perlahahan terbuka.

"Lihatlah semesta saja ikut menangisi mu lisa" gumamnya pelan diakhiri senyuman.

Tubuhnya perlahan bangkit. Kakinya mulai berjalan melewati jalanan sepi itu dengan ditemani derasnya air hujan. Lisa tidak berniat berhenti untuk berteduh, walaupun tubuhnya mulai menggigil,dia terus saja berjalan dan membiarkan besarnya tetesan air hujan itu mengenai tubuhnya,lisa hanya ingin menyamarkan rasa sakit dihatinya dengan itu.

Sampai pada akhirnya langkahnya berhenti tepat didepan rumah megah jennie.

Lisa menatap sebentar bangunan megah itu sebelum memutuskan untuk masuk kedalamnya.

Katika tangannya baru saja akan menyentuh knop pintu untuk membukanya tidak jadi karena pintu itu sudah ada yang menariknya dari dalam.

"Lili" panik rose ketika melihat lisa yang sudah dalam keadaan basah kuyub."kau kehujanan atau bagaimana?,haiss kau bisa sakit ayo cepat masuk" rose segera menarik tangan lisa.

"Kemana jung ahjusi,kenapa dia membiarkanmu kehujanan" rose terus saja menggerutu namun lisa mengabaikannya.

"Ayo cepat buka bajumu" perintah rose karena sedari tadi lisa diam saja,hal itu cukup membuatnya khawatir."bilas pakai air hangat agar tidak terlalu dingin,tunggu eoh unnie akan menyiapkan pakaianmu dulu" rose keluar dari kamar mandi lisa untuk menyiapkan pakaian.

Lisa keluar dengan menggunakan bathrob.

"Pakai ini eoh,agar tubuhmu lebih hangat" rose memberikan pakaian tebal untuk lisa,tak lupa dia juga membantu memakaikannya.

Setelah semuanya selesai rose mengajak lisa duduk. "Sini duduk dekat unnie" lisa menurut dia mendudukan bokongnya tepat didepan rose. Rose langsung merengkuh tubuh lisa dari belakang. "Nah seperti ini kan enak untuk dipeluk" rose mendekap erat tubuh lisa.

"Tadi bagaimana jalan-jalannya?"

"Seru unnie"

"Benarkah,lili baik-baik saja kan?"

"Ahahaa pertanyaan macam apa itu unnie,tentu saja lili baik-baik saja" lisa segera menghapus air matanya yang kembali keluar karena mendengar pertanyaan rose."kau membuatku tertawa sampai menangis unnie ahaha". Rose tertegun menyadari tingkah aneh lisa,dia diam saja dengan mata yang terus memperhatikan lisa yang saat ini terlihat sibuk menghapus air matanya yang terus saja keluar dari matanya. "Haha kenapa air mata ini t-tidak mau berhenti" lisa masih berusaha menyembunyikan rasa sedihnya dengan tertawa keras,namun rose masih bisa melihat kebohongan yang berusaha lisa tutupi.

"Unnie tau kau berbohong,jika ingin menangis,menangislah lisa".

"An-niya a-aniya unnie hiks hiks" tangisan lisa pecah sudah. Rose yang melihat itu segera mendekap kembali tubuh adiknya.

"Iyah tidak apa-apa lili tidak apa-apa menangislah jika setelahnya membuatmu tenang" bisa rose rasakan tubuh adiknya bergetar begitu hebat.

"Unnie hiks hiks"

"Unnie disini lili unnie disini" tangan rose ngusap lembut kepala lisa.

"Unnie t-tadi aku melihat dad- aniya a-apa aku boleh memanggilnya seperti itu hiks" lisa melepaskan dirinya dari dekapan rose. "a-aku melihatnya bersama ke-keluarga kecilnya unnie". Mata Rose berkaca-kaca. "Unnie tau?,a-aku mempunyai seorang a-adik unnie,nama nya yerim,dia masih kecil unnie,wajahnya terlihat cantik" lisa menjeda ucapanya karena membayangkan pertemuan pertamanya dengan keluarga taehyung tadi. "Aku t-tidak membencinya unnie sungguh,aku iri melihat kasih sayang yang dia dapatkan dari ayahnya, sungguh unn-nnie aku juag cukup tau diri jika aku hanyalah anak har-"

"Cukup lisa!" terdengar teriakan dari arah pintu yang ternyata itu adalah suara jennie yang terlihat sedang berdiri didepan pintu. Matanya terlihat berkaca-kaca bahkan tanganya terlihat meremas dengan kuat ujung bajunya sendiri. Jennie baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya.

"An-niya itu faktanya jika a-aku an-"

"Mommy bilang cukup! berhenti berbicara apa kau tidak mendengarnya!" suaranya terdengar menggelegar diruangan itu.

"Tenangkan dirimu unnie" pinta rose.

"Lupakanlah pertemuanmu dengannya lisa,mommy mohon karena itu hanya akan menyakitimu" jennie dengan perlahan melangkah mendekati lisa.

"MOMMY DISINI LiLi" air mata luruh dipipinya,suaranya terdengar parau.
"Mommy disini untuk mu" jennie segera mendekap tubuh anaknya. Lisa tak kalah erat mendekap tubuh jennie.

"Maaf kan mommy atas rasa sakit yang lili rasakan selama ini, maaf mommy hanya memberi luka untuk lili,maaf mommy belum bisa membahagiakan lili,maafkan mommy atas semuanya lili" jennie menangis dipelukan lisa.

"Mianhe mom,lili belum bisa menjadi putri yang membanggakan"

"Lili harus tau,lili segalanya untuk mommy,mommy sangat bahagia  mempunyai lili, mommy bangga mempunyai putri yang sangat hebat ini" jennie menciumi pucuk kepala lisa.

"Mommy,mommy mommy" rancau lisa dipelukan jennie.

"Mommy disini baby mommy disini"
Jennie menenangkan lisa yang berada didekapannya dengan usapan. "tidurlah baby,bangunlah dengan perasaan yang lebih baik" jennie terus saja menghujami anaknya dengan kecupan dikepalanya.

Jennie yang merasakan anaknya sudah tertidurpun dengan perlahan menidurkan anaknya keatas kasur.

"Unnie,rose turun kebawah dulu" pamit rose,jennie hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Jennie memandangi wajah lelah lisa,matanya terlihat sembab karena terlalu lama menangis,hidungnya yang mancung juga terlihat merah.

"Terima kasih baby,telah hadir dikehidupan mommy" jennie mencium lama kening lisa.

"Mommy menyayangi mu" bisiknya tepat ditelinga lisa.


And...
















Ehh engga ding :-P

Shipmom jenlisa.

Mommy DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang