Selamanya

180 20 23
                                    

Jeongyeon, kondisinya sangat memprihatinkan.

Sudah setengah tahun lamanya ia ditinggal sang kekasih, Mina. Semua itu karena Mina mendapat pesan dari Sana sebuah foto dimana Jeongyeon tengah bercumbu dengan seorang wanita di bar.

Sekeras apapun Jeongyeon mengelak, Mina tidak percaya sama sekali karena memang ada gosip mengenai Jeongyeon dengan wanita itu, Bona. Salah satu investor di perusahaan Jeongyeon.

Adik-adiknya begitu marah dengan Jeongyeon. Dahyun, Chaeyoung, dan Tzuyu sangat menyayangi Mina karena Mina telah menjadi sosok ibu pengganti bagi mereka. Mereka bahkan sempat memukul hyung mereka sendiri sampai harus di lerai para kekasih mereka.

Terutama Tzuyu yang memang bersama Sana ketika melihat Jeongyeon bercumbu dengan Bona.

Jeongyein terus berupaya agar Mina kembali padanya. Ia sangat mencintai Mina. Ia kian terpukul sehabis bertemu ketiga adiknya.

.

"Kamcagi! Jeong!" Teriak Jihyo sepupunya yang diutus appa Jeongyeon untuk mengecek keadaan Jeongyeon.

Apartemen Jeongyeon begitu gelap. Jihyo menyalakan lampu dan sedikit bingung karena apartemennya sangat rapi seperti apartemen baru tidak berpenghuni. Ia berjalan menuju kamar Jeongyeon.

"Jeong??" Ia membuka pintu, "Jeongyeon!!!!"

Jeongyeon tergeletak tak berdaya di lantai dengan mulut berbusa dan pergelangan tangan berdarah. Darahnya masih segar. Dengan panik Jihyo menelfon ambulan berharap ia sempat, berharap Jeongyeon bisa di selamatkan.

.

"Mina?"

"Kau ..."

"Apa kabarmu? Apa kabar Jeongyeon?" Mina menatap tajam Bona. Ya, Bona yang menghancurkan hubungannya dengan Jeongyeon.

"Tidak salah menanyakannya padaku?? Setelah malam dimana kalian bercumbu harusnya dia sudah jadi milikmu kan??!" Suara Mina yang agak tinggi menarik perhatian orang-orang disekitar.

"Mina, kau salah paham. Malam itu kita mabuk dan dia juga mengira aku adalah kau."

Mina agak terkejut,"Maksudmu?!"

"Ya, kau salah paham, Mina. Kita sama-sama dewasa bukan? Ku harap kau mengerti. Lagi pula aku sudah memiliki tunangan dan sedang mengandung." Ucap Bona.

Hati Mina melunak, tapi semua terlambat, ia sudah bertunangan dengan Jeno sebulan yang lalu dan akan menikah 2 bulan lagi. Walau hatinya masih milik Jeongyeon, saat itu dia sangat kacau dan tanpa berpikir menerima lamaran itu.

"Kalau begitu aku permisi. Sekali lagi maafkan aku ya." Bona melenggang pergi menyusul tunangannyanyang menunggu di lobi.

.

Mina tengah menunggu Nayeon, Momo, dan Sana di cafe karena sudah janjian.

"Lama sekali mereka ..."

Tiba-tiba Nayeon datang berlari dengan wajah panik dan penuh air mata. Beberapa pengunjung sampai memperhatikan mereka.

"Unni kenapa?! Apa yang terjadi? Mana Momo dan Sana??"

"Mina ... Hiks, ikut unni. Hiks ..."

"Ada apa unni?"

"Jeongyeon ..."

"Ada apa?!"

Nayeon menarik Mina dan segera menuju rumah sakit.

.

"Ini salahku ..." Gumam Dahyun lalu menjambak rambutnya sendiri.

"Hei, jangan begitu." Ucap Momo.

"Harusnya aku tidak membentaknya saat tak sengaja bertemu di supermarket. Harusnya aku tak bilang untuk mati saja dan jangan mengganggu Mina nuna lagi."

"Kapan kau bilang itu hyung?" Tanya Chaeyoung.

"3  hari lalu."

Mata Chaeyoung membulat. Itu adalah saat dimana Jeongyeon menghampirinya di galerinya dan ia mengusir Jeongyeon.

"Tidak ..." Lirih Chaeyoung. "Itu salahku, aku mengusirnya hari itu, dia memohon maaf dan bantuan. Tapi aku bilang padanya Mina nuna sudah bertunangan dan akan menikah, tidak ada kesempatan lagi untuknya. Hiks, aku adik yang jahat."

Tzuyu hanya bisa memejamkan matanya, harusnya saat itu ia menghampiri Jeongyeon agar tidak bercumbu dengan Bona. Harusnya ia bisa selesaikan tanpa mengatakan pada nunanya.

"Harusnya hyung marah sama kita, harusnya kita bantu hyung." Lirih Tzuyu.

"Sudahlah, doakan hyung kalian. Jeongyeon sangat menyayangi kalian, dia tidak akan marah pada kalian." Ucap Jihyo.

"Ne hyung ..." Jawab dachaetzu serempak.

Short Story: Jeongyeon & TwiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang